29. Ada apa?

11.5K 1.4K 48
                                    

Vote dan komen~

Enjoy it!

---

Renjun menggeliat ditidurnya, ntah setan apa, tapi kesadarannya tiba-tiba muncul, lalu membawanya pergi dari manisnya bunga mimpi malam itu.

Renjun mengerjap, lalu meraba samping tempat tidurnya.

Kosong.

Jeno tidak ada di sana.

"Eung? Ini masih jam setengah enam subuh, ke mana dia?" Guman Renjun sambil duduk.

Renjun memilih untuk bangkit dari tempat tidur, lalu berjalan ke kamar mandi untuk membasuh wajah dan menggosok gigi, mandinya nanti saja, ini masih pagi buta, airnya terlalu haram untuk disentuh saat waktu itu.

Dingin maksudnya.

Setelah melakukan semuanya, Renjun kembali berjalan ke arah kasur, berniat untuk membersihkannya, aneh tapi belakangan ini Renjun agak sensi dengan hal yang berserakan.

"Aku akan tetap menjaga Jungwok Hyung."

Renjun merengut bingung saat mendengar suara Jeno dari balkon kamar mereka-kamarnya maksudnya, Jeno hanya menumpang tidur setiap malam saja di sana.

"Tidak akan, aku sudah berjanji pada Jae Hyung."

Sambil membersihkan kasurnya, telinga Renjun langsung aktif dengan otomatis, secara tidak sengaja mendengar semua omongan Jeno di telfon itu dengan ntah siapa.

"Jangan bahas hal lain! Semua ini tidak ada sangkut pautnya dengan orang-orangku brengsek!"

Jeno terdengar marah di luar sana, Renjun agak mengintip, dapat dia lihat kalau salah satu lengan Jeno meneremat kuat peyangga balkon itu.

Jeno menghela napas, lupa kalau dia harus menahan emosi.

"Kuberi tahu satu hal." Jeno tampak menarik napasnya sedikit. "Jungwoo Hyung bukan lagi seorang Jung, jadi berhenti untuk melibatkannya. Kita akan melindunginya bagaimana pun caranya, jadi.. Lakukan saja tugas kalian dengan baik."

Jeno terlihat agak gusar di luar sana, Pria Lee itu mulai berjalan mondar mandir dengan perlahan, walau Renjun tidak melihat wajahnya, tapi aura Jeno seakan diliputi oleh amarah besar.

Kenapa dia membahas Jungwoo Hyung? Apa terjadi sesuatu yang buruk?

Renjun melihat Jeno yang tiba-tiba berhenti dari mondar mandirnya, perasaan khawatir mampir ke hati Renjun.

"Tidak akan kubiarkan hal itu terjadi, dia tak ada hubungannya dengan ini, kepala keluarga Huang menjaga permatanya dengan baik."

Renjun menegang saat mendengar marganya disebut oleh Jeno.

Siapa yang Jeno maksud? Apa dirinya? Memang yang bermarga Huang bukan hanya dia, tapi..

"Ya, nanti kuhubungi lagi."

Setelah itu, Jeno mematikan ponselnya, mengantongi benda pipih itu, lalu berbalik, berniat untuk masuk ke dalam kamar lagi, udara pagi ini sangat menusuk tulang rasanya.

Tubuh Jeno sedikit tersentak saat menemukan Renjun yang berdiri diam sambil menatapnya.

"Ah, mengagetkan, kau sudah bangun?"

Renjun mengerjab, lalu mengangguk pelan sebelum akhirnya berbalik dan berjalan kearah meja rias, hanya ingin membereskannya sedikit. Karena memang diatas meja itu hanya ada beberapa benda, tidak ada make up karena Renjun atau Jeno jelas tidak akan memakai benda-benda itu, paling sering juga bedak padat dan liblam, itu pun hanya Renjun yang mengunakannya.

I Will Not Let You Go [NOREN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang