Prolog

180 27 7
                                    

Untuk menghabiskan waktu luangnya selama 1 pekan kedepan, Jihan terpaksa harus berdiam diri di dalam rumah, karena gadis itu dilarang bermain oleh sang Ayah, apalagi bermain keluar rumah.

"Ish bosen banget, gak ada uang pula!" batinnya, menggerutu.

Jihan melangkah menuju teras depan rumahnya, melihat keberadaan 'Koko' kucing hitam kesayangan Jihan.

"Ko tau gak sih, masa aku gak boleh main sama Ayah!"

"Ayah jahat banget masa sama aku, gara-gara kemarin aku pulang jam 9 malam."

"Padahal itu biasa ya Ko?" curhat Jihan, yang seakan-akan buntalan hitam dihadapannya itu dapat mengerti maksud dari perkataannya.

"Ngapain lu Han? Gila?" goda Bang Jay, yang sedang asyik ngopi sambil merokok di teras rumah.

"Iya gila! Bang Jay, minta uang dong!"

"Enak aja! Uang gue aja abis, buat beli buku SBMPTN." tolak Jay.

Jihan mengganguk paham, memang kini Abangnya sedang disibukkan dengan kegiatan pekan SBMPTN, alias ujian masuk universitas negeri.

Sedangkan Jihan? Gadis itu masih duduk dibangku kelas 11. Ya beda setahun lah ya dengan Abangnya.

"Stress aku dirumah terus." umpatnya.

"Lu kata gue gak!? Mendidih otak gue belajar mulu, mending pinter, ngerti aja gak!"

Ya kalo dibanding-bandingkan dengan kehidupan Bang Jay, sudah jelas-jelas Jihan kalah.

Derita anak kelas 12, memang selalu begitu bukan?

"Argh tau ah! Bang Jay, aku mau keluar dulu sama Koko, nanti kalo Ayah nanya bilang aja aku ke rumah Mala ya belajar kelompok."

Bang Jay mengganguk, ia paham betul mungkin rasanya jadi Jihan. Jihan memang jarang sekali keluar rumah, bahkan gadis tersebut tak pernah sekalipun pergi ke-mall bareng temen-temen seusianya. Karena sang Ayah yang sangat over protektif.

Hanya saja mengenai insiden semalam, yang membuat Ayah Jihan semakin marah kepada anak gadisnya, pasalnya Jihan yang terlalu sibuk mengurusi organisasi di sekolahnya, sehingga berakhirlah ia pulang jam 9 malam.

Hanya saja mengenai insiden semalam, yang membuat Ayah Jihan semakin marah kepada anak gadisnya, pasalnya Jihan yang terlalu sibuk mengurusi organisasi di sekolahnya, sehingga berakhirlah ia pulang jam 9 malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

Jihan dan Koko berjalan-jalan santai, mengelilingi komplek perumahan.

Jihan yang setia mengendong Koko, dan juga Jihan yang tak pernah tahu tiap-tiap arah di sekitar komplek perumahannya.

Karena saking luasnya komplek perumahan Jihan, sehingga gadis itu tak tahu arah jalan pulang.

"Aduh gimana ya Ko? Aku gak bawa handphone lagi!" gumam Jihan panik.

Jihan tetap berjalan, mencoba mencari-cari arah untuk dirinya bisa sampai ke rumah. Namun apadaya? Yang ada Jihan malah berpapasan dengan gang buntu.

Jihan's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang