Sembilanbelas

544 13 1
                                    

Ria's pov

"Long time no see ya, Oni!" suara lembut itu membuatku tersadar siapa yang menyapa aku, David, dan Tania tadi.

Haruskah sekarang dia muncul dihapan kami? Demi Tuhan aku belum mempersiapkan apa pun! Dengan sigap aku langsung berdiri di hadapan David. Walau badanku lebih kecil dari David dan tidak bisa menutupi David tapi setidaknya David tidak terlalu terlihat.

"Well... Aku tak pernah berpikir kau akan kembali ke kota ini Vic.." kataku seraya menatapnya

"well... Sejauh atau selama apa pun aku pergi dari kota ini, pasti aku akan kembali lagi, Oni" katanya

"Don't you dare call me with that name, Vic!" seruku tak suka

"Woahh.. Easy little girl... Haha..."

"Do not mince words! What's your business?"

"What?"

"Oh ayolah... Sangat gak mungkin kamu kembali kesini cuma mau bilang 'hai' atau 'long time no see' Vic."

"Haha.. You really know me little girl!" katanya yang kubalas dengan dengusan.

"Well...." tiba-tiba saja pandangannya mengarah pada seseorang yang berada di balik tubuhku.

"Apa kau tidak ingin memperkenalkan laki-laki yang berada di belakangmu itu kepadaku, Oni?" tanyanya dengan senyman yang bagiku sangat menyeramkan itu.

"TIDAK! Aku tidak akan memperkenalkan siapa pun kepadamu di sini! Jadi, lebih baik kau pergi sekarang!" jawabku dan aku merasa David menyentuh lenganku, aku pun membalasanya dengan tatapan -diam saja nanti akan kujelaskan-

"Oh come on, Oni... Kenapa jutek banget sih sama aku? Kita kan udah lama gak ketemu" katanya dan lagi-lagi aku hanya bisa mendengus

"Bahkan kau tidak memelukku. Apa kau tak rindu denganku?" tanyanya

"Aku tak sudi rindu padamu!" jawabku

"Mengapa kau jahat sekali, Oni?" tanyanya dengan air mata yang telah mengembang.

"Ria... Enough..." tiba-tiba David ikut berbicara.

"Are you okay?" tanya David pada Victoria. Kenapa David perhatian gini sih ke Victoria? Jangan-jangan David sudah jatuh cinta kepada iblis ini. Tidak! Tidak boleh! David hanya milikku!

"Sudahlah Dav! Kau kan ada kelas sekarang! Lebih baik kau segera ke kelas kalu tidak ingin telat!" kataku mengusirnya secara halus

"Tapi......." dapat terlihat David enggan meninggalkan aku dan juga Victoria di sini

"Dosennya itu sekarang pak Bram kan? Yang galak itu?" tanyaku

"Ah iya ya... Yaudah aku masuk.kelas dulu ya, ayo Nia"

Setelah David menghilang dari pandanganku, aku kembali memfokuskan diriku pada Victoria Yamada ini.

"Jauhi David, jauhi semua yg berada di sekitarku Vic! Kalau perlu kau pergi jauh dari kota ini dan jangan kembali lagi!" kataku penuh penekanan

"Jadi, namanya David. Thanks infonya. Anyway, kalo aku gak mau pergi dari kota ini bagaimana? Dan bagaimana jika aku tidak ingin menjauhi David?"

"Kau akan menyesal Victoria!" seruku seraya pergi

"Aku gak akan nyesel asalkan aku bisa terus bersamamu my sister" serunya yang masih dapat kudengar.

Tania's pov

Benarkah itu? Benarkah Victoria Yamada adalah saudaranya Ria? Tapi, bukankah selama ini Ria selalu mengatakan bahwa ia tak memiliki saudara? Semua ini membuatku bingung.

Sebenarnya saat tadi David mengajak aku untuk segera ke kelas aku pamit ingin ke toilet terlebih dahulu, namun kenyataannya adalah aku malah mencuri dengar pembicaraan antara Ria dengan Victoria. Sungguh aku tak bermaksud untuk tidak sopan kepada mereka, hanya saja rasa penasaranku sangat besar. Aku sungguh penasaran ada hubung macam apa diantara mereka.

Tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menepuk bahuku.

"Holla~"


Terima kasih untuk kalian yang masih setia menanti untuk membaca cerita ini:') semoga kalian ga kecewa sama part ini, maaf jika typo bertebaran:') Don't forget to leave comments and vote ;)

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang