Deringan ponsel membuat Lanny mencoba meraih ponselnya sedari tadi. Ia menepuk sekeliling kasurnya dan menemukan hal yang ia cari. Ia menekan asal tanpa membuka matanya kemudian meletakkan di telinganya.
"Lanny!"
Pekikkan seseorang di sebrang sana membuat Lanny terkejut dan menghela nafas panjang. "Zora, kenapa sih?" tanya Lanny kesal sambil mencoba duduk dikasurnya. Ia memperhatikan jam dikamarnya yang tergantung. Jam 5 pagi? batin Lanny frustasi.
"Zora, ini jam 5 pagi tahu!" seru Lanny kesal.
"O,iya, aku lupa, di sini jam 12 siang," tawa Zora disana riang.
Lanny hanya menggeleng pelan dengan kelakuan Zora. "Jadi, kamu udah bisa balik, kamu udah ga berantem sama Kio, aku baik kan?" tanya Zora bertubi-tubi membuat Lanny bingung.
"Eh, kamu berbuat apa?" tanya Lanny tak mengerti.
"Loh, mengirimmu ke Kio adalah usaha terakhirku biar kalian baikkan, awas saja kalau tidak, aku sudah mengancam Kio sampai sebegitunya kalau dia tetap begitu," marah Zora membuat Lanny mengerutkan kening.
"Oh, jadi notes yang tertulis di map itu, kamu mengancam Kio?" tanya Lanny seakan sadar. Pantas waktu itu wajah Kio langsung berubah.
"Memangnya kenapa?"
"Kio bilang, kerjaan dari kamu adalah masalah besar buatnya,"ucap Lanny mendapat susulan tawa Zora, Lanny menggeleng tak percaya mendengar tawa ceria Zora.
"Ini juga buat kebaikan kalian kan, ka Ano juga cerita kalau Kio udah ga pulang malam-malam lagi, kalau enggak kata ka Ano, Kio mirip mayat hidup yang ga tahu capek, Kio itu walau suka bercanda dan terlihat berbeda dengan ka Ano, sebenarnya mereka berdua mirip tahu, gampang merasa bersalah," ucap Zora panjang membuat Lanny tiba-tiba murung.
"Ka Ano juga dulu kayak mayat hidup, pas kamu koma," ucap Lanny santai membuat Zora terkekeh.
"Kamu buat aku kangen sama ka Ano deh, aku kan ga bisa peluk dia kalau gini," ucap Zora manja membuat Lanny hanya menggeleng geli.
"Dasar! nanti salamin sama ka Diano-mu itu, puas?" tanya Lanny mendapatkan balasan tawa ceria Zora.
Lanny mengakhiri ponselnya, nyawanya terkumpul selagi berbicara dengan Zora tadi. Pukul 5 pagi, apa yang harus dia kerjakan sepagi ini, apa ia ke pasar saja dan membuat bekal? Lanny menarik jaket yang tergantung dan mengikat rambutnya berjalan keluar.
****
Lanny tersenyum masuk ke dalam gedung. Ia berjalan masuk ke arah lift dengan santai, ia menekan lift dan menunggu sambil memperhatikan jam tangannya yang menunjukkan jam makan siang.
"Eh dengar belum katanya Pak Noah datang ke perusahaan nemuin Pak Akio."
"Kenapa?"
"Itu gara-gara masalah bu Brenda yang batalin kontrak!"
"Bu Brenda beneran batalin ya, aku kira hanya ancaman aja."
"Yang batalin katanya malah pihak Pak Akio tahu, dan harus bayar penalti makanya Pak Noah sampe datang kemarin."
"Tapikan katanya setelah itu Pak Akio langsung terbang ke Singapura buat cari proyek baru, malah proyeknya lebih besar dari milik bu Brenda."
"Tapi berarti Pak Akio belain pacarnya banget ya?"
"Iyalah, mereka udah bareng lama tahu, makanya dekat sama sekretaris Pak Kio, si Pak Bram dan Bu Nana, mereka aja manggil dia ibu peri."
"Tapi dengar-dengar sebenarnya mereka ga pacaran tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Love (END)
RomanceAku mencintainya. Dia mencintaiku. Tapi semuanya tidak semudah untuk disatukan.