19: cemburu?

4.4K 194 5
                                    

malam, selamat membaca!
1:00

setelah semalam diobati oleh Syeilla kini keduanya tampak berangkat sekolah bersama. Syeilla pun juga sudah terbiasa dengan tatapan murid-murid SMA Bratajaya yang menatapnya dengan berbagai macam tatapan. awalnya mood Syeilla tampak baik - baik saja berangkat bersama Deva tapi, seketika langsung berubah menjadi badmood karena...

"hai Deva!" sapa perempuan cantik itu dengan membawa paperbag ditangannya.

Deva menyerngit. "ada apa?" tanyanya to the point.

"aku mau mau bilang makasih sama kamu yang semalem. oh iya ini ada bingkisan sedikit buat kamu, dibuka ya,"

"yaudah deh kalau gitu itu aku lagi buru-buru jadi aku duluan ya, bye! nanti kita ketemu di kantin, see you," lanjut perempuan itu setelah memberikan paperbag nya kepada Deva.

"thanks ya!" jawab Deva yang menerima paperbag itu.

Syeilla yang melihat interaksi keduanya merasa kesal karena dirinya berasa tidak dianggap di sini.

"waduh enaknya pagi-pagi udah dapat bingkisan aja tuh," celetuk Andres yang tiba - tiba sudah ada di belakangnya bersama dengan teman-temannya yang lain.

Syeilla dan Deva sontak berbalik menatap ke arah mereka.

"enak ya jadi orang ganteng setiap hari dapat bingkisan terus, udah dari yang itu belom lagi dari yang lain juga banyak. boleh kali bagi-bagi Dev," timpal Abi menatap paperbag yang ada ditangan Deva dengan minat.

Syeilla yang mendengar penuturan Abi barusan semakin kesal, ia berusaha sebisa mungkin untuk menahan kekesalannya itu.

dasar buaya darat! kesal Syeilla dalam hati.

Deva menetap paperbag yang ada di tangannya. "nih," ucap Deva seraya menyerahkan paperbag nya.

Abi tersenyum manis. "nah gini kan baru enak nih jadi tambah ganteng deh lo unch," ucapnya sambil memonyongkan bibirnya kearah Deva.

Deva langsung saja menghindar ketika Abi hendak menciumnya.

Kenzo yang melihat itu menggeplak kepala Abi. "geli goblok!"

"kenapa sih beb? mau dicium juga?" goda Abi pada Kenzo.

yang lain bergidik ngeri tanpa terkecuali Syeilla.

"NAJIS!"

Deva menghela nafasnya, cape melihat kelakuan teman-temannya. kemudian tatapannya melihat kesamping, dimana Syeilla hanya terdiam sedari tadi.

Deva menarik tangan Syeilla untuk segera pergi dari sana tanpa memperdulikan teman-temannya dan mengantarkan Syeilla ke kelasnya.

"buset nyelonong bae," ucap Nico menatap kepergian Deva bersama Syeilla.

"bos mah bebas," timpal Raffa.

"enak kali ye jadi Deva, jadi pengen deh hari ngerasain jadi dia," ucap Abi berangan-angan.

Nico menatap jengah ke arah Abi. " bangun lo! mimpi lo ketinggian!" ucap Nico sambil mengibas-ngibaskan tangannya ya di depan muka Abi.

dengan kesal Abi menepiskan tangan Nico dari depan wajahnya. " bangsat lah emang."

yang lain hanya tertawa melihat muka kesal Abi.

di lain sisi Syeilla menyentak tangan Deva yang terus menariknya. "lepasin!"

Deva berbalik menatap Syeilla dengan bingung. "ka Deva gak usah nganterin Syeilla ke kelas, mending ka Deva balik aja deh sama temen-temen kakak," ucap perempuan itu datar.

DEVARA : pieces of the past Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang