Prolog

892 66 2
                                    

Lanny berjalan keluar dari gedung kampusnya sambil merapikan buku-bukunya. Kemudian memasukkan nya dalam tas. Sedikit kesusahan tapi ia tetap mencoba memasukkan  buku buku tersebut sambil berjalan. Ia segera memakai tasnya.

"Lanny!"  teriakan seseorang mengangetkan nya membuat ia menjatuhkan buku nya.

"Kamu ceroboh banget sih?"

Lanny menyipitkan matanya menatap Kio sebal. Jelas-jelas yang membuat nya  menjatuhkan buku adalah panggilannya.

"Matanya jangan disipit sipitin gitu nanti hilang.."

Lanny menormalkan kembali tatapannya dan mendumel sambil menarik buku nya kasar di tangan Kio. "Terus ngapain kamu manggil?"

"Emang manggil kamu ga boleh?"

"Enggak!" jawab Lanny jutek membuat Kio tersenyum.

"Kamu udah makan, makan yuk," ajak Kio santai sambil memperhatikan Lanny yang terlihat kesusahan membawa buku. Melihat Lanny akan menjawab Kio bergegas memotong omongan. "Iya aku tahu kamu bawa bekal makanya itu, aku makan bekal kamu aja," ucap Kio membuat Lanny mengernyit.

"Harus banget?" tanya Lanny bingung.

Kio mengangguk antusias. "Tapi ga bisa buat bagi berdua, aku bawa ga banyak," ucap Lanny sebenarnya ia malu karena hari ini bekalnya hanya telur dadar dan abon.

"Bekal kamu buat aku aja, terus nanti kamu beli makan dikantin aku yang traktir!" seru Kio bersemangat membuat Lanny menatapnya bingung.

Lanny menengadah menatap wajah tersenyum Kio. Ia mengangkat tangannya dan menaruh pada kening Kio kemudian pada keningnya. "Wah, panas kayaknya?"

"Kalau kamu punya uang buat beliin aku makan dikantin, kenapa ga beli aja, kenapa tiap hari minta minta bekal aku terus sih!" marah Lanny menatap Kio dengan cengiran khasnya.

"Nggak apa-apa, suka suka aku donk!"

"Berarti suka suka aku juga donk, mau ngasih atau gak!"

"Ga bisalah, pokoknya buat aku!" seru Kio sebal membuat Lanny menggeleng tak percaya meninggalkan Kio menuju kantin.

Kio mengikuti dengan santai sambil mengambil tote bag Lanny yang sepertinya berat. Lanny hanya menatapnya bingung kemudian langsung menuju meja yang ia inginkan membiarkan Kio membawa tote bag tersebut.

Lanny  duduk dan mengambil tote bag yang berada pada Kio. Ia mengeluarkan kotak bekalnya dan langsung ditarik oleh Kio yang duduk tepat disebelahnya.

"Kamu!"

Kio tak memperdulikannya dan langsung berteriak. "Bu Intan, biasa ya, saya pesan gado-gado sama dua teh anget!" 

Hati Lanny menghangat merasakan perhatian Kio padanya sebenarnya kalau dipikir kadang sikap Kio yang berlebihan padanya membuat ia terbawa perasaan. Rasanya tidak mungkin sekali seorang Kio mau bersama dengannya.

Seseorang duduk dihadapannya membuat Lanny tersadar dan tersenyum. "Lanny!" sapa orang tersebut membuat Kio waspada.

"Hai, Sarah, apa kabar?" tanya Lanny ramah. Setelah cukup lama bermusuhan, entah mengapa Sarah sangat baik padanya sekarang.

"Ngapain kamu?" tanya Kio tak bersahabat membuat Sarah mendengus sebal.

"Siapa sih dia Lan, yang disapa siapa, yang ngegas siapa!" ketus Sarah membuat Lanny tertawa.

"Kalian berdua tuh cocok tahu!" setelah mendengar ucapan Lanny wajah Kio berubah masam. Ia tak suka dijodohkan dengan orang lain. Apakah Lanny tidak sadar bahwa dirinya ini sedang mendekatinya. 

Sarah yang merasakan suasana berubah akhirnya mengajak Lanny kembali berbicara. "Lanny, kamu mau pemotretan lagi gak, kemarin si Satya lagi cari model lagi buat pemotretan pantai," ucap Sarah cepat membuat Lanny mengerjapkan matanya bingung.

"Aku?"

"Iya, kamu kan udah pernah kerja sama Satya kan, ga risih kan kamu sama Satya, dia orangnya profesional kok pas kerja," ucap Sarah panjang membuat Lanny tersenyum kikuk. Ia sebenarnya sangat tidak mau waktu itu ia menerima karena penasaran dan juga karena tak enak hati karena Sarah terus membujuknya menjadi model.

Kio yang daritadi diam sebenarnya mendengarkan dengan baik semua pembicaraan tersebut. Pantai? Pemotretan apa itu? Terus Lanny akan memakai baju apa? Kio kembali menatap Sarah tak suka.

"Kamu mau menjerumuskan Lanny ke hal-hal yang biasa kamu lakukan ya!" tuduh Kio membuat Sarah menatap Kio malas. Ia menyesal pernah menyukai pria menyebalkan seperti Kio.

"Kio!" tegur Lanny tak membuat sikap Kio melunak bahkan sekarang Kio melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Sarah dengan tatapan sangat tak bersahabat.

"Enak aja, jelas aku mau bantu Lanny!" seru Sarah tak terima.

"Kamu lihat! Lanny itu cakep, hanya kurang permak aja," ucap Sarah membuat Lanny mengerutkan keningnya tak mengerti. Memangnya dia harus diubah seperti apa?

"Terus harus banget dia jadi model?"

"Iya donk kan biar dia dikenal banyak orang, banyak relasi, itu bagus banget buat Lanny!"

"Kenapa harus?" tantang Kio kesal.

"Kenapa sih kamu!" seru Sarah tak sabar. Dia ini membantu Lanny karena kasihan melihat gadis itu kerja siang dan malam untuk membayar kuliah, belum lagi kesibukan gadis itu menjadi panitia.

"Aku ga suka, kamu terus ajak Lanny jadi model!"

"Ya memangnya kenapa?" tanya Sarah lagi tak senang.

"Soalnya Lanny itu pacarku dan aku ga suka dia jadi model, puas!" seru Kio kencang membuat seluruh orang dikantin menoleh padanya.

Sedangkan Lanny tersentak menatap Kio horor. Apa yang baru saja ia dengar membuat pipinya memanas. Sedangkan Sarah mengangga tak percaya pendengarannya.

"Kenapa?" tantang Kio menatap Sarah kesal.

~NEW STORY

Hai gaes ini cerita ke dua aku..

Masih belum tahu akan dibawa ke mana-mana masih sangat meraba-raba kedua cerita yang baru aku publish... semoga suka.. ^^v

aku bakal buat dua cerita Love is Love dan Perfect Love semoga kalian menikmatinya ya...

Love Is Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang