"Aku tidak akan mengizinkan siapapun tinggal di apartemen ku dengan ku,Mae. Kenapa tidak Mae saja yang tinggal dengannya?" Sergah Mew gusar,akhirnya mengangkat wajahnya dari dokumen yang sedari pagi dia tekuni,selama lebih dari setengah jam dia hanya mendengarkan ocehan dari Ibu nya tanpa merespon semua yang di lontarkan sang Ibu.
"Kenapa jadi Mae yang harus tinggal dengannya,? Ucap sukhorn keras.
"Dan ya,tidak akan terjadi kiamat juga kalau kau tinggal dengannya. Dia akan bekerja di perusahaanmu juga sebagai sekretarismu nanti. Apa kau tidak akan berbaik hati dengan mengizinkannya tinggal bersamamu? Itu kan akan mempermudahkan mu juga tidak harus repot-repot antar jemput dia""Aku kan sudah bilang dari awal,Mae," ucap Mew tajam. "Aku tidak akan tinggal dengan siapapun di apartemenku,lagipula kenapa harus tinggal bersamaku? Mengenalnya saja aku tidak,dia kan pasti punya rumah sendiri kenapa harus merepotkan ku?"
"Pho dan Mae Gulf berada di irlandia,dia hanya tinggal berdua dengan kakak perempuannya,apa masalahnya kalo dia harus tinggal bersamamu? Siapa tau suatu hari nanti dia bisa menjadi istrimu" ucap ibu mew dengan haluan supernya.
"Oihh Mae,dia cowok dan aku cowok bagaimana bisa dia menjadi istriku?,kenapa tidak Mae jodohkan saja dia dengan jom kalau memang Mae berniat menjadikannya menantu. Dan juga apakah mae tidak kasihan jika dia harus tinggal denganku dan membiarkan kakak perempuannya tinggal sendirian." jengkel mew pada ibunya.
"Mae tidak akan menghawatirkan masa depan jom,walaupun membutuhkan waktu lama,dia pasti akan menikah pada akhirnya karena dia perempuan yang cantik. Sedangkan kau? Setiap hari yang kau lihat hanya komputer dan kertas- kertas dokumen itu saja,dan juga kakak gulf akan menyusul orang tuanya ke irlandia"
"Maksud mae aku gay gitu?"
"Kau tau maksudku mew" jawab sukhorn dengan senyumnya " Jika kau tetap keras kepala dan dingin seperti ini kau akan tetap sendiri selamanya,tidak akan ada wanita ataupun pria yang tertarik dengan sikapmu"ujar sukhorn sedikit meninggikan suaranya pada mew.
"Masalahnya" ujar mew dengan mata berkilat. "Semuanya terlambat,hatiku sudah beku untuk tertarik atau merespon baik seseorang yang bahkan aku sendiri saja tak aku kenal."
*****
Mew berdecik kesal dan meletakkan ponsel yang sedari tadi dia utak-atik selama hampir dua jam ke atas meja dan terus memandang arah pintu keluar dari lobby apartemen nya. Hanya ada orang berlalu lalang dan suara tlakson mobil dari jalan di depan apartemen nya.
Dia bosan sangat-sangat bosan,dan dia benar-benar tidak suka menunggu.
Perlahan mew mengingat perkataan ibunya yang tanpa sengaja mengatakan kalau dia seorang gay, bahkan mew saja tidak pernah merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta,bagaimana bisa ibunya menuduhnya sebagai seorang gay. Ah toh itu hanya presepsi dari ibunya sendiri karena dia tidak merasa bahwa dirinya gay. Tapi bagaimana kalau ibunya benar kalau dia seorang gay?,biarkan waktu yang menjawabnya nanti. Ya ibunya benar dia sangat sibuk dengan pekerjaan dan sangat dingin dengan keadaan siapa yang akan tertarik padanya.
Menurut orang-orang di sekelilingnya,mew adalah orang yang kaku,dingin,arogan,dan kadang tidak berperasaan. Ya dia hanya sekali pernah bersikap manis,kepada lelaki kecil yang menurutnya manis dan lucu karena kepolosannya. Tapi itu sudah belasan tahun lalu saat dirinya berada di taman kanak-kanak yang tanpa sengaja menabraknya dan membantunya saat itu.
Semua berubah saat sang ibu menjemput anak manis itu dan tidak pernah mew berjumpa lagi dengannya.
Mew mengecek arloji,entah untuk yang keberapa,dan menyadari bahwa sudah dua jam lebih dia menunggu anak dari teman ibu nya itu dan tidak ada tanda-tanda kedatangannya. Mew memberitahu ibunya untuk menyuruh gulf lngsung datang ke apartemenya karena dia hanya mau menunggunya di lobby dan tidak mau menjemputnya ke rumahnya,dan sang ibu hanya memberinya ciri-ciri dari anak temannya itu tanpa memberinya foto.
Hah memang semudah itu bisa mengenali pria yang bahkan namanya saja baru dia dengar.
"Sawatdee khab. Phi mew," salam pria itu pada mew dan lngsung membuat mew terperanjat dari tempat duduknya karena dia sedikit terkejut.
Tinggi,putih,bibir merah dan penuh membuatnya terlihat tampan sekaligus cantik,manis seperti anak kucing,rambut yang basah karena keringat dan sedikit berantakan karena angin membuatnya begitu sexy. Mata pria itu sendiri sedikit coklat dengan tatapan yang bisa berubah semau dia tajam ataupun manja. Pria ini pasti bisa membuat siapapun menoleh kepadanya dan tidak mengabaikannya sama sekali.
Sial apa yang dipikirkan mew barusan? Dia baru saja memberi penilaian pada pria dihadapannya ini?
Pria itu mengulurkan tangannya ke arah mew dengan berusaha menunjukan hormatnya kepada lawan bicaranya
"Gulf, Gulf kanawut" ucapnya memperkenalkan diri.
Mew mengangguk singkat tanpa menyambut uluran tangan gulf.
"Kana?" Gumamnya,pelan namun masih bisa didengar oleh gulf.
"Iya,bagaimana kau tau kalau ibuku sering memanggilku kana?"tanya gulf pada mew
"Ntahlah aku hanya asal ceplos. Aku akan memanggilmu kana" ujar mew dengan nada dingin.
"Tidak! Aku tidak mau,hanya mae ku yang boleh memanggilku kana" jawabnya sedikit marah
"Hmm baiklah terserah kau saja,ayo ikuti aku" ucap mew berlalu meninggalkan gulf sendirian dengan barang bawaannya nya
"Shiaa!! Pria macam apa yang akan tinggal bersamaku ini,dingin,arogan,tidak berperasaan!!" Omel gulf setelah ditinggal dan langsung mengejar mew.
Mew tau kalau gulf kesusahan membawa barang bawaannya namun dia cuek saja dan membiarkan gulf membawa barang-barangnya sendiri.
Kalau gulf melihat sifat aslinya,pasti tidak akan ada alasan lagi buat pria itu tetap tinggal dengannya,kan?
*****
Gulf tetap mencibir dan mengeluarkan sumpah serapahnya pada mew karena sikap mew padanya itu yang sudah tega meninggalkannya berjalan duluan tanpa membantunya sama sekali membawa barang bawaannya.
Mew memencet tombol lift,saat pintu terbua dia langsung masuk dan gulf mempercepat langkahnya supaya tidak tertinggal oleh mew. Sampainya di dalam lift dan pintu lift tertutup hanya keheningan yang menyelimuti mereka.
"Apa kau CEO dari JVC company?" Tanya gulf membuka percakapan yang mungkin tidak sopan menurutnya.
"Hmm" jawab mew seadaanya
"Oh,jadi kau yang akan menjadi bos ku nanti" timpal gulf
"Hmm" lagi,hanya itu yabg keluar dari mulut mew.
Gulf mengrecutkan bibirnya kesal karena hanya itu saja respon dari mew. Dia berfikir bahwa hari-harinya pasti akan sangat sulit setelah mengetahui sikap orang yang akan tinggal dengannya.
*****
"Itu kamarmu," tunjuk mew ke arah pintu di ujung lorong." Dan seberang adalah kamarku. Tapi jangan harap ucapan kalau kau butuh sesuatu beri tahu aku keluar dari mulutku. Semakin sedikit kau menggangguku semakin baik. Paham?"
Gulf mengangguk,dia hanya sedikit terkejut dengan ucapan pria dingin itu yang ternyata bisa mengeluarkan kalimat panjang selain kalimat Hmm dari tadi.
"Dan ya,lakukan apapun yang kau mau,aku tidak akan peduli selagi kau tidak menyusahkanku. Malam."
Gulf menghembuskan nafas kesal setelah mew mengucapkan kata sebelum dia berlalu masuk kamar meninggalkan Gulf sendirian.
Benar benar pria tak berperasaan. Sepertinya bayangannya benar bahwa hari-harinya akan sangat sulit karena tinggal dengan pria es itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SUNFLOWER [End]
Romance"Aku membencimu sejak pertama kita bertemu,tapi aku juga tak bisa menghentikan perasaanku untuk mencintaimu,karena sekarang kau selalu ada dalam hati dan pikiranku." ~Gulf Kanawut "Kau sangat berarti untuk ku,kau orang pertama yang mampu merobohkan...