21. Aku ingin tidur

2.2K 370 90
                                    

Dahyun berjalan pelan menyusuri lorong rumah sakit. Kali ini dia datang sendiri tanpa teman-temannya. Entah kenapa dia ingin sekali bertemu dengan niki.

Dia mengetuk pintu lalu membukanya setelah mendapat jawaban dari dalam.

"Selamat sore om tante"

"Selamat sore dahyun, kamu datang sendirian?" Tanya hoseok.

Dahyun mengangguk "iya om"

"Siapa yang dateng?" Tanya niki.

"Dahyun" jawba eunbi.

"Ma aku boleh keluar sebentar sama dahyun?"

Dahyun terkejut. Padahal dia hanya ingin menjenguk, bukan mengajak keluar.

"Tapi kamu nggak boleh banyak gerak niki"

"Pake kursi roda ma, sebentarrrr aja. Cuma ditaman doang"

Eunbi menatap hoseok lalu direspon anggukan olehnya.

"Yaudah, tapi jangan kelamaan"

Niki tersenyum "iyaa"

Dahyun tersenyum kikuk pada eunbi dan juga hoseok.







"Ck. Lo tuh ya bandel banget, gue kan jadi nggak enak sama om tante"

Niki tertawa renyah "sekali-kali pengen hirup udara segar. Bosen gue nyium bau obat-obatan mulu"

Dahyun tersenyum tipis lalu menghentikan kursi rodanya saat sampai di taman rumah sakit.

"Hahh segarnya"

"Kangen banget ya sama udara luar?"

"Iya. Tapi ada yang lebih gue kangenin"

"Apa?"

"Lo, jung dahyun"

Dahyun membeku. Apa niki sedang bercanda.

"Gue nggak bercanda day"

Dahyun semakin terkejut. Apa-apaan ini, niki bisa membaca pikiran?.

"Oh ya day, gue udah nyiapin sesuatu buat lo sama yang lain. Kalo gue udah pergi, minta sama mama eunbi buat nyari itu di laci meja belajar gue"

"Nik–"

"Lo inget kan day apa yang gue bilang. Jangan nangis pas gue pergi nanti"

Niki tersenyum menatap lurus kedepan "bolehkan kalo gue pergi?"

Dahyun mati-matian menahan tangsinya "iya lo boleh pergi tapi jangan sekarang"

"Day, boleh nggak kalo gue minta peluk?"

Tanpa pikir panjang dahyun langsung mendekap tubuh niki. Satu kata yang dahyun rasakan, nyaman.

Buliran air mata mulai mengalir deras dari kedua matanya. Untuk pertama kali dia merasakan pelukan hangat niki dengan perasaan yang berbeda.

"Dahyun, gue harap bisa meluk lo lebih lama lagi"

Niki terkekeh pelan "tapi kayaknya tuhan nggak kasih izin"

Dahyun menggeleng "lo masih bisa peluk gue nik"

Niki melepaskan pelukannya. Dia mengenggam tangan dahyun lalu mengecupnya sekilas.

"Day anterin gue balik ke kamar, gue ngantuk pengen tidur"

Dahyun berusaha berpikir positif meskipun air matanya tak bisa dibendung lagi.

"Iya gue anterin, tapi jangan tidur sekarang ya"

Niki hanya tersenyum.


Niki hanya tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Niki mengerjapkan matanya saat cahaya menyinari wajahnya. Ia mendudukan diri lalu memandangi sekitar dengan raut bingung.

Kenapa dia ada di ruangan putih ini? Bukankah dia masih dirumah sakit?.

Niki meraba kakinya. Bisa digerakkan. Begitu juga mata dan telinganya, berfungsi dengan baik.

"Mama, papa, dahyun" niki sedikit berteriak memanggil ketiga orang yang terakhir kali dilihatnya.

"Kakak!"

Niki membalikkan badannya. Dia terkejut saat mendapati lee yurim berlari ke arahnya dengan wajah ceria.

"Yurim kenapa bisa ada disini?" Tanya niki berjongkok menyamakan tingginya dengan gadis kecil itu.

Yurim tersenyum manis "sekarang kakak tinggal sama aku"

Tunggu. Apa artinya...

"Jadi kakak udah pergi?"

Yurim mengangguk lucu "mulai sekarang kakak nggak akan kesakitan lagi, dan kita sudah punya rambut. Lihat nih rambutku cantik kan?"

Niki mengangguk membalas yurim, tapi dia sedih. Bagaimana keadaan mama dan papa nya? Apakah mereka baik-baik saja saat dirinya pergi?.

"Kak niki ayo kita pergi ke sana"

Niki menatap arah yang ditunjuk yurim. Sebuah lorong panjang berwarna putih yang entah dimana ujungnya.

"Tapi yurim–"

Yurim menggenggam tangan niki lalu menuntunnya ke lorong itu. Entah dorongan dari mana, niki mengikuti langkah gadis kecil itu masuk lebih dalam.

Semakin dalam lalu menghilang ditelan cahaya.






























Piiiipppppp

Para dokter menghela nafas saat monitor detak jantung menunjukkan garis lurus.

"Pasien Niki jung menghembuskan nafas terakhirnya tanggal 14 april 2021 pukul15.00 diakibatkan kanker otak stadium empat"

00 diakibatkan kanker otak stadium empat"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













aku ngetik sambil nangis😭

Dear God | Ni-Ki ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang