Skip skip skip
Jangan donk...😂.
.
.
.Beberapa bulan kemudian...
Sore ini setelah pulang dari sekolah, Dion memilih untuk menghabiskan sorenya di taman hijau Bara. Refreshing buat otak serta hati yang minta diisi oleh seseorang yang menurutnya pas di hati. :v
Melihat pemandangan hijau serta beberapa anak kecil yang berlarian di taman adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagi Dion.
Ia menjadi teringat masa lalunya saat kedua orang tuanya masih fokus membimbingnya dan kedua saudaranya. Disinilah mereka sering mengadakan piknik. Dan dia tidak menolak lupa, bahwa saat dia masih seumuran anak TK, ia dan Kevin (kakaknya) sudah pandai merayu para gadis cilik yang lewat di taman ini. Kalo Jun, malu ga mau ikutan kakaknya yang rada miring.
✨
Sore ini cuacanya agak berangin, jadi teman yang baik adalah minuman hangat. Dan pakaian hangat.
Dion jalan santai sambil menikmati kopi hangat yang baru ia ambil di kafenya, dengan menggendong tas punggung sekolahnya. Ia masih pake seragam sekolah, cuma di tutupi jaket hitam.
Sampai di suatu tempat, ia memilih untuk duduk di salah satu kursi taman, dan menikmati kehangatan matahari sore. Menatap langit biru serta awan lucu yang membentuk imajinasi bagi yang melihatnya.
Memejamkan mata, merasakan hembusan angin... Hmm...manjiw.
"BANGSAAAAAT!!!" satu teriakan membuyarkan ketenangan Dion.
'Ini sape sih? Ganggu ketenangan gue aja sat!' 😩
Ia menoleh ke belakang, ga ada siapa-siapa, eh tapi ada kayaknya manusia, seorang cewek sedang rebahan di bukit-bukitan taman, dekat patung ikonik kota Bara di sampingnya. Sepi, cuman ada dia yg masih memakai seragam dengan ditutupi cardigan berwarna merah maroon.
Entah kenapa kaki Dion pengen gerak buat jalan ke tempat dimana orang sinting tadi mengucapkan kata kasar.
'Kok disini jadi sepi sih? Tadi kan banyak orang. Gue takut itu manusia beneran apa jelmaan?'-Dion kepo, tapi ketar-ketir juga.
Dion semakin dekat dengan cewek yang lagi mukul-mukul udara kosong. sambil ngedumel gajelas. mirip orang gila gan.
"Akhirnya gue tau dan membuktikan, tapi kenapa gue ga rela anjir? Padahal gue juga pingin ngejauh!" Dion seperti kenal sama suara cemprengnya. Jadi ia yang awalnya pengen lirik aja, sekarang mencoba mendekati gadis yang sedang ngedumel ga jelas itu.
Dekat kok, makanya kedengeran.
Setelah sampai di samping cewek itu.
"Lo si tapir kan?!!" Dion udah nyangka kalau itu si Vira yang lagi galau bombay.
"Hah?! Siapa Lo?" Vira duduk dan agak nyipitin mata, burem efek kelamaan lihat langit. Bengek.
Dion mendecih, "Masa lupa? Gue Dion, cowok paling ganteng di dunia." ujarnya sok kepedean.
"Oh...ngapain Lo kesini?" tanya Vira, dia ngusap-usap matanya sembari bangkit untuk duduk.
'ni bocah mukanya kucel bin sembab, gue yakin 1000% si tapir habis nangis!' batin Dion.
"Bisa nangis Lo? Hahaha" Ejek Dion, ia ikut duduk disana.
"Sembarangan! Gue kelilipan bego!" sangkal Vira, malu dong kelakuan cem preman tapi nangis ketahuan orang.
'Sianjing kenapa bisa disini sih'-umpat Vira.
Dion geleng-geleng kepala, "Gue bisa bedain ya, mana yang real kelilipan sama yang engga, Lo jangan sok kuat jadi orang..." ujar Dion, yang kini menatap nyalang muka Vira. Ada bekas air mata yang mengering di pipinya. kasihan coy anak orang, imut juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
So Dainless ??
RandomKESEHARIAN_ TWINS_ MIRA • VIRA Kadang takdir bisa muter-muter bikin kepala pusing. Keributan itu seru ⏺️Happen. In #1 - ketikung #2 - gakpeka #3 - anakkembar 🐈🌸🌸🌸