Tania's pov
Pertama kali aku pindah ke kampus ini, aku takut tak dapat beradaptasi dengan baik. Namun, semua yang aku takutkan tak terjadi. Itu semua berkat David dan Ria. Mereka yang pertama kali menghampiriku dan mengajak aku berkenalan.
Menurutku David orang yang periang dan supel. Berbanding terbalik dengan Ria yang pendiam. Namun, jika kau sudah berteman dekat dengan Ria, kau akan sangat nyaman berteman dengannya.
Hari-hari kulewati bersama mereka. Tapi, waktuku lebih banyak bersama David dibandingkan dengan Ria. Kata David, Ria tidak suka terlalu bersenang-senang. Karena menurutnya itu sama saja membuang-buang waktunya yang berharga.
Semakin lama aku merasa aku benar-benar dekat dengan David. Aku yakin kalian mengerti maksudku. Banyak yang mengatakan bahwa aku dan David terlihat seperti sepasang kekasih. Awalnya aku tak percaya, namun aku tersadar bahwa posisiku terlihat seperti itu. Kalian mau tau bagaimana bisa aku menyadarinya? David adalah lelaki yang diidam-idamkan kaum hawa di kampus ini dan David memiliki fans yang tak sedikit. Akhir-akhir ini aku merasa seperti sedang di bully. Saat aku membuka lokerku, aku melihat terdapat sampah disana. Aku yakin ini adalah salah satu ulah dari fansnya David.
"astaga" pekik Ria. Oh iya, aku kan sedang berjalan dengan Ria.
"siapa yang melakukan ini kepadamu?" tanya Ria
"aku tak tau Ria. Dari tadi kan aku bersamamu" jawabku
"aku akan laporkan ini!" serunya seraya pergi meninggalkan aku. Namun, sebelum ia beranjak pergi aku menahannya.
"sudahlah Ria. Aku tak apa. Tinggal dibersihkan dan semuanya akan beres." ucapku
"tapi...." seperti biasa pasti dia keras kepala. Kalau sudah seperti ini aku pasti segera memotong perkataannya.
"sudah sudahh. Tak ada tapi tapian. sebaiknya kau pulang duluan saja Ria. Aku ingin membersihkan ini dulu." kataku seraya menunjuk lokerku
"tidak tidak aku akan membantumu terlebihdahulu baru aku pulang." ucapnya lagi. Ah Ria memang sahabat terbaikku.
"baiklah terserah kau saja" kataku. Aku dan Ria pun mulai membersihkan lokerku. Ria benar-benar membantuku sampai lokerku benar-benar bersih. Satu jam pun berlalu. Aku dan Ria telah selesai membersihkan lokerku.
"ahh... akhirnya selesai jugaaa... makasih ya Ria! kau benar benar sahabat terbaikku" ucapku girang seraya memeluknya
"hahaha... yayaya, tak masalah Tania. Tapi bisakah kau menyingkir dariku? tubuhmu sangat bau.. hahaha" katanya seraya menutup kedua hidungnya seakan-akan ia sedang mencium bau busuk.
"hahaha baiklah mari kita pulang" aku dan Ria pun pergi dari kampus.
Aku kira kejadian seperti kemarin tidak akan bertambah parah. Namun dugaanku salah. Kejadian ini benar-benar bertambah parah. Sekarang bukan lagi sampah yang memenuhi lokerku melainkan terdapat sayatan-sayatan di sekitar dinding dan terdapat kertas yang ditempel di dinding dalam lokerku dan terdapat tulisan peringatan yang berwarna seperti merah darah, oh tidak, itu benar-benar darah bukan hanya seperti, karena baunya sangat amis. Surat itu berisi: 'Jauhi David kalau kau masih ingin hidup!'
'astaga siapa yang mengirim ini. Apa dia benar-benar akan membunuhku?' gumamku di dalam hati.
♣
Jeng jeng jeng jeng.... Kira-kira siapakah yang meneror Tania? Dan dimanakah David disaat kejadian itu terjadi? Apakah si peneror hanya meneror ataukah dia akan benar-benar melakukan ancamannya? Baca terus cerita ini jika ingin mengetahui semuanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry
Mystery / ThrillerBaru kali ini ada orang yang mau berkenalan denganku dan mau menjadi temanku. Biasanya orang-orang hanya akan melirik ku sekali jika sedang melewatiku, bahkan tak sedikit pula yang tak mengacuhkan aku. Dia berbeda. Aku tak ingin dia pergi dariku nan...