Chapter 18 - Don't Close Over Me

4.9K 701 13
                                    

Playlist: Adele - When We Were Young

Ada yang rindu mereka berdua?

• • •

• TITANIA •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• TITANIA •

18 monts later...

Alia menikah. Aku sangat bahagia melihat sepupuku yang paling kusayang itu akhirnya memilih untuk menghabiskan sisa hidupnya dengan pria yang paling ia cinta setelah lama ia menyiksa diri sendiri dengan menolak perasaannya bahwa dia masih sangat cinta dan sayang pada Daffa. Aku senang melihat seorang dokter bedah saraf yang sudah terlanjur bucin itu akhirnya bisa meluluhkan hati perempuan keras kepala seperti Alia, dan membuat hubungan mereka berhasil. Aku berharap hubunganku dengan Bara juga bisa berhasil. Selama ini hubungan kami baik-baik saja, kami bahkan jarang ribut atau berdebat untuk hal-hal yang tidak penting. Tapi bicara tentang pernikahan, kami belum pernah membicarakannya.

Dia hanya bilang mencintai dan menyayangiku namun tak pernah mengatakan bahwa dia akan serius pada hubungan kami. Aku pun tak pernah membahas tentang hal itu, karena keraguan yang masih saja ada. Dan berbicara tentang keraguan itu sendiri, yang membuatku ragu adalah, bila seandainya Bara ingin menjalani sebuah hubungan serius yang berakhir pada pernikahan apakah aku bisa menjalani hidupku bersamanya tanpa membalas cinta yang ia beri padaku? Aku memang sudah memutuskan untuk memakai perasaanku dan hatiku sejak saat Bara mencium bibirku yang pertama kali di apartemenku malam itu.

Karena aku tak punya alasan lain lagi untuk menolak perasaan orang yang bilang sudah mencintaiku, karena aku pantas dan layak dicintai. Sedangkan orang yang kucintai teramat dalam pergi dan belum kembali lagi. Aku hanya tahu Ben sekarang tinggal di Australia, tetapi tidak tahu tepatnya di mana. Om Abram merahasiakannya dariku. Alia yang pada akhirnya tahu sesuatu pun, urung memberitahukannya padaku, meskipun aku memaksa ia tetap enggan memberitahukannya, dia memang penjaga rahasia yang sangat andal.

Bukannya aku masih sangat peduli pada Ben, tetapi menjalani hari-hari tanpa ada kabar darinya lebih dari satu setengah tahun, membuatku merasa kehilangan sesuatu. Bahkan ia keluar dari grup WhatsApp yang ia buat sendiri untuk Alia dan aku, membuatku makin sulit untuk hanya sekedar mengetahui kabarnya.

"Ta!" Suara perempuan yang malam ini terlihat sangat menawan dan cantik dengan balutan gaun pengantin itu mengaggetkanku.

"Eh?" Rupanya first dance Alia dengan Daffa sudah selesai, aku tadi memperhatikannya tapi pikiranku berkelana sampai ke benua Australia. "Udah kelar ya? Astaga saking terpesonanya gue, sampai nggak ngeh kalau musiknya udah berhenti," jelas aku berbohong, tidak mungkin, kan, aku bilang kalau pikiranku traveling memikirkan Ben? aku tertawa sambil mengibaskan tangan.

"Mas Bara jadi datang nggak, Ta? Tadi kata tante Mira, kak Kania sama Mas Nico izin pulang duluan, soalnya perut kak Kania agak kram."

Between the Lines [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang