#14 ANAK BERIBU PERTANYAAN

28 13 1
                                    

Happy reading guys 😊😆😂
Alangkah baiknya membaca basmalah terlebih dahulu..ya.. dan jangan lupa meninggalkan jejak oke
_
_
_



Tak ada mendung, tak ada awan hitam dan cuman ada langit biru terang menderang. Saat itu siang mencampakkan parasnya di kala seperempat hari yang akan siap melawati sore dengan fase namanya senja. Ditambah angin yang terus menggoyangkan pepohonan membuat siang lebih indah dan nyaman dirasakan.

Tak sedikit para penghuni alam mulai menghentikan segala jadwal aktivitas. Menaruh rasa letih dengan masing-masing gaya yang dilakukannya. Seperti mengambil posisi tidur siang, pulang ke rumah kemudian berkumpul dengan keluarga dan lain semacamnya

Tepat di sebuah rumah yang terpang-pang begitu besar menampilkan sosok anak dengan ibunya. Dengan penuh pertanyaan gemilang di pikiran sosok anak kecil perihal tentang menjelang bulan yang penuh berkah dalam kurung bulan suci Ramadhan.

"Bun .... kapan bulan Ramdhan Bun? Andre tak sabar pengen puasa bun." Rengek seorang anak kecil berumuran 6 tahun kepada sang ibunya.

"Minggu depan Nak-" belum selesai sang ibu mengucapkan, raut muka sang anak pun berubah seakan bingung tidak mengerti apa yang di ucapkan ibunya tadi. Dan sang anak langsung bertanya lagi.

"Minggu depan.... itu kapan Bun..?" Anak kecil dengan nama panggilan Andre itu kembali bertanya dengan raut muka yang penuh pertanyaan.

"EM.. minggu depan itu.. nak... 7 hari lagi." Jawab sang ibu sambil mengelus-ngelus pundak anaknya yang lagi duduk di dekat tubuh sang ibunya tersebut.

Kedua insan ini duduk bersama di sofa empuk sebuah rumah mewah. Mereka hidup bersama dengan ayah seorang yang menjabat mentri agama dalam sebuah negara. Di rumah yang penuh nuansa indah dan mewah ini, mereka tidak bertiga menjalani kekeluargaan yang harmonis dan ceria. Tapi ada juga seorang pembantu dan satpam yang juga menghiasi indahnya keluarga ini. Dimana telah menganggap mereka berdua sebagai keluarga sendiri.

Sang anak langsung mengangguk kepalanya sambil meraba-raba ke dua tangannya. Seolah-olah menghitung mulai dari jari kelingking kanan hingga sampai pada jari telunjuk kiri dengan hitungan terakhir ke 7.

Sang ibu yang melihat tingkah anaknya tersebut tersenyum seketika. Serta dengan matanya yang penuh binar membuat hati sang ibu sangat terpancar kasih sayang di lubuk hatinya.

"Oh... jadi Andre bisa puasa tujuh hari lagi ya, Bun?" Sang anak dengan wajah penuh lucu dan imut itu bertanya memastikan, sambil memperlihatkan 7 jari- jemarinya.

"Iya.. anakku.." Jawab penuh lembut ibu dengan mengangguk-mengangguk sambil mencium kening sang anaknya.

"Hore... hore akhirnya Andre akan puasa." Sang anak langsung berdiri dan berucap sambil kegirangan bersorak ria. Sang ibu kembali dibuat menjadi ikut tersenyum dan termenung melihat tingkah laku sang anaknya.

Ning nong...ningnong...ningnong..

Tiba-tiba suara bel dalam rumah tersebut berdentang dan membuka sebuah pintu yang menampilkan seorang laki-laki berpakaian jas hitam, celana yang juga hitam serta kopiah. Dan mengucapkan salam dengan kelopak mata yang menerawang ke arah dua insan di depannya.

"Assalamualaikum." Ucap laki-laki berjas hitam tersebut yang merupakan ayah dari keluarga rumah mewah ini.

"Waalaikumussalam." Jawab bersamaan sang anak dengan ibunya tersebut.

"Ayah..." Sorak sang anak ketika melihat sosok ayahnya yang mengucapkan salam. Kemudian sang anak langsung menghampiri ayahnya dan sang ayah langsung memeluknya dan merangkulnya.

"Ayah.. tujuh hari lagi Andre sama bunda mau puasa yah, .. ayah juga ya?" Dengan sifat yang memang kekanak-kanakan dan juga rasa semangat, sang anak memberitahu kepada ayahnya. Sungguh sang ayah dibuat gemas melihat sosok buah kecilnya ini mau berpuasa.

"Iya..Andre Ayah bakal puasa juga." Sambil mengendong anaknya sang ayah berjalan menghampiri istri tercintanya itu. Setelah menaruh anaknya di dekat ibundanya, sang ayah disalami oleh istrinya dengan diciumnya tangan serta kening sang suaminya tersebut. Kemudian sang ayah duduk di samping anaknya.

"Yah..? kata Ustad... kalo berpuasa bisa dapat pahala yang banyak ya Yah?" tanya penasaran sang anak.

Kedua orang tua anak kecil ini tersenyum bersamaan ketika paspasan saling tatap muka. Sang istri mengisyaratkan kedua alisnya agar cepat menjawab pertanyaan anaknya tersebut.

"Andre... sekali Andre melakukan kebaikan, satu pahala sudah datang kepada Andre. Apalagi nanti Andre nanti setelah melakukan puasa, pahalanya dilipatkan gandakan, semakin banyak. Ditambah satu bulan full Andre berpuasa. Pahalanya.. tak terhitung dah." Jawab sang ayah dengan santai dan tidak terlalu cepat, sambil mengerakkan kedua tangannya membuat sang anaknya lebih pecaya dan semangat.

Sang anak mengangguk dengan anggukan kepalanya dan masih ingin bertanya lagi.

"Ayah.. kata teman Andre lagi... kalo Andre gak puasa, nanti lebaran disembelih ya Yah? Tanya lagi sang anak membuat sang ayah menahan tawanya dengan pertanyaan anaknya ini. Sang ibu pun juga ikut tertawa tapi cuman dengan senyuman yang di tampilkannya.

"Andre... mungkin kata teman Andre tuh.. di akhirat nanti bukan disaat lebaran. Nah yang disembelih ketika lebaran tiba itu hewan kurban seperti sapi, kambing bahkan ada unta juga." Walaupun dengan rasa letih menghantui sang ayah, dia dengan penuh tulus dan kasih sayang menjawab pertanyaan anaknya.

"EM.. jadi temen Andre itu booong ya Yah?"

Sang ayah cuman membalas dengan anggukan dan senyuman.

"Oh.. iya Bun.. menurut bunda... bulan Ramdhan itu apa Bun?" Sungguh banyak mungkin sebuah pertanyaan perihal ramdhan sudah terekam oleh anak kecil ini. Dan kali itu pandangan sang anak berpindah ke arah sang ibu.

Sang ibu awalnya tersenyum sambil mengelus pundak kepala anaknya dan kemudian berucap "Menurut bunda Bulan Ramdhan itu seperti bunga langka yang mekar setahun sekali dan saat kamu mulai mencium aroma harumnya, bunga itu menghilang untuk muncul di tahun berikutnya," dengan santai dan lembut ucapan sang ibu.

Sang anak terus mengangguk-mengangguk kepalanya ya..toh meskipun tersa sulit untuk langsung ia cerna tapi setidaknya sang anak mengangguk-angguk sebisa munghkin paham.

"Kalo menurut ayah.. bulan Ramadhan itu apa Yah?" entah kapan pertanyaan terakhir yang akan ditanyakan oleh anak kecil ini. Dia malah beralih lagi ke arah ayahnya.

Sama dengan gaya sang ibu sebelum menjawab pertanyaan sang anak. Tersenyum, mengelus kepala pundaknya dan berucap.

"Menurut ayah.. bulan Ramadhan adalah waktu untuk mengurangi dosa , bukan berat badan dan bulan ramadhan ini adalah bulan yang penuh ampunan. Apalagi di bulan ramdhan gerbang surga terbuka lebar, sedangkan gerbang neraka tertutup dengan iblis terantai di dalamnya. " jawab juga sang ayah tak kalah saing dengan sang ibu, lengkap dengan penggerakan tangan.

"Intinya kalo Andre Bener ingin puasa pertama harus niat dan semangat pokoknya ya!" tambahnya sang ayah. Sang anak pun terdiam dan tak lagi ingin bertanya lagi. Kemudian sang ayah dan ibu langsung memeluk sang buah hati di tengah-tengahnya mereka berdua.

Walaupun anak-anak yang masih belum mencapai diwajibkan puasa tak ada salahnya untuk mengajarkannya berpuasa. Tapi jika sudah mempunyai sifat semangat akan lebih mempermudah kan anak tersebut menjadi lebih suka dalam melakukan kebaikan. Seperti anak kecil dalam cerita ini. Mempunyai semangat yang bergairah. Maka ayolah pertahankanlah kalo kita memang ingin menjadi orang tua yang baik dan bertanggung jawab. Dan janganlah paksa jika memang tidak mampu, berilah tips atau cara agar anak lebih suka dalam segala hal kebaikan.


SEBUAH INSPIRASI DARI PENULIS (ANTOLOGI CERPEN) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang