Kio duduk dengan kasar dikursi kebesarannya sambil berdecak sebal. Kenapa pria bernama Gani itu masih menganggu Lanny? Awas saja kalau ia menemukan Gani kembali mengusik Lanny.
Entah kapan Lanny sampai di Indonesia. Mengapa tidak ada yang mengatakannya. Gina? Zora? bahkan kakaknya. Mereka semua seperti sengaja semua. Ia tadi bahkan bingung harus bersikap seperti apa dengan Lanny. Ia bahkan tak berani berjalan mendekat dan memilih melihat dari jauh. Menyebalkan.
Ketukan dari pintu ruangannya membuat Kio menatap malas. Sekretaris nya, Bram, masuk membawa beberapa file membuatnya menghela nafas.
"Kenapa?" tanya Kip dingin membuat Bram hanya tersenyum kecil.
"Pak Kio cemburu sama saya, kan yang suruh saya deketin Lanny tadi,Pak Kio sendiri," elu Bram membuat Kio tak menjawab.
"Saya tahu, ga perlu kamu perjelas!" seru Kio sebal dan mengalihkan perhatiannya.
"Kenapa Pak Kio ga langsung ke sana saja," elu Bram sambil meletakkan mapnya.
"O, iya video cctv yang saya minta sudah ada?" tanya Kio baru saja mengingat permintaannya.
"Sudah Pak, saya sudah minta video cctv disana susah payah, soalnya di sana bar mahal jadi dia takut masalah yang di bar waktu itu ketahuan keluar," ucap Bram sambil menyerahkan flashdisk.
"Apa isinya?" tanya Kio sambil menancapkan flashdisk itu pada komputernya.
Bram terlihat ragu mengatakannya. "Seperti yang Pak Kio katakan, di sana ada Lanny, dan Bu Gina, hanya saja bukan Bu Gina yang membuat Lanny sampai lari keluar dari tempat tersebut."
"Jadi?" tanya Kio tak sabaran.
"Ehm, itu, Bu Brenda, di sana Bu Brenda teriak-teriak seperti di perusahaan kita waktu itu tapi lebih parah, lebih baik Pak Kio lihat sendiri saja, saya takut juga karena Lanny juga mendengar secara langsung," ucap Bram ragu. Kemudian permisi keluar.
Kio memutar video cctv yang ia minta. Ia masih sangat penasaran, apa yang membuat Lanny menangis waktu di Bali. Kalau itu karena Gina akan ia pastikan, Gina akan ia kirim balik ke New York hari ini juga.
Kio memperhatikan dengan seksama dan wajahnya mengeras mendengar semua teriakan Bianca yang dikeluarkan di dalam video itu. Ia memijat pelipisnya yang berdenyut karena menahan kemarahannya. Brenda masih terus mengacau pada Lanny. Ia mengusap wajahnya kasar.
****
Gani menatap Kio malas. Lagi! Lagi lagi lelaki dihadapannya kembali menganggunya. Apa sih yang sebenarnya ia lakukan sampai Kio mencarinya lagi.
"Aku padahal tadi sudah mengundang makan siang, tapi kamu tidak mau datang, sekarang kenapa?" tanya Gani tak senang melihat Kio kembali menatapnya kesal.
"Kamu pasti mau mengerjaikukan, kalau tidak mana mungkin kamu mengundang?" tanya Kio balik. Gani mendesis sebal. Tahu saja apa yang mau dia lakukan.
"Aku mau cari orang bernama Gani itu, dia mantan pacar Lanny!" seru Kio cepat dan Gani tampak pasrah.
"Jadi Gani mantan pacar Lanny? kamu cari sendiri lah! Apa urusannya mantan pacar Lanny denganku?"
"Nama kalian sama kan, mungkin saja kalian punya perkumpulan dengan nama yang sama," ucap Kio asal membuat Gani mendengus sebal.
"Aku tidak pernah ikut perkumpulan aneh, untuk apa aku harus tahu orang tak penting itu," balas Gani kesal.
"Kalau begitu, kamu kan bisa tracking data dia kan, katanya kamu pintar!"
"Itu sih rahasia perusahaan ya, ga bisa aku bagi-bagi, memangnya kamu bisa memerintah penerus Calistus seenaknya."
"Emang kamu kira, aku ga bisa tarik investasiku kemarin, kita ga ada kontrak loh, kamu ingatkan kamu belum membuat kontrak itu, tapi karena aku baik aku langsung membantumu kemarin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Love (END)
RomanceAku mencintainya. Dia mencintaiku. Tapi semuanya tidak semudah untuk disatukan.