35. Tamu tak diundang

8.4K 903 90
                                    

Vote dan komen jangan lupa!!

Enjoy it~

---

Jungwoo masih di rumah sakit, tentu saja, kondisinya masih belum begitu pulih, tali infus bahkan masih menancap di atas kulit pungung tangan kirinya.

Hari ini dia habiskan paginya hanya di dalam kamar, menolak ajakan berjemur dari para suster, menunggu sosok lain yang berjanji akan mengunjunginya sebentar lagi.

Jungwoo memilih untuk membaca buku, belakangan ini, suara televisi terlalu berisik untuknya.

"Imo!"

Kepala Jungwoo menoleh saat mendegar sebuah suara nyaring yang datang dari arah pintu dengan memanggil namanya.

Dua sosok yang satunya sedang dia tunggu, masuk dengan senyum paling cerah.

Yang lebih kecil berjalan menuju Jungwoo sambil menenteng sebuah paper bag, "halo, Imo."

"Halo, Jisungie."

Renjun masuk dengan hati menghangat, setidaknya kondisi Jungwoo terlihat lebih baik sekarang.

"Maaf ya Hyung, aku baru bisa menjengukmu sekarang, aku terpaksa membawa Jisung karena Mamanya sedang ada meeting penting." Renjun berjalan menuju nakas, lalu meletakkan barang bawaannya.

"Kenapa minta maaf? Aku mengerti kok, lagi pula aku senang karena Jisung di sini." Jungwoo menoleh ke arah anak kecil itu, "terima kasih sudah mau menjenguk Imo."

"Hehe, sama-sama Imo, ini untuk Imo. Aku dan Papa membelinya sebelum ke rumah Renjun Hyung."

Tangan kecil itu terangkat, menyerahkan paper bag yang sejak tadi dia pegang ke hadapan Jungwoo.

Si manis menerimanya dengan senang hati, Jungwoo selalu suka semua afeksi yang Jisung berikan kepadanya, hitung-hitung mengobati rindu hatinya.

"Wah, sekali lagi Imo berterim kasih. Apa ini?"

Jungwoo mengintip ke dalam paper bag itu, bisa dia lihat sebuah kotak berwana pastel di dalam sana.

"Macaron." Jawab Jisung.

Renjun yang melihat itu mengangguk, membiarkan dua orang berbeda usia itu untuk saling bercengkrama.

Sedangkan dirinya yang sedikit diabaikan, memilih untuk mengganti bunga yang bertengger di dalam vas ruangan itu dengan yang baru.

"Pasti enak." Ujar Jungwoo seraya tersenyum ke arah Jisung.

"Iya! Ada lagi Imo, buka, ambil macaronnya, di bawahnya ada rahasia yang harus Imo temukan."

"Harta karun Jisungie, rahasia tidak boleh dicari, harta karun yang seharusnya dicari." Sahut Renjun yang kini tengah membuka bunga baru dari bungkusnya

Jungwoo dan Jisung kompak menoleh.

"Iya, harta karun, ayo Imo, buka." Anak laki-laki itu kian semangat, bahkan tanpa sadar menjinjit sambil memegang ujung paper bag itu agar dirinya bisa ikut melihat isi di dalamnya.

Si manis Kim terkekeh mendengar hal itu, "apa sih harta karunnya?" Tangan lentiknya mengambil kotak macaron di dalam sana, mengeluarkannya, untuk melihat benda apa yang membuat Jisung begitu bersemangat seperti ini.

Setelah kotak berisi kue warna warni itu keluar, sebuah kertas menyita pengelihatan Jungwoo.

Lelaki itu menoleh ke arah Jisung yang kini malah melihatnya dengan senyum lebar, "buka, Imo.." tiba-tiba anak itu berbisik.

Jungwoo hampir terkekeh melihat hal itu, diraihnya kerta misterius itu, lalu melihat apa yang tersaji di dalam lipatannya.

Senyum Jungwoo yang sempat merekah, kini hilang untuk sesaat, perlahan kepalanya menoleh ke arah Jisung dengan tatapan sulit diartikan.

I Will Not Let You Go [NOREN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang