*Mini story of Oci*

40 7 0
                                    

Hello! Untuk part kali ini aku bikinin mini story yay, itung-itung ini bonus aja 3>
Anyway, 'mini story of Oci' gak ada sangkut-pautnya dengan 'Jihan's story'.

Silakan dinikmati dengan baik ^_^

*******

Kata orang SMANSA itu banyak menyembunyikan cerita. Cerita perjalanan karrier seseorang from zero to hero, katanya.

Tapi berbeda dengan Oci, cowok itu yang penampilannya lempeng-lempeng aja tak niat masuk ke sekolah bergengsi dengan akreditasi yang baik itu.

Oci sangat benci sekolah, sangat.

"Oci kamu nanti pulang sekolah ditunggu diruangan Pak Keenan." ucap Dinar, teman kelas Oci.

"Ya makasih infonya."

Dinar mengganguk, lalu kembali lagi ke temlat duduknya seperti semula.

Oci pusing dengan dirinya. Lagi-lagi ia harus ke ruangan manusia itu, manusia yang sangat kejam terhadap dirinya dan keluarganya.

Keenan sumarja

Kepala sekolah SMAN 1, yang terkenal dengan ketegasannya dan kedisiplinannya.

Namun Oci melihat Keenan tak jauh seperti sampah. Keenan yang telah menghancurkan keluarganya sehancur-hancurnya. Karena Keenan Bunda Oci harus meninggalkan Ayah Oci.

Keenan menikahi Bunda Oci, dan kini mereka berdua sedang menjalani hidup bahagia karena Bunda Oci baru saja dihadiahi momongan nan cantik bagaikan bidadari.

"Arigatou... nya.. ici... ni... san... nya... arilaso."

Mirela, gadis kocak yang selalu menghibur Oci. Panggil saja Lea, Lea kini telah duduk dihadapan Oci, sambil menangkup pipi Oci, "Oci kamu tambah mirip doraemon deh, hahahahahhahaha......" goda Lea.

Oci menepis tangan Lea kasar. Ia sedang dalam mode tak mau diganggu.

"Dih kasar sama cewek banci!" geram Dita, wakil ketua kelas yang galaknya melebihi chef Juna.

Kadang Dita suka mematahkan mental para anak-anak kelas juga. Seperti contohnya Jinny yang agak cadel saat berbicara huruf 'R'. Dita malah menyarankan Jinny untuk potong lidah, agar Jinny bisa mengucapkan 'R' dengan kembali normal.

"Oci, tell me something ganteng." goda lea, yang lagi-lagi membuat Oci muak setengah mati.

"Diem!" geram Oci, lalu segera meninggalkan bangkunya dan juga Lea.

"Naha anying dia?" tanya Denise heran, Lea menaikkan bahunya pertanda tak tahu.

Lea juga malah ikut-ikutan pergi meninggalkan kelas, ia melangkah pergi entah kemana. Yang membuat Denise dan Dita sedikit kebinggungan.

"Kenapa sih mereka?" Dita menatap Denise heran.

"Masalah rumah tangga kali." jawab Denise asal.

"Asal banget mulut lo!"

Denise tertawa kecil, ia juga tak tahu sebenarnya apa yang terjadi antara Lea dengan Oci.

Jihan's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang