LIL - 5

211 40 5
                                    

Lanny memainkan makan siang tanpa minat memakannya. Sudah hampir seminggu Kio tidak menghubunginya bahkan sudah masuk minggu ke dua membuat Lanny menghela nafas panjang. Ia terlalu gengsi menghubungi Kio lebih dulu karena dari dulu Kio selalu datang padanya lebih dulu.

Zora yang memperhatikan Lanny daritadi terlihat bingung.

"Kamu lagi ada masalah, Lan?"

"Enggak ada," Zora mengerutkan keningnya tak paham. Walau selalu mengatakan tidak ada. Tapi siapapun tahu bahwa ada yang sedang dipikirkan oleh Lanny. Lihat saja daritadi Lanny hanya memainkan makanannya. Padahal Lanny itu paling anti memainkan makanan apalagi buang-buang makanan.

"Oh, kamu baik-baik aja sama Kio?" tanya Zora yang merasa Lanny terlihat berbeda dan jarang bertemu dengan Kio.

"Baik."

"Beneran, soalnya aku lihat Kio lagi sering keluar sama Gina loh," ucap Zora mencoba memanasi Lanny, sebenarnya ia hanya sekali melihat Kio keluar bersama Gina. Kio lebih banyak di rumah dan keluar kota mengerjakan proyeknya. 

Lanny meliriknya merasa penasaran dengan ucapan Zora. "O,iya, kamu lihat di mana?"

Zora mengulum senyumnya geli. Melihat wajah tertarik Lanny membahas Kio. "Hmm, kan tiap hari aku ke tempat ka Ano, ketemu donk sama Kio," ucap Zora santai melihat raut wajah Lanny yang terlihat lebih muram sekarang.

"Hmm, bukan karena aku minta Pak Jordi temani kamu ke Bali kan, dia ga marah karena itu?"

Lanny menatap Zora kemudian menggeleng. "Kio ga marah kok."

"Masa, antar kamu pulang aja dia marah banget, apalagi ini ke Bali sama-sama lagi, ya kan, nanti aku minta maaf sama Kio deh," ucap Zora panik membuat Lanny tersenyum kecil.

"Tenang aja Ra, Kio ga marah dan hubungan kami baik-baik aja, kami itu cuma berteman," ucap Lanny membuat Zora menghela nafas panjang.

"Kamu yakin?"

Lanny terlihat ragu tapi kemudian tersenyum mengangguk.

"Aku rasa Kio begitu menyayangi kamu."

"Dia menganggap ku sama seperti kamu, dia hanya terlalu baik pada semua orang," ucap Lanny pelan.

"Tapi Lanny.." gumam Zora menatap Lanny yang tampak menatapnya. Ia rasa terhadap Lanny, Kio jauh lebih posesif, padanya memang dulu begitu tapi tidak separah ini.

Zora menatap manik mata Lanny serius. "Perasaan itu rumit... sulit untuk diraba dan dipahami, sebentar terasa benar, sebentar terasa salah, aku harap kamu meraba dan memahami perasaan kamu sendiri," ucap Zora tanpa mengalihkan tatapannya pada Lanny.

"Jangan sampai kamu menyia-nyiakan sesuatu yang ternyata begitu berarti, karena jika hal itu pergi, kamu yang paling terluka nanti, dan aku ga mau sampai kamu begitu, kamu mengerti maksudku kan," ucap Zora menyentuh jemari Lanny. Sedangkan Lanny hanya menatap Zora dengan pemikirannya yang sudah entah ke mana. Menyia-nyiakan?

****

Lanny tampak berdiri di depan gedung perusahaan Wibowo. Ia menghela nafas ragu kemudian berjalan masuk. Beberapa satpam yang berjaga di depan gedung pun tampak menyapanya.

"Mba Lanny akhirnya kelihatan," ucap Joko salah satu satpam di sana.

"Iya pak, saya masuk ya," ucap Lanny ramah.

Lanny masuk ke dalam gedung menuju lift karyawan dan naik. Ia biasa langsung naik dengan lift petinggi tapi ia terlalu takut bertemu Kio secara tiba-tiba. Lanny melihat angka lift yang terus naik, ia bahkan sudah sendiri di dalam lift.

Love Is Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang