16. Mulai?

14.3K 1.7K 73
                                    

Apresiasi kalian ya momz, vote sama komen.

Enjoy it🌼

———

Renjun menatap jepitan kelinci di tangannya dengan senyum pahit, jujur dia sangat merindukan teman-temannya dan bahkan tidak sadar kalau kehilangan benda kecil itu. 

Senyum kecut menghiasi bibirnya, apa dosa Renjun sebegitu besarnya? Sampai rasa tenang pun sulit dia dapatkan beberapa tahun belakangan ini, ah.. tiba-tiba dia rindu dengan Mama dan Babanya.

"Renjun."

"Ya?"

Jeno menghembuskan napas berat, atmosfer di mobil itu terasa sangat suram.

"Berhenti bertingkah seperti itu."

"Seperti apa yang kau maksud Tuan Lee?" tanya Renjun tidak bersemangat.

Jeno mengeratkan genggamannya di kemudi, sudah dibilang Jeno benci dengan sebutan itu jika Renjun yang mengatakannya.

Sedangkan Renjun masih kesal juga sedih saat mengingat apa yang di katakan Jeno tadi.

Beberapa menit sebelum sampai di kantor Jaemin.

"Apa Mamamu masih ada di kantor Jisungie?"

Jisung mengangguk sambil memainkan kancing di kemeja yang Renjun pakai.

Renjun langsung tersenyum cerah sambil mengeluas belakang kepala Jisung, oh ayolah, submisif manis itu ingin bertemu dengan temannya, sesaat lupa kalau dirinya hanyalah tawanan Jeno.

"Siapa yang memberimu izin untuk itu?" tanya Jeno sarkas.

Renjun langsung memutar wajahnya ke arah Jeno, astaga, dia lupa dengan keadaannya saat ini.

"Jeno.. aku hanya akan menemui Jaemin sebentar."

"Dan apa kau kira dia akan melepaskan dirimu begitu saja setelah itu? Aku tidak bodoh Huang, kau tidak bisa menipuku."

Demi apapun, Renjun sama sekali tidak berniat untuk menipu Jeno.

"Aku--"

"Kenapa Paman melarang Renjun Hyung untuk menjumpai Mama?" Jisung memotong kalimat Renjun dan berbicara sambil menatap Jeno tanpa takut.

Jeno melirik ke arah Jisung, lalu kembali melihat ke arah jalanan, mereka hampir sampai.

"Jika kau menjauh dari kuselangkah saja, anak ini akan kubawa ke pulauku, aku yakin Jungwoo Hyung akan suka jika ada anak kecil di sana." ancam Jeno tanpa menjawab pertanyaan Jisung.

Tanpa sadar Renjun mengeratkan pelukannya pada Jisung. Jangan, tolong jangan libatkan siapapun.

"Jangan lakukan itu, aku tidak akan ke mana pun." kata Renjun pelan.

Diam-diam Jeno tersenyum penuh kemenangan, ya dia menang lagi sekarang.

Setelah beberapa saat, akhirnya mereka sampai di depan gedung yang menjulang tinggi, kantor Jaemin. Jujur Renjun sangat jarang ke tempat ini, orang-orang di sana pasti tidak ada yang mengenal dirinya.

Walau pun dia pernah menjadi Huang yang kaya raya, tapi hidup Renjun sangat  privasi.

Setelah melihat kepergian anak berumur empat tahun itu, Renjun hanya bisa mengghela napas berat.

"Renjun.."

Renjun masih diam, melamun lebih tepatnya.

"Huang."

I Will Not Let You Go [NOREN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang