Chapter 12 - Be Happy and Live Well

5.4K 792 46
                                    

Playlist: Ed Sheeran - Autumn Leaves

• • 

• BEN •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• BEN 

Pernahkah kamu merasa perlahan jatuh cinta pada seseorang? I mean it starts out with friendship it always does. But then it starts to bloom into something more. Awalnya hanya melakukan basa-basi yang tak berarti, tapi perlahan-lahan berkembang menjadi percakapan panjang tentang masa lalu, dan apa yang kamu inginkan untuk masa depan, menjadi lebih dalam dan bermakna. Dan saat kamu bersamanya, hanya dengan duduk bersama di sampingnya dalam diam sudah membuatmu bahagia. Saat itulah kamu tersadar, dan menyadari bahwa mungkin kamu menyukainya lebih dari seorang teman. Setiap sentuhan, pelukan, menjadi sangat berharga, karena kamu akhirnya mengerti apa yang terjadi pada dirimu, you're falling for her.

Aku pernah mengalaminya bersama dengan Alia, I fall for her. Deep, tetapi dia tidak memiliki perasaan yang sama denganku. Aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan merasakan rasa seperti itu lagi dengan orang lain, seperti yang sudah pernah kukatakan. Namun, dengan Tita aku merasa berbeda. Meski aku tidak yakin dengan perasaanku itu, but I get used to her. Keceriaannya menular, seolah hidupnya tak memiliki beban apapun.

Malam ini aku berkunjung ke rumah Alia sebelum besok dia pergi ke New York, dia menangis di pelukanku, dia sedih sekaligus bahagia. Sedih karena cintanya dengan Daffa harus berakhir, dan bahagia karena mimpi yang dulu coba ia lupakan kini bisa ia raih.

Aku pernah merasakan sakit ketika Alia menjalin hubungan dengan Riza, dan Brian. Namun, ketika Alia mengatakan bahwa dia berpacaran dengan Daffa, yang ternyata seorang dokter yang juga sudah menolong Papaku, aku tidak lagi merasakan perasaanku yang dulu kuat untuknya.

Entah sejak kapan, yang jelas perasaan cintaku padanya sebagai seorang wanita yang ingin kumiliki dalam hidupku—tak ada lagi. Hanya tersisa rasa sayang dan peduli layaknya seorang sahabat dan keluarga saja.

Untuk merubah sampai di titik itu, aku membutuhkan banyak waktu dan proses. Aku tidak bisa melupakan kenanganku bersamanya begitu saja, memori itu akan tetap ada. Namun, rasa sakit ketika mengingat itu, tak terasa sesakit dulu seiring dengan berjalannya waktu. Aku mencoba mengikhlaskan semuanya. Rasa sakit dan kecewaku, entah itu pada Alia ataupun keluargaku.

Setelah kupikir-pikir lagi, semuanya berkat Tita. Dia membuat hidupku tidak terasa hambar.

"Jaga Tita selama aku nggak ada, Ben," ujar Alia begitu melepas pelukanku, ia mengusap pipinya yang basah. "Dia nggak punya banyak teman di sini."

Ya, aku tahu itu. Tita pernah bercerita kalau dia sangat menjaga inner circle-nya karena dia sempat trauma pada lingkungan pertemanan yang toxic. Tita pernah menjadi korban bullying teman-teman sekolahnya. Sebagai anak blasteran Belanda-Jepang, dia sering di bully sebagai antek-antek belanda, kejam seperti jepang, dan lain-lain.

Between the Lines [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang