Happy reading guys 😉😂😁
_________
Awan putih dan hitam masih terus bergantian mencampakkan. Langit yang biru kadang pula berubah menjadi langit yang hitam pekat. Matahari yang terang menderang menyinari bumi, kadang juga pula berubah tidak tampak, disebabkan ditutupi berbagai varian awan hitam. Begitu pun dengan dunia masih terus berputar menyusuri arus alurnya semesta alam. Mungkin alam sekarang sudah tak lagi sama dengan alam terdahulu, ditambah dengan semakin canggihnya teknologi yang semakin hari bertambah dan terus dilabui para penikmatnya.
Sama seperti yang dilakukan anak kecil di dalam sebuah kamar berukuran 4kali 6 meter. Dengan berbagai varian yang ditampilkan kamar anak kecil tersebut, mulai tempat kasur tercanggih, predator thronosa atau kita bisa menyebutnya kursi geming termahal.. Pintu dua dimensi dan berbagai alat canggih lainnya terdapat dalam kamar anak kecil tersebut. Zaman sekarang sudah tak main lagi dengan namanya rasa letih, segala aktivitas bisa dengan efisien dikerjakan. Intinya dengan ucapan semua bisa di lakukan.
"Ah boring.. di rumah terus." Anak kecil tadi mendesah beranjak pindah dari kursi gemingnya. Sebut saja namanya Gatan Ganesa. Gatan pindah dari tempat semulanya itu, tidak dengan berjalan. Dia menggunakan sandal terbangnya. Dan langsung terbaring tempat kasurnya.
Sejenak mata Gatan menerawang ke atas seolah dia menemukan ide. "Aha.. Gue ajak teman kumpul ah." Begitulah ide yang Gatan temukan. Kemudian tangan kanan Gatan ditaruh ke arah depan dua matanya, dan mengusap-ngusap. Muncullah sebuah layar tembus pandang di hadapannya, dan menggulirkan jari jemarinya mencari sosok kontak bernama Farel. Layar yang semula menancapkan beberapa aplikasi, kini muncul sosok anak sebaya dengan Gatan, bernama Farel tersebut.
"Woi gabut cuk... ngumpul ke kafe yok?" Ajak Gatan dibalik layarnya. Sosok Farel lengkap dengan poster tubuh yang sangat jelas di hadapan layarnya itu tersenyum.
"Gas Tan." Balas Farel yang lagi asyik duduk di sofa empuk rumahnya. Sama dengan yang keadaan Farel, terlihat sosok Gatan jelas dibalik layar miliknya.
"Oke, jangan lupa, yang lain ajak yok." tambahnya Gatan. Farel pun membalas dengan acungan jempol tangan kanan serta disusul dengan lambaian tangannya. Dan kemudian Gatan pun memencet tombol merah, menandakan berakhirnya obrolan mereka berdua.
Masing-masing dari mereka pun, bersiap-siap untuk pergi ngumpul ke kafe.
###
Lalu lalang penghuni bumi terus berputar, dengan berbagai alat kecanggihan yang sudah terobsesi oleh mereka semua. Tak pilih anak kecil, anak dewasa, orang tua semua sudah terhipnotis dan bisa mengaplikasikannya. Jika zaman Dulu para penghuni bumi ingin mengambil foto dengan kamera film, atau kamera digital ataupun smarphone, sekarang tidak lagi. Jika dulu mereka ingin melangkahkan kakinya atau sekedar beranjak dengan perantara kaki atau kendaraan, sekarang tidak lagi. Jika anak sekolah dulu belajar menyimak penjelas guru kemudian menulis di atas kertas, sekarang tidak lagi. Dan intinya semua tidak lagi dengan seperti zaman dulu, cukup dengan sebuah ucapan dan sebuah alat bantu canggih (mesin) semua bisa di lakukan. Entah saking canggihnya dan cepatnya perubahan alat di dunia ini, membuat segala aktivitas tampak lebih senang dan gampang dikerjakan.
Sudah tibalah zaman sekarang dengan sebutan zaman fase keempat atau bisa menyebutnya dengan revolusi industri 4.0. Dimana sudah tergambar oleh kehidupan anak bernama Gatan dan teman-temannya saat ini. Mereka semua berkumpul di sebuah kafe. Tampak robot-robot berseragam sama sedang melakukan aktivitasnya. Ya mereka adalah pekerja kafe, tidak lagi dengan namanya pekerja seorang manusia, semua telah tergantikan oleh robot.
Gatan, Farel dan tiga temanya saat ini, sedang duduk santai melingkar disalah satu tempat yang disajikan oleh kafe. Sistem pemesanan tidak lagi dengan menghampiri pelanggan. Dengan layar virtualy di meja makan, Gatan dan temannya memesan makanan dan minuman yang mereka sukai. Kemudian masing-masing dari mereka saling bercanda ria, mengobrol sesukanya.
Lantas Gatan dan temannya itu tidak sekolah kah? Sekolah, ya mereka sekolah tapi tidak dengan tatap muka dengan seorang guru, mereka sekolah masih tetap dengan layar virtual.
Empat menit berlalu datanglah tiga robot membawa makanan serta minuman yang di pesan oleh Gatan dan yang lain. Sebuah mangkok dan gelas terisi dan kehormatan diberikan kepadanya. Kemudian mereka berlima langsung menerimanya, dan menyantapnya.
Sempat terlintas dalam pikiran anak kecil bernama Gatan itu tentang anak-anak seusianya zaman dulu. Apakah sama dengan yang telah dunia alami saat ini atau tidak? Dan mengira-ngira permainan apa yang dimainkan.
"Oh iya kawan, mungkin kalian tahu permainan anak-anak dulu seperti apa?" Gatan mencoba bertanya tentang pikiran yang sempat terlintas tadi. Farel dan tiga temannya saling bertatap muka dan menggelengkan kepala.
"Kenapa gak tanyakan ke mbah Google aja Tan." Saran satu teman Gatan anak bernama Yogi.
"Iya tuh." Tambahnya Reza dan Kamil bersamaan.
Tanpa pikir panjang Gatanpun langsung memencet layar virtual miliknya dan mencarinya di aplikasi Google. Perlahan Gatan mengetik dengan bacaan permainan anak zaman dulu. Pertama muncul sebuah deskripsi plus dengan gambar permainan anak zaman dulu. Empat teman lainnya yang awalnya fokus sama makanan dan minuman, kini mereka juga terbelalak melihat dan membaca deskripsinya.
Diantara-Nya deskripsi dan gambar yang disajikan dari layar virtual Gatan ;
Petak umpet: satu anak menjadi penjaga dengan menutup mata sesuai waktu ditentukan. Dan yang lain mencari tempat bersembunyi .....
Gundu atau kelereng: bentuk bola kecil, warna kaca bening. Caranya dengan menyentil gundu dengan mengarahkan gundu milik musuh. Dan jika mengenai maka ia mendapatkan.
Egrang: dua tongkat panjang yang bagian tengahnya diberi pembatas. Caranya dengan naikkan kaki pada pijakan enggrang, kemudian berjalan, jika jatuh diberi hukuman ........
Gobak sodor: permainan dibagi dua kelompok dengan masing-masing kelompok menjaga benteng ........
Engklek : permainan yang dilakukan perorangan. Menggambar kotak-kotak terlebih dahulu kemudian setap orang memainkannya dengan cara melompati kotak-kotak tersebut secara bergiliran dengan satu kaki ..............
Layang-layang: sebuah mainan yang dibuat dari irisan bambu serta dengan kertas yang dibentuk apa saja. Carangnya dengan menerbangkan ke udara .......
Seusai Gatan, dan empat tema lainnya membaca dan melihat ilustrasi gambar tersebut, mereka semua mengangguk. Dilihat dari sektor mimik wajah mereka kegirangan ingin mencoba. Tapi apalah zaman sekarang sudah tidak lagi seperti zaman dulu. Mungkin cara mentradisikan tradisi lama itu susah.
"Coba tonton videonya Tan, kayaknya seru deh" usul Farel kepada Gatan. Gatan pun langsung menggulirkan layarnya dan memencet tombol bacaan video kemudian muncul berbagai video permainan zaman dulu. Seperti deskripsi di atas. Dengan berurutan Gatan menyetel video paling atas yakni tentang permainan petak umpet.
Sorotan mata anak kecil kelima ini teralih dengan penuh kefokusan pada video di hadapannya tersebut. Video yang menampilkan lima anak zaman dulu sedang memainkan petak umpet. Tak disangka Gatan dan temannya itu terbayang seakan mereka aktornya (lima anak pemain petak umpet). Tampak masing-masing dari wajah mereka tersenyum dan bahagia yang tak terduga.
Seketika itu Gatan menyadari kalau permainan anak zaman dulu adalah permainan yang sangat mengasyikkan, terbaik dan tidak bisa tergantikan dari permainan zaman sekarang. Begitu pun dengan teman-teman Gatan ikut sadar tentang hal kebenarannya.
"Woi .... gimana kita mainkan yang aslinya atau kita berlima ini mari mengaktifkan kembali permainan anak zaman dulu" Gatan ber usul dengan kesemangatan yang terpancar dalam dirinya.
"Setuju " jawab bersamaan mereka berempat dengan kompak dan wajah yang penuh seri-seri.
Dari persetujuan ke lima anak kecil ini, telah menjadikan sebuah tanda menuju bukti untuk mengenalkan permainan zaman dulu yang telah lama lenyap.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBUAH INSPIRASI DARI PENULIS (ANTOLOGI CERPEN) [END]
Short StoryBerawal dari penikmat cerpen, Alhamdulillah dengan izin Allah penulis akhirnya bisa menuangkan pikiran lewat tulisan cerpen ini, ya walaupun tak sebagus karya cerpen sastrawan. SEBUAH INSPIRASI DARI PENULIS, merupakan judul yang penulis gadang-gada...