Happy reading 😁😉😋
Kemarau tak lagi memancarkan panas, beribu awan hitam menghiasi tiap hari sebuah kota kecil. Musim kemarau telah berpamit untuk tidak sirna di setiap siang, mungkin hanya waktu sekejap kemarau akan sirna. Sekarang musim hujanlah yang akan menggantikan posisi musim kemarau, mulai dari angin kencang, hujan gerimis, hujan lebat, musim hujan akan menghiasinya. Bergantinya musim ini, menjadikan Andi Gevano tampak memulai cerita asmara baru.
Pagi itu, Andi bersama teman dekatnya berangkat sekolah dengan mobil sedan milik Andi. Seragam putih abu-abu dengan baju di luar celana menjadi ciri khas mereka. Andi seorang anak perusahaan, sikap sombong menjadi acuan dan ketampanan yang menawan memikat para hati wanita. Fakeboy dimilikinya, tiga wanita tercantik telah ia labui, dengan masing-masing dari mereka tidak ada yang tahu kalau Andi mempunyai gebetan lain. Sungguh dia sangat pandai menghipnotis para kaum wanita. Selain tampan, Andi memang mempunyai IQ yang tinggi, bahkan dia pernah ikut lomba kimia antar kabupaten, namun hal itu bukan karena kesopanannya.
Kantin sekolah
"Buk...4 kopi anget Buk...yang bayar Bos Andi." Ucap salah satu teman Andi bernama Andre.
"Oke.. laksanakan." Balas penjaga kantin bernama Bu Salamah.
Jam dinding kantin menunjukkan 06:45, Andi, Andre, Rozi, dan Herul duduk bersama di tempat yang disediakan kantin. Andi menikmati sebatang rokok yang tinggal setengah pada tangan kirinya, sambil lalu membalas pesan yang masuk pada Hp kecilnya dengan tangan kanan. Entah mungkin dia membalas dari salah satu dari tiga ceweknya. Sambil sesekali tersenyum sendiri. Sedangkan tiga temannya masih bercakap-cakap riang dengan obrolannya.
Sekitar lima menit kemudian lewat seorang siswi cantik melewati kantin sekolah. Dengan paras rok mini dan baju yang cukup ketat, serta rambut panjang yang tergerai dan kulit yang putih membuat tiga teman Andi tampak tercengang melihatnya.
"Tuh lihat....cobak." Herul langsung menimpuk Andi dengan mengarahkan kedua telunjuknya ke arah siswa cantik tadi.
"Apaan. Sih." Andi langsung mengarahkan bola matanya ke arah siswi cantik tadi yang sedang berjalan. Seketika Andi tertegun, diam tanpa sepatah pun.
"Langsung sikat.." Timpal Rozi membuat Andi tersadar akan dari lamunannya.
"Cari informasi, kalian bertiga. Saya tunggu jam istirahat." titah Andi ke tiga temannya. Sambil meninggalkan mereka, pergi menuju kelas 12 A2.
###
Bella Shofia nama lengkapnya, panggilan Bella, 12 A1 kelasnya, gak cuek, tidak terlalu pendiam, sering sendirian dengan ditemani sebuah buku yang melekatnya tiap keluar kelas dan gampang direspons. Taman sekolah tempat kebiasaannya meluangkan waktu istirahat. Hal demikian Andi mengetahui sejak temannya memberi tahu kepadanya sejak istirahat tadi.
Kring...kring. Kring...
Jam pulang berbunyi nyaring diujung sekolah. Andi tak lagi bersama 3 temannya. Andi menyuruh untuk pulang duluan. Saat ini Andi sendiri, niat bulatnya akan menghampiri siswa cantik bernama Bella. Andi baru sadar kalau disekolah-Nya ini terdapat cewek cantik lagi dibandingkan dengan 3 gebetannya. Tapi Andi berpikir, kalau Bella itu mirip sekali dengan Abel, gebetan lama yang telah mendahului (meninggal). Namun 40% Andi yakin tidak mirip sama sekali.
Langkah pertama kaki Andi langsung beranjak pergi keluar kelas, dengan tidak langsung menghampiri tempat kebiasaan Bella (taman sekolah). Andi menghidupkan percikan korek dan kemudian melayangkannya ke ujung rokok yang berada di antara dua bibirnya. Kemudian ia hisap dengan santai, sambil menyandarkan bahunya ke arah depan dinding kelas. Perlahan lalu lalang siswa sudah mulai turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBUAH INSPIRASI DARI PENULIS (ANTOLOGI CERPEN) [END]
Short StoryBerawal dari penikmat cerpen, Alhamdulillah dengan izin Allah penulis akhirnya bisa menuangkan pikiran lewat tulisan cerpen ini, ya walaupun tak sebagus karya cerpen sastrawan. SEBUAH INSPIRASI DARI PENULIS, merupakan judul yang penulis gadang-gada...