18. A little explanation

30 12 0
                                    

Belum genap satu jam Yedam sudah sampai rumah dengan kecepatan di atas rata-rata yang ia tancapkan pada motornya. Fikirannya kacau, lagi-lagi Yedam harus bertemu dengan Ariana.

"Dam keluar kamar lah Mama masak banyak nih." panggil Mino dari luar kamar Yedam.

Yedam yang sedang asyik berfikir mendadak tak fokus. Padahal baru saja fikirannya ingin flashback, tetapi Mino lebih dulu membuyarkan ingatan Yedam.

"Iyeee..." Yedam segera keluar dari kamarnya, lalu berjalan bersama menuju ruang makan.

Renata tersenyum senang melihat kedua putranya yang akhirnya mau diajak makan bersama setelah sekian lama mereka jarang ada dirumah.

"Bahagia itu sederhana ya, ngeliat anak Mama ini akur." gumam Renata, Mino melirik Yedam dengan tatapan agak jijik.

"Iya Mah sering-sering deh ya kita kayak gini. Iya kan Bang?" Yedam merangkul pundak Mino yang lansung ditepis oleh Mino.

"Kasar ah, gak suka!"

Renata geleng-geleng kepala. Baru juga dipuji sudah bikin ulang, itulah kebiasaan Yedam dan saudaranya.

"Capek Mama liatnya, udah ah sana makan."

Yedam mengganguk girang. Padahal tadi sore ia sudah makan lumayan banyak, tapi perutnya selalu merasa lapar setiap saat.

"Wih mantep kesukaan gue nih." Mino menatap kepiting asam manis dengan penuh cinta,

btw Mino emang kepiting lovers kawan-kawan.

Berbeda dengan Yedam. Yedam yang mempunyai Alergi kepiting menatap kepiting yang sedang disantap Mino dengan pandangan mual sekaligus jijik. Ia hanya bisa memakan spesies seafood,  jenis cumi-cumi, udang, dan ikan. Yang lainnya bisa bikin Yedam gatal-gatal selama seminggu lamanya.

"Enak geblek ini dabest banget dah pokoknya cobain deh." Mino menyodorkan satu suap sendok dengan kepiting diatasnya persis di depan mulut Yedam.

Dengan spontan Yedam langsung berlari, ia berlari sekencang mungkin menuju lantai atas.

"Arghhhhhh kepiting....kepiting....."

Renata yang menyadari perilaku putranya pun hanya bisa pasrah. Namun perlahan ia mendekati Mino.

Pletakkkk.....

Renata menyentil kening Mino, ia sedikit kesal melihat perilaku Mino yang memang agak keterlaluan. Masalahnya Yedam memang benar 'alergi' terhadap kepiting, jika alerginya sudah kambuh bisa-bisa seluruh orang rumah harus turun tangan untuk mengurusi Yedam.

"Nanti kalau sakit Mamah yang repot!" bentak Renata.

Mino menunduk takut ia menurunkan sendok yang berada di genggamannya. Meletakkan kembali diatas piring.

"Udah tua pikirannya masih kayak anak kecil, ya Tuhan Nak capek Mamah."

"MAMPUS LU KENA MARAH HAHA...HAHAHA..." ledek Yedam dari lantai atas yang menyaksikan adegan tersebut.

Adegan favorit Yedam adalah, ketika sang Abang dimarahi oleh Mamahnya.

"BACOT LU!" balas Mino tak mau kalah.

Yedam turun ke-lantai atas lalu segera kembali ke-arah ruang makan, dan duduk di bangku sebelah Mino.

"Udah ah drama nya Mamah pusing!" keluh Renata.

Jihan's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang