#9 TAHU DIRI DONG

77 65 26
                                    


Bumi masih terus berputar mengelilingi matahari. Warna langit yang kian biru kekuningan ini membuat cuaca di sebagian bumi diwarnai. Dan pepohonan menghiasi indahnya alam. Begitu pun dengan dua seorang gadis cantik yang menampilkan gayanya dengan berbeda.

Sebut saja Nita, seorang gadis anti kerudung yang pandai menari jaipong. Juga dijuluki si montok yang menggoda iman, depan-belakang berbentuk yang sangat cocok dalam profesinya (penari jaipong). Sedangkan Mila memiliki yang sebaliknya, si kurus berkerudung tapi rakus. Namun, memiliki nilai lebih pada wajahnya yang mulus dan cantik.

Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan pada bentuk fisik. Nita sering kali membayangkan bentuk wajah seperti Mila. Sebaliknya Mila mengidamkan bentuk tubuh Nita. Dan keduanya disekolah terkenal cewek yang bar-bar.

Suatu hari, mereka menaiki bus sepulang sekolah. Karena di dalam bus penuh sesak, mereka berdua terpaksa harus berdiri sambil sesekali waswas karena di sekelilingnya rata-rata cowok.

Seorang pemuda berjaket hitam yang berdiri tepat di belakang Nita itu tiba-tiba menyodorkan alat kelaminnya sendiri tepat ke bokong Nita. Mila yang berada di depan Nita tidak mengetahui apa yang terjadi pada sahabatnya itu. Pemuda itu berpura-pura seolah badannya tersenggol orang lain hingga akhirnya berhasil menyentuh cewek berseragam putih abu-abu tersebut.

Awalnya Nita hanya menoleh dengan tatapan mata tajam kemudian bergeser ke depan menyejajarkan di samping Mila tuk menjauh dari pemuda berjaket hitam tadi.

"Mil.. ada yang ngenganggu gue" Nita berbisik ke telinga Mila.

"Hm, siapa Nit?" tanya Mila dengan penasaran.

Nita hanya menggunakan isyarat kepalanya ke belakang ke arah cowok yang sedari tadi menguntitnya. Cowok itu kembali mendekati cewek yang berdiri membelakanginya dan kini dia dengan sengaja mencium harum aroma rambut lurusnya yang terurai kemudian meremas bokongnya.

DUAGGHH!! DUAGGHH!!

Tak tinggal diam, Nita dan Mila menyikut perut pemuda cabul tersebut. Kemudian Nita menampar pipinya dengan hantaman tangan yang amat keras.

"Dasar cowok mesum!!" teriak Nita dengan nada keras dan dengan emosi uang yang memuncak.

Nita sadar ia dianugerahi tubuh seksi yang siapa saja melihatnya maka akan terpesona dengan keindahan tubuhnya itu, akan tetapi ia sungguh tidak sudi dipermalukan layaknya wanita murahan. Ia punya harga diri. Bukan tanpa alasan ia benci pada spesies makhluk bernama cowok karena kebanyakan cowok yang ia temui selalu berbuat tidak senonoh padanya.

"Eh apaan sih Lo, Maen mukul aja, gue salah apa?" ujar pemuda yang bisa dikatakan mesum itu menempatkan dirinya sebagai korban mendapatkan simpati dan rasa kasihan dari orang lain.

"Gak usah play victim Lo, mesum!! Kurang ajar!!" bentak Nita tak terima "Ngapain Lo ngeremas bokong gue, bangsat!!" tambahnya lagi.

Melihat keributan tersebut, sang sopir menghentikan laju kendaraannya dan beberapa mencoba melerai.

"Kenapa dek? Adek di lecehin ya sama nih orang?" ujar salah seorang wanita paruh baya, khawatir.

"Hei kamu cepet minta maaf!" kemudian seorang wanita paruh baya tadi langsung membentak ke arah pemuda cabul. Dan menatap tajam ke pemuda yang telah mengganggu Nita dan Mila.

"Lah, emang salah saya apaan? Perasaan dia deh yang salah" tunjuk cowok itu kearah Nita.

"Gue yang dilecehin kenapa gue yang salah!" ucap Nita tak terima "Emang salah gue kalo gue pakek rok mini? Tetap saja lu yang salah, lagian kan gue anak sekolah, ya wajarlah gue pakek rok, kenapa? Lu sange ngeliat gini doang? Lu yang mesum, kenapa gue yang salah?"

"Emang cewek selalu benar!" cowok mesum itu membela diri. "Terus aja salahin orang, percuma ngelawan cewek sok benar kayak Lo!"

"Lagian kenapa kamu pake rok yang kependekan gitu, neng" celetuk seorang bapak-bapak berkemeja rapi.

"kependekan itu roknya!" sahut seorang lelaki muda yang memaki kaos biasa. Sedangkan Mila tak habis berpikir dengan respon orang-orang di sekelilingnya ia menggeleng tak percaya.

Tidak hanya di media sosial, tetapi di dunia nyata pun masih ada saja orang-orang yang malah menyalahkan korban yang harusnya dibela.

"Lagian benar kata Mas tadi, siapa suruh rok lu kependekan gitu?" ucap si cowok mesum, ia merasa punya beberapa 'pendukung' disekelilingnya.

"Eh, kalo Lo cowok bermartabat, liat cewek telanjang juga gak bakal Lo apa-apain. Tapi kalo Lo cowok sangean, liat cewek baju atau rok kebuka dikit juga langsung panas tuh selangkangan!" Nita berhasil membungkam orang-orang yang ada didalam bus. "lo yang sangean kok cewek yang disalahin? Sama aja kayak anak kecil kalo kesandung, batunya yang disalahi, dasar cowok murahan" ucap Nita lagi setelah menjeda perkataanya tadi.

Cewek pemberani itu menambahkan. Ia berbicara dengan nada suara tinggi membuat seluruh penghuni bus dengan jelas mendengarnya

"Para cowok macam itu gak sadar ya? Dengan omongan yang nyalahin perempuan, sama aja udah merendahkan derajat cowok itu sendir dan tau diri dong" karena ketidakterimaan tuduhan cowok-cowok yang menyalahi Sahabatnya dan terhadap derajat perempuan. Akhirnya Mila angkat mulut dengan santai mengakatan hal tersebut.

Sungguh ucapan dua cewek itu membuat semua orang terbungkam termasuk dua laki-laki yang tadi membela cowok si mesum.

Nita dan Mila langsung bergegas keluar dari bus tersebut meskipun sebenarnya mereka belum sampai ke rumahnya masing-masing.

Beberapa lama kemudian si cowok mesum berhasil diusir dari bus tersebut dengan cara dilempar rame-rame ke jalan aspal hingga dia hampir saja tertabrak becak serta beberapa kendaraan yang berlalu lalang di siang itu.

Nita "Terkadang kita memang sadar akan hal demikian, namun kesdaran kita tidak bisa menyaimbangin kepercayaan kita. Jadi percuma saja."

Mila "Dan memang percaya diri itu boleh bahkan harus, tapi ingat.. sadar diri memanglah yang sangat tepat untuk kesempurnaan percaya diri."


SEBUAH INSPIRASI DARI PENULIS (ANTOLOGI CERPEN) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang