Lanny memainkan ponselnya mengirimkan pesan pada Jordi bahwa ia sudah sampai di tempat janjinya bersama Gina. Apa Kio sudah sampai? batin Lanny sambil memperhatikan sekitar. Lanny berdiri di pinggir kolam renang sambil memperhatikan sekitar.
Lanny mencoba menghubungi Gina, tapi seseorang menabraknya cukup kuat membuat Lanny terkejut karena hampir jatuh. Lanny langsung menoleh dan mendapati orang yang baru saja menabraknya, teryata wanita yang terakhir mencari masalah terus dengannya. Brenda.
"Opps, sorry ya, mataku tidak melihatmu tadi," ucap Brenda sambil terkekeh geli. Lannyhanya mengerutkan keningnya tak ambil pusing.
"Oh, kenapa kamu di sini, apa mencari mangsa baru, upik abu terus bermimpi menjadi cinderella ya," tawa Brenda diikuti teman-temannya membuat Lanny pura-pura tak mendengar dan berlalu.
"Akhirnya ketemu, Ka Lanny dari mana aja, dari tadi kami mencari mu, ayo ke tempat ka Kio," ucap Gina saat menemukan Lanny.
Lanny mencoba tersenyum sambil menghela nafas mencoba menghilangkan badmoodnya yang baru saja dirusak oleh seseorang. "Ka Lanny dengan Pak Jordi?" tanya Gina mendapat gelengan Lanny.
"Tadi dia ijin keluar mau beli sesuatu jadi aku duluan ke sini," jelas Lanny mendapat anggukkan mengerti
Suara seseorang menginterupsi Lanny dan Gina. "Apa aku mengganggu?"
Gina mengerutkan keningnya menatap orang yang barus saja menegur mereka. Mau apalagi wanita ini mengganggu mereka. "Kalian berteman baik, pantas sekali kelakuan kalian sama," ucap Brenda santai. Gina menyilangkan tangannya di depan dada merasa bahwa wanita dihadapannya mulai keterlaluan. Apakah mereka saling mengenal sampai ia terus mengganggu.
"Apakah Ka Lanny kenal?" tanya Gina malas.
"Tidak, dia siapa?" tanya Lanny dingin membuat Gina tersenyum. Ia suka sifat Lanny yang satu ini.
Brenda meremas kedua tangannya kesal sambil menatap keduanya penuh emosi. "Gadis miskin yang hanya menempel pada orang kaya seperti parasit dan satunya hanya seorang gadis manja yang mengejar cinta tapi terhalang parasit tersebut, kombinasi yang cocok antara kalian berdua."
Gina menoleh menatap Brenda yang mulai keterlaluan. "Kamu ingin sukses tapi tak tahu caranya bukan, makanya kamu mendekati Zora, dari dulu Zora selalu bergaul dengan orang-orang berada di kelas bawah, kemudian menemukan Kio yang menarik perhatianmu, kamu kira Kio mudah didapatkan bukan?"
"Setahuku Kio dari dulu mendekati Zora, apa kau tidak sadar hanya pelampiasan sesaatnya Kio, apa kamu dibayar mahal oleh Kio? Barang-barang yang mahal yang kamu pakai tidak akan mengubah status sosialmu yang hanya seorang bawahan, apa kamu kira hanya dengan mengubah penampilanmu, kamu sepadan dengannya?"
Lanny meremas kedua tangannya menahan emosi. Dadanya cukup sesak dan matanya panas. Lanny segera berjalan pergi, ia sudah tak mau mendengar kata-kata dari wanita tersebut yang memang ada benarnya. Ia memang tidak sepadan dengan Kio, status sosial mereka terlalu jauh.
Gina yang menyatukan kedua tangannya kemudian menghela nafas. Ia sudah lama sekali tidak berbuat kasar. Dan rasanya sekarang ia perlu melakukan hal tersebut. "Bawahan, bukannya kamu sendiri?" tanya Gina sinis.
"Sepertinya kelakuanmu yang mengambarkan stasus sosialmu," ucap Gina pelan. "Iya menepuk pundak Brenda. "Kita tidak berada di level yang sama, caramu berperilaku menggambarkan bahwa kamu yang cocok menjadi bawahan."
Gina menahan tangan Brenda yang akan memukulnya dan memutarnya kuat. "Sudahku bilang, kamu jangan menyentuh sesuatu yang kusuka, hanya aku yang boleh seperti itu pada ka Lanny," ucap Gina sambil menarik rambut Brenda dan mendorongnya ke dalam kolam renang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Love (END)
RomanceAku mencintainya. Dia mencintaiku. Tapi semuanya tidak semudah untuk disatukan.