Jihan kini tengah memandangi jendela dari dalam kamarnya, sialnya, hal yang tadinya hanya pura-pura kini berubah menjadi kenyataan.
Jihan beneran sakit perut
"Aduh sakit banget perut aku."
"Ini karma kali ya?" keluhnya.
Jihan melangkah dengan hati-hati, keluar dari kamarnya dan menuruni beberapa anak tangga. Dengan tangan kiri yang masih setia memegangi perutnya.
"Oi kenapa lu?" tanya Bang Jay, yang mendapati Jihan terlihat kesusahan menuruni anak tangga.
"Sakit perut aku, sakit banget masa."
"Buset, gejala mens nya parah ya?"
Alibi Jihan masih berjalan, ia mengganguk meng-isyaratkan kata 'iya' sebagai jawaban.
"Ayah udah pulang Bang?" tanya Jihan, yang dibalas anggukan oleh Bang Jay.
"Tumben gak nyariin aku."
"Posesif nya lagi mode off kali. Pulang-pulang bawa brownies terus doi langsung masuk kamar, cuma nanyain lo doang sih udah pulang dari sekolahan apa belum, capek kali Ayah." jelas Bang Jay, memaparkan berdasarkan situasi yang ada.
"Allhamdulilah."
Pra-sangka Jihan mengenai hal-hal yang ia takutkan harus kembali ia kuburkan rapat-rapat, pasalnya sang Ayah tak mengetahui apa yang baru saja dilakukannya, mengenai hal bolos-membolos. Apalagi dengan oknum yang bernama 'Haruto'.
"Bang ambilin aku kiranti di kulkas dong tolong, yang kemasannya warna kuning ya." pinta Jihan, seraya mendudukan pantatnya di atas sofa berukuran king size di ruangan santai dalam rumahnya.
"Bentar."
Gak lama Bang Jay, balik lagi, tapi anehnya, ia malah membawa satu kaleng minuman yang menurut pandangan Jihan sangat tidak mencerminkan visual dari produk kiranti.
"Ini kan?" tanya Bang Jay, seraya memberikan sebuah kaleng minuman berwarna kuning tersebut.
"Bukan, ini mah minuman penambah stamina!" tolak Jihan,
"Yang ada gambar perempuan di depannya."
"Ambil ah gue gak tau!"
Dengan terpaksa Jihan melangkah pelan-pelan ke arah kulkas, demi mengambil sebuah minuman pereda rasa nyeri yang biasa ia konsumsi.
"Nih yang bener!" Jihan memamerkan sebotol minuman pereda rasa nyeri itu kepada Bang Jay.
"Iya dah tau, si Kirana."
"Kiranti!"
"Meranti." ucap Bang Jay lagi,
Namun malah berujung tatapan maut dari Jihan.
"Itu mah bunga bodoh!"
Bang Jay malah tertawa, sengaja meledeki Jihan yang masih merintih kesakitan, memang kurang ajar, tapi ya begitu.
"Kadang hidup harus banyak bercanda."
- Bang Jay."Bang, aku minta kontak Haruto dong."
Bang Jay yang lagi sibuk dengan barisan buku-bukunya itu mengenai SBMPTN, membalikkan tubuhnya, menatap Jihan tak percaya.
"Hayoooo ketawan deh, pasti mau PDKT yakkk???" tuduh Bang Jay, Jihan mencubit lengan Bang Jay pelan.
"Sakit bodoh!"
"Kamu gak tau apa yang terjadi, kalo aku kasih tau Bang Jay, nanti bakalan ngadu ke Ayah gak?" tanya Jihan, bisik-bisik kecil, seraya menyusun kata-kata yang harus ia lontarkan kepada pria dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jihan's Story
FanfictionJihan Natalia, panggilannya Jihan. Babu nya Koko, alias kucing hitam miliknya, tapi mengapa namanya harus 'Koko'? kenapa gak ada yang lain ya? Suatu hari Jihan sedang jalan-jalan dengan Koko, majikan kesayangannya itu. Tiba-tiba turun hujan, sehingg...