Pesawat telah mendarat dengan sempurna. Lanny turun dari pesawat bersama dengan Zora. Mereka baru sampai di Indonesia setelah 2 bulan berada di Singapura. Ia menatap Zora yang menurunkan kacamata hitamnya kemudian memakainya kembali saat merasakan silau.
Karena Zoralah ia bisa merasakan hal yang tak pernah ia rasakan. Keluar negeri. Bekerja seharian. Belanja barang branded. Mungkin jika tidak ada Zora, ia hanyalah Lanny karyawan biasa di perusahaan kecil.
"Kamu mau ketemu Kio?"
"Nggak."
"Jutek deh kamu!" omel Zora sambil menyilang kan tangan ke dada.
"Bu Zora, mau aku antar ke mana?"
"Ih, jangan dipanggil ibu, panggil Zora," omel Zora tak terima kemudian kembali berbicara. "Ketemu ka Ano ya, buruan aku udah ga sabar ketemu dia," ucap Zora langsung berjalan ke parkiran dengan semangat.
"Terus aku harus jadi nyamuk ya?"
"Tadi aku tawarin ketemu Kio ga mau!"
"Kenapa harus Kio?"
"Kalian pacaran kan, orang heboh banget dulu," ucap Zora santai sedangkan ia tersenyum miris mengingat kejadian 3 tahun lalu yang menggemparkan di kampus. Anak orang kaya seperti Kio bersama dengannya ga mungkin. Kio itu pasti hanya usil padanya.
Lanny menatap Kio tak mengerti. Ia masih menatap lelaki yang menundukkan kepalanya setelah mengatakan sesuatu yang membuatnya tak bisa berkata apa-apa.
Kio melirik Lanny kemudian menghembuskan nafasnya. "Oke, aku salah," ucap Kio pada akhirnya.
"Aku heran sama kamu, bisa-bisanya kamu ngomong kayak gitu, kamu tahu gak sih, itu jadi berita heboh sekarang, bahkan dibahas di blog kampus..."
Kio hanya menyengir ragu. "Habis dia ngajakin kamu jadi model terus."
"Lalu kenapa?"
"Kamu ga suka kan, kenapa harus ga enak bilang ga suka, aku hanya bantu kamu supaya ga jadi model lagi."
Lanny menghembuskan nafasnya panjang rasanya kepalanya mendidih saat itu. Ingin marah tapi ia berterimakasih dengan Kio karena ia tak menjadi model tapi sisi lain adalah pengakuan menjadi pacar adalah sesuatu yang sangat cukup meresahkan nya. Bahkan sampai detik ini orang orang mengira mereka berpacaran. Pengakuan tersebut membuatnya tidak bisa lepas dari Kio dan dia juga tak bisa memulai hubungan dengan orang lain.
"Aku ga pacaran!" seru Lanny keras membuat Zora terkejut.
"Ih, Lanny kamu tuh, iya aku tahu, kan bercanda akunya," elu Zora menggosok dadanya terkejut.
"Kamu berantemkan, sebelum berangkat ke Singapore aku tahu loh," ucap Zora penasaran menggoda Lanny.
"Aku ga berantem, Kio aja yang lebay, marah karena aku diantar Pak Jordi pulang," ucap Lanny sebal.
"Kamu juga sih udah tahu Kio itu anaknya mudah ngambek, baik-baikin donk."
"Emang salah aku?"
"Iya, seharusnya kamu ijin dulu sama Kio, tanya dia bisa jemput atau gak, jangan asumsi sendiri, udah tahu Pak Jordi itu pengen deketin kamu, kamu juga ladenin dia, ga baik PHP-in anak orang, kasihan kan Kio," ucap Zora panjang membuat Lanny malas.
Lanny segera masuk ke mobil dan membawa mobil tersebut pergi dari bandara menuju tempat Ano. Ia harus segera mengantarkan Zora pada Ano agar ia terbebas dari ceramah. Jika sudah di Indonesia, Zora lebih cerewet menanyakan tentang nya atau bahkan menasehati hubungannya dengan Kio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Love (END)
RomanceAku mencintainya. Dia mencintaiku. Tapi semuanya tidak semudah untuk disatukan.