Enambelas

854 18 1
                                    

David's pov

Akhir-akhir ini semenjak Nia ditemukan, Nia menjadi aneh. Nia sering mengatakan bahwa Ria lah dalang dibalik semua ini. Tapi, entah mengapa aku tak mempercayai itu semua. Mana mungkin kan, Ria melakukan itu semua? Secara Ria saja selalu menangis dan merasa kehilangan atas apa yang terjadi pada Nia.

"David, please... Percaya sama aku" ah... Dia mulai lagi

"Nia... Kenapa sih kamu ngotot banget? Aku bosen tau gak, dengerin kamu kayak gini terus." kataku

"Dan kenapa kamu gak percaya sama aku?" tanyanya dengan pandangan terluka juga sedih

"Demi Tuhan, Nia! Ria selalu bersamaku saat kau diculik!" kataku setengah membentak. Entah mengapa setelah menemukan Nia, aku jadi suka membentaknya.

"Apa kau juga tidur bersamanya? Tinggal di rumahnya?"

"Ya.... Tentu saja tidak." kataku seraya menggaruk tenkukku yang tak gatal

"Jadi tak ada alasan untuk mengatakan bahwa bukan Ria pelakunya, david"

"Dan tak ada alasan pula untuk mengatakan bawaha Ria pelakunya, Nia!"

"Tapi Dav--"

"Sudahlah, aku lelah" aku pun berlalu dari hadapannya.

Tania's pov

Mengapa susah sekali membuatmu percaya kepadaku, David?

"Well, gimana? Sakitkan?" kata Ria tiba-tiba, yang entah dari mana datangnya. Tak kuhiraukan dia sedikit pun.

"Hey! Aku belum selesai bicara!" katanya lagi

"Lepaskan aku Leoni Karia! Aku tak sudi disentuh oleh tangan seorang musuh dalam selimut!" kataku membentak

"Kau yang memaksaku melakukan ini Tania!" katanya penuh penekanan diakhir kalimat

"Well, bukan salahku jika David mencintai aku dan ingin selalu bersamaku Leoni! Aku lebih cantik dan baik hati daripada kau!" kataku dengan nada sinis

Plak

"Ria?" tanya David bingung. Sepertinya ini kesempatanku.

"David! Dia menamparku..." kataku dengan suara bergetar dan air mata yang mulai mengalir di pipiku. Kenapa David hanya melirikku?

"Kenapa? Kenapa, Tania? Kenapa kau menjadi seperti ini?" kata Ria dengan air mata yang mengalir deras di kedua sisi pipinya.

"Kenapa kau selalu menuduhku seperti itu? Aku memang tadi menamparmu, tapi itu karena kesalahanmu, Tania!" katanya lagi

"Aku tahu, keluargaku memang berantakan. Aku tahu kalau aku tak secantik dirimu. Aku tahu itu semua jadi kau tak perlu mengatakan itu, Tania. Dan, aku memang menyayangi David with all my heart, tapi tidak mungkin aku menculikmu dan menyiksamu hanya karena aku tak ingin melihatmu berdekatan dengan David! Because I also love you with all my heart, Nia." dia pun kembali menangis. Oh Astaga, aku lupa jika Leoni Karia itu seorang Actrees yang hebat.

"APA? Nia, kenapa kau seperti ini?! Sudahlah Ria, lebih baik kita pulang. Kau perlu istirahat." kata David yang diangguki oleh Loeni sebagai jawaban.

Lihatlah, Leoni sudah tersenyum meremehkanku saat David audah memunggungi kami. Seolah-olah dia berkata -lihatlah, kau tak akan menang melawanku. Poor you sweetypie-

Oh Tuhan, haruskah hidupku seperti ini? Apakah aku salah memanfaatkan situasi tadi sehingga Kau tak mengizinkan David membelaku dan percaya kepadaku?

David's pov

Aku tak habis pikir mengapa Nia dengan teganya mengatakan itu kepada Ria. Ah ya, sekarang aku sedang berada di rumah Ria, mencoba untuk menenangkannya.

"Sudah lebih tenang sekarang?" tanyaku seraya merapihkan rambutnya yang berantakan karena keringat yang diakitbatkan oleh tangisannya yang lama berhenti.

Hey, mengapa Ria terlihat cantik dan sexy sekarang? Dengan wajah yang memiliki semburat merah di sekitar mata dan pipinya, mata yang masih sedikit berair, bulu mata yang basah, rambut yang sedikit acak-acakan, dan bibir yang merah menggoda. Oh Astaga, aku ingin sekali mengecup bibir itu.

"Ya, sudah mendingan Dav. Makasih ya, kamu udah mau nemenin aku sampai tenang." katanya dengan senyum tulus

"Apa kau ingin makan? Aku akan masakkan sesuatu untukmu" katanya lagi seraya berdiri. Sebelum Ria beranjak pergi ke dapur, aku menahannya.

"Ada apa Dav? Kau ingin makan apa?" tanyanya

"Aku mau.... Kamu.." tunggu. Tadi aku bilang apa? Oh great! Fool you David! Kataku dalam hati saat menyadari aku menyuarakan isi hatiku tadi.

"Hahahaha.... Kau ini... Bagaimana bisa kau memakanku? Hahaha... Ada ada saja kau ini Dav" katanya seraya beranjak ke dapur

"Bisa! Sperti ini" kataku lalu dengan cepat aku membalik badannya dan mengecup bibirnya yang menggoda itu.

Ria mematung karena tindakkanku yang tiba-tiba barusan. Tunggu. Barusan aku melakukan apa? Oh Tuhan, aku melakukan dua kali kebodohan hari ini.

"Da-David...."


Haiii.... Terlalu cepat? Tak masalah bukan? Hehehe well, semoga hasilnya tak mengecewakan! Terima kasih untuk kalian yang masih setia membaca cerita ini dan memberikan vote serta komennya:) komen dan vote part ini ditunggu ya;)

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang