LIL - 2

254 43 5
                                    

Lanny duduk di depan meja kerjanya mencatat beberapa catatan penting dibuku jurnalnya untuk beberapa hari ke depan. Ia pun mengecek pertemuan hari ini yang harus dilakukan Zora. Satu nama tersebut membuat nya mengigit bibirnya ragu. Akio.

Kio mempunyai pertemuan dengan Zora. Ia mengetukkan kepalanya ke meja. Kenapa harus ada sih? Kenapa kedua perusahaan ini harus berkerja sama membuatnya harus bertemu Kio.

Jika dibilang menyukai, tentu saja ia menyukai Kio. Bagaimana Kio memperlakukan nya membuat ia sangat dihargai. Tapi mereka terlalu berbeda dari segi kekayaan saja, tanpa perlu dikatakan itu sudah jelas sekali. Kalau sekarang bisa ditutupi dengan barang branded yang ia gunakan. Itu pun sebenarnya didapatkan dari Zora. Ia tak mungkin menghabiskan uang untuk membeli tas ratusan juta. Uangnya lebih baik untuk membantu keluarganya.

Ia saja selalu membeli barang diskon dan buy 1 get 1 atau bahkan beli baju dipasar yang terlihat bagus tentu saja murah. Ia pernah punya baju yang ia beli dengan harga lumayan, merek HNM, ketika terbeli olehnya ia bahkan bangga bukan main. Tapi ternyata itu seperti uang receh untuk orang kaya seperti Zora ataupun Kio. Tidak ada merek itu di dalam daftar belanjaan mereka membuat Lanny menggeleng tak percaya jika mengingat belanjaan Zora pertama kali untuknya. Gadis itu menghabiskan hampir puluhan juta untuk mengubahnya seperti sekarang.

Lanny berpacaran dengan Kio? Terasa aneh untuknya, ia merasa tak pantas untuk bersanding dengan Mattew Akio Wibowo.

Meja diketuk dan mendengar seseorang memanggilnya. "Lanny?"

"Oh, halo Pak Gani, mau masuk ketemu Bu Zora?" tanya Lanny cepat menegakkan badannya.

"Kamu kayak sama siapa aja, santai-santai," tawa Gani geli membuat Lanny kikuk. Walau nama pria dihadapannya sama dengan mantannya. Tapi pria yang satu ini tak mungkin pernah berpacaran dengannya.

Agani Eden Calistus. Saudara kembar gadis yang mencium pipi Kio, Gina. Dari desas desus yang ia dengar ketiga orang tua mereka begitu akrab maka kerjasama perusahaan terus berlanjut sampai ke anak-anak mereka.

Perusahaan Wibowo, Meschach, dan Calistus. Ketiga perusahaan tersebut memiliki kerjasama yang erat dari dulu. Maka dari itu selama ia bekerja bersama Zora, ia selalu bertemu 3 pemilik perusahaan tersebut.

"Gina kemarin bilang kamu lagi bareng Kio kemarin?" tanya Gani santai sambil menunggu sekretaris nya. Dia memang lebih muda dari Lanny tapi entah mengapa pada Lanny dia tak bisa memanggil kakak. Wajahnya terlalu muda untuk dia panggil kakak.

"Saya?" tanya Lanny bodoh.

"Iya, Gina bilang kalian makan bareng dikantor," ucap Gani santai membuat wajah Lanny merona malu.

"Kamu bawain bekal ya?" tanya Gani penasaran sedang Lanny tersenyum.

"Iya, soalnya saya ga sanggup kalau beli makanan mahal pak," canda Lanny membuat Gani tertawa.

Kio yang baru sampai hanya menatap datar interaksi tersebut. Kenapa Lanny sampai terlihat malu malu seperti itu?

"Gani," panggil Kio menyapa Gani yang masih menatap Lanny penuh minat.

"Hai, Ka, apa kabar, kita kemarin sempat ketemu di Aussie, sorry ga nyamperin, soalnya aku langsung terbang ke Melbourne," ucap Gani dan Kio hanya mengangguk dan melirik Lanny sebentar.

"Ya udah sih, santai aja, aku juga ga mau ganggu waktu jalan jalan kamu sama pasangan kamu," ucap Kio menggoda Gani yang terkekeh.

"Silahkan Pak Gani dan Pak Kio masuk, sudah ditunggu Bu Zora di dalam," ucap Lanny cepat membuka pintu ruangan Zora.

Kio memperhatikan Lanny yang menghindari tatapannya. Ia menyentuh jemari Lanny tapi karena tersentak dengan sentuhan tersebut. Lanny menyingkirkan tangan Kio.

Love Is Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang