Happy reading guys 😊😊
_
_
_
_Matahari di ujung timur mulai tampak, samar-samar menyinari belahan bumi yang indah ini. Suara ayam terdengar sedu dengan nada yang dimilikinya. Burung-burung berkicauan dimana-mana, menjadikan suasana pagi tampak indah menawan. Ditambah dengan para insan manusia mulai beringsut melaksanakan aktivitasnya. Entah anak-anak, pemuda-pemudi, dan tua. Semuanya siap untuk melakukan aktivitasnya masing-masing.
Ada anak-anak yang siap akan pergi ke sekolah demi mencapai masa depannya. Dengan berbagai varian seragam yang di pakainya. Ada baju putih dengan warna merah serta lengkap dasi dan topi yang menjadi ciri khas anak-anak masih SD (sekolah dasar). Putih dengan biru dongker juga lengkap dengan dasi dan topinya, menjadi ciri khas anak masih SMP (sekolah menengah pertama). Dan ada putih dengan abu-abu juga menjadi ciri khas anak-anak masih SMA (sekolah menengah atas)
Ada pemuda-pemudi yang sudah sedikit lagi siap mencapai cita-citanya. Dimana pemuda pemudi ini telah berhasil lulus dari jenjang SMA beralih ke jenjang selanjutnya yakni menjadi mahasiswa. Yang identik dengan serba kefokusan dan keseriusan mencapai masa depan. Tetapi tak semua pemuda-pemudi ini bukan harus menjadi mahasiswa, ada yang juga langsung melamar kerja dan yang menganggur sekedar membantu orang tuanya.
Dan ada orang-orang tua yang telah memikat masa depannya. Berbagai macam job dilakukan oleh para orang tua ini. Ada yang menjadi pejabat, dokter, guru polisi, buruh, dan rata-rata negara tercinta ini memegang job petani. Fase job orang-orang tua tak lain untuk membahagiakan keluarga tercintanya masing-masing.
Lalu lalang para penghuni dunia ini sedikit bergairah dan juga pengendara pun mulai tampak di permukaan jalan. Diantara-Nya pasarlah tempat paling rawan melaksanakan aktivitas mereka sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan.
"Ikannya, pak. Murah-murah. Masih segar" tawar seorang pedagang ikan dengan gaya logatnya. Seolah-olah menghipnotis para pembeli yang lewat mencari apa yang dibutuhkan.
"Ayok.... yang ini ikannya masih segar, besar juga .. Ayok mampir." Tak kalah nyaring, pedagang ikan lainnya langsung bersuara untuk memikat para pembeli. Bukan cuman satu dua penjual ikan disana, tetapi puluhan para penjual ikan yang juga menjajarkan ikannya.
"Berapaan harganya Bu..? seorang pembeli bertanya kepada penjual ikan.
"Murah bus.. 15..000 ke atas.." jawab penjual dengan penuh semangat karena ada seorang pembeli yang bertanya. Bertanda bagi penjual kalo ada seseorang yang mau membeli ikan jualannya
"Yang ini.... berapa harganya Bu...?" Tanya salah satu pembeli kepada penjual yang sedari tadi mempromosikan harga ikannya yang murah.
"20.000 ribu Bu.. beli yang ini tah Bu..?." jawab spontan penjual yang di tanya in pembeli tersebut.
"Em.. gak boleh kurang Bu.. 17.000 ribu bu.." sang pembeli mencoba menawar dengan harga yang turun.
"Ya kalo yang ini Bu.. gak bisa kurang.. harga pas nih bu.... nah kalo yang satu ini ibu boleh 17.000" ujar sang penjual sambil memperjelaskan harga sebenarnya.
"Em... gimana kalo 19.000 ribu buk....? sang pembeli masih terus menawar harga ikan sang penjual ini.
" Ya maaf.. Gak bisa Bu ini saya sudah ngambil untung 1.000 rupiah bu.... atau gimana ibu ambil dua saya 40.000 saya kasih diskon ikan yang lain."
"Yaudah.. Bu saya ikut saran ibu.. ambil dua." Pembeli pun menyerah dan langsung menerima tawaran sang penjual.
Sama dengan pedagang lainnya juga menawarkan harta dagangannya. Demikian hal itu dilakukan oleh setiap insan pedagang. Tapi tidak semua seorang penjual dan pembeli saling memperagakan menawarnya dengan menurunkan harganya. Ada yang langsung membelinya tanpa bertanya sepeser satu kata pun. Seperti penjual dan pembeli sayuran yang satu ini.
"Permisi Bu.. beli bayam 2 ikat dan kentang dan wortelnya satu kilo?" ucap langsung sang pembeli sayuran.
"ini Bu... semuanya 20.000 rupiah bu" Jawab sang penjual dan langsung memberikan pesanan kepada pembeli.
"Terima kasih Bu.."
Begitulah suasana di pasar, berbagai percakapan akan ada di setiap sudut pasar. Mulai sekedar bertanya harga barang hingga saling tawar menawar harga. Baik itu antara pedagang atau penjual dengan pembeli, maupun pedagang sesama pedagang. Nah seperti gambaran di atas, merupakan percakapan penjual ikan dan pembelinya saling tawar menawar. Dan ada juga yang tidak menawarnya seperti penjual dan pembeli sayur di atas.
Inti di balik hal itu, tak jauh beda dengan arus roda kehidupan, yakni kita semua saling membutuhkan. Kita yang sekarang butuh sesuatu, terdapat merekalah yang akan menyempurnakannya. Dan sebaliknya mereka yang butuh, terdapat kitalah yang bisa menyempurnakannya. Ya meskipun rasa ego kadang terbesit, Ayoklah kita saling menghargai, menghormati dan mengilaskan. Kita hannyalah manusia yang tidak apa-apanya. Tak ada derajat paling tinggi di dunia kecuali jika nanti pas di akhirat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBUAH INSPIRASI DARI PENULIS (ANTOLOGI CERPEN) [END]
Short StoryBerawal dari penikmat cerpen, Alhamdulillah dengan izin Allah penulis akhirnya bisa menuangkan pikiran lewat tulisan cerpen ini, ya walaupun tak sebagus karya cerpen sastrawan. SEBUAH INSPIRASI DARI PENULIS, merupakan judul yang penulis gadang-gada...