Tujuh

620 26 0
                                    

Tania's pov

Setelah kejadian di cafe kemarin aku, Ria, dan David selalu bersama.

Seperti biasa setelah pulang kuliah kami tidak langsung pulang melainkan bermain dulu di cafe langganan kami. Sepertinya kami terlalu asik mengobrol dan bercanda sehingga lupa waktu. Langit sudah menjadi gelap sudah waktunya kami untuk pulang. Diantara kami, akulah yang berbeda arah pulang diantara mereka.

"udah gelap nih. Aku anter pulang deh yuk Nia." kata David. Aku sungguh merasa senang namun juga merasa tak enak pada Ria.

"gak usah Dav. Rumah aku kan beda arah sama kamu. Kamu anterin Ria aja" kataku

"gini nih kalo mobil lagi di bengkel. Jadi gak bisa nganterin dua-duanya kan." keluh David

"hahaha... yaudah, kamu anterin Nia aja Dav. Aku gak apa-apa sendiri aja" kata Ria. Astaga Ria ini benar-benar berhati malaikat.

"engga Ria... pokoknya aku maunya kamu yang dianter pulang.."kataku

"tapi Nia.... nanti kamu diapa-apain di jalan." aduh si Ria ini... yang wajahnya lembut kan dia pasti dia lah yang bakal diapa-apain aku kan mukanya nyolot.

"Dav, kamu kasih tau deh sama Ria siapa yang mukanya lebih kalem dan badannya lebih kecil.." kataku gemas

"hahahahaha.... udah udahh.. sekarang aku anter kamu aja Ria. oke! gak ada penolakan." dan akhirnya Ria pun mengalah

"hati-hati ya dav bawa motornya. Kalo David ngebut-ngebut gak jelas tonjok dari belakang aja ya Ria! hahaha" kataku

"iya Nia.. kamu juga hati-hati yaa..." kata mereka bersamaan. sungguh bahagia memiliki sahabat seperti mereka.

hhh.. aneh sekali masih sore tapi sudah jarang kendaraan lewat.. ya walau sudah gelap tapi tetap saja masih sore. kataku dalam hati.

Biar kujelaskan sedikit lingkungan sekitar cafe ini. Cafe ini terletak di dekat kampusku dan dikelilingi oleh pepohonan yang rindang hingga membuat teduh pada siang hari, namun menjadi seram pada saat hari sudah gelap. ah memikirkan suasana di sini membuatku sedikit takut. Lebih baik kupercepat langkahku. Ya, aku sedang berjalan saat ini, aku sudah bilang kan bahwa saat ini jarang sekali ada kendaraan yang lewat.

kreekk... *suara semak-semak*

Aku menoleh ke sumber suara. Entah mengapa perasaanku menjadi tak enak sekarang. Aku memperhatikan semak-semak, namun tak kutemukan tanda apa-apa. Mungkin hanya karena tertiup angin. pikirku. Aku mulai melanjutkan langkahku. aku merasa sedang diikuti sekarang. Namun, saat aku menoleh ke arah belakang tak ada siapapun di sana. Aku pun melanjutkan langkahku, namun kali ini lebih cepat dan lebar. Lagi-lagi aku merasa ada yang mengikutiku. Aku menoleh lagi ke arah belakang dan hasilnya masih sama. Tak ada siapapun di sana. Namun, saat aku menoleh ke depan aku terkejut mendapati dia ada di hadapanku saat ini dan sedang tersenyum ke arahku. Tunggu. Itu bukan sebuah senyuman. Itu sebuah seringaian yang menyeramkan.

"kau... apa yang kau lakukan di sini?" Tanyaku padanya

"untuk memberitahumu bahwa kau sudah melewati batas." jawabnya dengan suara rendah yang menyeramkan

"maksudmu?" tanyaku tak mengertu

"you will know later" jawabnya seraya berjalan ke arahku. Perasaanku menjadi tak enak. Tapi, tak mungkin dia berbuat sesuatu yang jahat padaku kan?

"aku tak meng---" belum sempat aku menyelesaikan perkataanku dia sudah menyekapku dengan saputangan yang sepertinya sudah di berikan obat, karena setelah itu aku tak bisa melihat dan merasakan apa-apa. Semuanya menjadi gelap. Hitam pekat....

haiiii.... gue balik lagi nihh.... hahaha maaf lama ya hahaha... InsyaAllah abis ini saya akan usahakan untuk cepat mengepost kembali.. *gayanya kayak udah banyak yg baca aja* oiyaa gue minta tolong kalian yg baca jangan diem-diem aja yaa, tolong berikan kesan pesan dari cerita ini hehe vote juga kalo boleh oke dehh segitu aja cuap-cuapnya thanks ya yang udab mau baca

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang