14. She has gone

1.7K 348 50
                                    

Niki tersenyum tipis memandang sebuah kotak lengkap dengan pita yang membuatnya terlihat lebih cantik. Kotak itu berisi sebuah beannie yang akan ia berikan kepada seseorang.

Kalian tau siapa? Ya, lee yurim.

Gadis kecil yang dijumpainya minggu lalu. Gadis yang memiliki penyakit seperti dirinya.

Ia yakin yurim akan senang karna akhirnya mereka sama-sama tak memiliki rambut dan memakai beannie. Hanya dengan membayangkan senyum lebar mengembang di wajah yurim saja membuat hati niki berdesir. Meskipun mereka baru sekali bertemu, entah kenapa ia memiliki ikatan yang kuat dengan gadis kecil itu. Seperti rasa ingin menjaganya.

Ddrrttt dddrtttt

Niki mengambil ponselnya yang bergetar di atas nakas. Ia langsung menggeser tombol hijau saat nama jung dahyun tertera di layar ponsel.

"Halo day"

"Gue ganggu lo istirahat ya?"

"Enggak kok santai aja"

"Syukur deh. Sorry banget gue nelfon malem-malem begini"

"Iya dahyun gapapa. Ada apa?"

Terdengar helaan nafas dari seberang telepon "i think i need a storymate for now"

"Of course. What happend?"

"Nggak tau kenapa tiba-tiba gue takut"

Niki mengernyitkan dahi "lo ngga kenapa-napa kan day?" Tanyanya sedikit khawatir.

"Yeah i'm fine but not for my feelings"

Niki menghembuskan nafas lega "jadi?"

"Gue– "

Ia menunggu kalimat selanjutnya yang akan dahyun ucapkan. Tapi ternyata diluar dugaanya, yang terdengar selanjutnya adalah suara isakan dahyun.

"Dahyun are you okay?"

"Hiks... niki... hiks... i can't.. hiks"

Niki benar-benar bingung sekarang. Sebenarnya ada apa dengan dahyun.

"Day tenangin diri lo dulu baru ngomong"

"Hiks... i can't lose you nik... hiks... i'm sorry but i'm really scared"

Niki terdiam. Sementara di seberang dahyun masih terus terisak.

"Day–"

Ia menarik nafas dalam "don't be afraid. I'm still here" lanjutnya.

"Maaf nik, tiba-tiba aja pikiran buruk gue dateng. Gue nggak bermaksud bikin lo makin sedih"

"No problem. Gue paham day"

"I'm really sorry" ucap dahyun parau.

Niki tersenyum samar "iya gapapa. Mending lo istirahat gih udah malem"

"Lo juga harus istirahat nik. Maaf gue ganggu waktu lo cuma buat nangis"

Sekarang niki benar-benar tertawa "hahaha gapapa kali, gue juga tadi cuma duduk doang"

"Yaudah gue tutup telfonnya. Good night"

"Night too. Have a nice dream day"

"Hmm you too"

Pip.

"And always happy" lanjutnya pelan setelah sambungan telfon terputus.

Ia merebahkan dirinya di atas ranjang. Menatap langit-langit kamarnya yang tidak berubah semenjak beberapa tahun yang lalu.

Dear God | Ni-Ki ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang