LIL - 4

217 37 2
                                    

Lanny merapikan bajunya kemudian memasukkan ke dalam koper. Hari ini ia akan berangkat ke Bali sendiri tidak bersama Zora. Karena gadis itu sedang sakit dan ia mau tak mau harus tetap ke sana. Ia harus mengganti kan Zora mempresentasikan proyek di sana.

Kejadian beberapa hari lalu bersama kembali ia ingat. Hubungan mereka kembali renggang. Ketika ia bangun dari tidur di dalam mobil. Pernyataan yang ia dengar membuat hatinya berbunga dan takut sekaligus.

"Sampai kapan aku harus menunggu? Apa kamu tidak bisa melihat, aku sayang kamu, Lanny."

Setelah menyatakan perasaannya. Kio hanya minta maaf karena Lanny tak berbicara apapun dan hanya menatap kosong padanya.

Sekarang, Pria itu seakan ditelan bumi. Tak terlihat di mana pun bahkan mengabari nya pun tidak membuat perasaannya kembali meragu. Dan selalu seperti itu, Kio pasti tidak akan menghubunginya. Dan dia juga tidak menghubungi Kio. Ia seperti ini tentu ada alasannya. Ia takut menghancurkan persahabatan mereka yang sudah terjalin lama. Dan satu lagi ia takut kehilangan, ia takut kehilangan Kio.

Lanny menghembuskan nafasnya lelah. Ia tidak boleh terus memikirkan Kio. Lebih baik ia segera berangkat. Lanny mengeret kopernya keluar dan memasukkan ke dalam taksi pesanannya. Ia kembali memperhatikan rumahnya dan masuk ke dalam mobil.

****

Kio menjatuhkan dirinya di sofa rumahnya. Ia membuka ponselnya memperhatikan notifikasi ponselnya yang kosong. Lanny tidak menghubungi nya. Selalu seperti itu, walau dirinya tak menghubungi Lanny tak akan pernah menghubungi nya duluan. Mau siapapun yang melakukan kesalahan membuat Kio menutup matanya kesal.

Mengapa kemarin ia harus menyatakan perasaannya lagi? Ya, lagi, entah sudah berapa kali di dalam 3 tahun ini selalu menyatakan perasaannya. Tapi sikap Lanny akan selalu berubah jika ia melakukan hal tersebut. Sampai akhirnya nanti mereka akan baik baik lagi seperti biasa. Ia bahkan tak mengerti dengan Lanny, kadang ia yakin Lanny menyukainya. Kadang ia tak yakin Lanny menyukainya. Gadis itu seperti bunglon yang membuat nya gusar.

"Kio?" sapa Zora membuat Kio menegakkan badannya tiba-tiba. Matanya memperhatikan sekitar membuat Zora bingung.

"Kenapa?"

"Hah, ga ada," ucap Kio sambil menghela nafas.

"Oh, cari Lanny ya, dia di Bali," ucap Zora santai membuat Kio menatapnya.

"Dia ngapain?"

"Ehm, gantiin aku sementara, soalnya kemarin aku ga enak badan," ucap Zora cepat.

"Sama siapa?"

"Pak Jordi soalnya proyek tersebut ada hubungan dengannya, jadi aku minta pak Jordi temani Lanny," ucap Zora takut melihat perubahan ekspresi Kio.

"Kok bisa, kenapa kamu biarin, kamu biarin Lanny berdua aja dengan seorang pria ke Bali?" tanya Kio marah dan Zora pertama kali melihat Kio seperti itu membuatnya terkejut.

Ano yang turun dari kamarnya segera menghampiri Kio dan Zora. Ia menatap Kio bingung. Tak biasanya Kio tak bisa menahan emosi saat berbicara dan itu dengan Zora.

"Kio, ada apa, kenapa seperti itu dengan Zora?

Kio menatap Ano sejenak kemudian membuang nafasnya kasar. "Kio masuk dulu, lagi ga mood, sorry," ucap Kio malas langsung pergi membuat Zora dan Ano bertatapan.

"Kayaknya lagi berantem sama Lanny, kamu ga apa-apa kan?" tanya Ano memperhatikan Zora yang masih tampak terkejut kemudian tersenyum mengangguk.

****

Kio berjalan keluar dari salah satu restoran bersama dengan Brenda. Mereka sedang membicarakan kerjasama pembangunan hotel baru. Dari sisi lain ada Jordi dan juga Lanny yang sedang membahas proyek mereka di Bali kemarin. Sebenarnya ia tak mau berdua dengan Jordi tapi hanya dia dan Jordi yang paham dengan proyek yang sedang berjalan ini. Dari jauh Lanny dapat melihat Kio yang sedang berbicara dengan seseorang dan Lanny memegang dadanya khawatir sambil melirik Jordi.

Love Is Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang