Bagian Dua belas|| Peluang...

3 1 0
                                    

'You who always take my words as a joke.'

***



Seperti biasa,selesai matkul Zoeya bersama sahabat-sahabatnya menghabiskan waktu makan siang bersama. Kali ini kantin barat Fakultas Gizi menjadi tempat berkumpul mereka. Meskipun mereka MABA,tetap saja penampilan mereka menjadi sorotan baik dari mahasiswa seangkatan maupun para kating alias kakak tingkat.

Dengan adanya Desca dan Sean yang ikut bergabung bersama mereka membuat kelima gadis itu menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak,? Nuca,Desca dan Sean adalah mahasiswa jurusan bisnis yang terkenal ketampanannya di seantero kampus. Belum lagi label anak sultan yang melekat pada diri mereka membuat para mahasiswi terang-terangan mengaku mengagumi ketiga pemuda itu. Walau bagaimanapun,jelas hal itu juga menguntungkan para gadis. Mereka yang masih termasuk MABA jadi tidak khawatir akan di ganggu para kakak tingkat yang terkenal sangat menyebalkan.

"Si anying jadi kesini nggak,sih!?. Keburu makin siang nih," ucap Sean pada Desca.

"Udah sampe parkiran,. Santai kali Yan,matkul kita juga jam satu..masih dua jam lagi" Desca menyahut.

"Masalahnya gue udah laper banget,,pesen duluan aja lah!!" Sean bangkit dari duduknya,namun langsung di tarik kembali oleh Desca.

"Nggak sabaran lo!!. Bentar lagi juga nyampe,belajar setia kawan!"

Yogi dan Dirga tertawa melihat wajah Sean yang berubah semakin masam. Menghilangkan kedongkolan Sean,Yogi berinisiatif mengajak abangnya itu bermain game bersama--MABAR.

Brisia yang tengah berbincang ringan dengan Yura,Viola dan Alea sontak mendongak saat Dirga berseru memanggil nama Nuca. Gadis itu mengernyit menatap siapa yang ikut berjalan di samping kekasih sahabatnya itu.

"Zoe" Brisia menyenggol lengan Zoeya. Gadis yang tengah asik menonton kartun di ponselnya itu hanya bergumam tanpa berniat mengalihkan pandangannya.

"Liat dulu Zoe,itu cowok lo dateng" Brisia semakin gencar menggoyangkan lengan Zoeya. Karena terusik,mau tak mau Zoeya mendongak.

Zoeya memicing melihat Nuca yang datang bersama seorang gadis. Lagi-lagi dengan perempuan itu--siapa lagi kalau bukan si singa betina alias Liona.

"Ngapel dulu,Ka?. Lama amat nyampenya" sarkas Zoeya saat Nuca sudah mendekat ke meja mereka.

Sean yang tertawa paling keras di susul kekehan dari para sahabatnya. Nuca tak menanggapi perkataan Zoeya karena ia tahu gadisnya itu hanya bercanda.

"Macet banget,,. Oh ya,gue bawa Liona,kebetulan tadi berangkat bareng yaudah gue ajak gabung. Nggak papa kan?" Nuca meminta izin pada teman-temannya.

Zoeya mendengus karena perkataannya tak di gubris oleh Nuca. Menghilangkan kekesalan,ia kembali menyibukkan diri menonton film kartun favoritnya.

"Maaf yah,jadi ganggu kalian..Tadinya aku mau ke perpus aja,tapi Nuca maksa nyuruh ikut gabung" Liona berucap tak enak.

"Santai..ini tempat umum kali,bukan private room punya kita" Desca menjawab singkat,sedangkan yang lainnya memilih menyibukkan diri dengan kegiatan masing-masing.

"Nggak papa Li,lagian kalo kamu ke perpus sampe jam matkul bakal bosen disana. Disini kan bisa sekalian kenalan sama temen aku," Nuca menimpali.

Zoeya masih bisa mendengar percakapan mereka. Meski fokusnya pada kartun di hp nya,tetap saja telinganya masih mampu mendengar suara-suara mereka. Bahkan Nuca dengan terang-terangan membicarakan dirinya dengan Liona.

"Waah,,jarang banget loh anak kuliahan masih suka kartun. Biasanya mereka lebih suka film bioskop atau drama-drama korea," kata Liona antusias.

"Emang kenapa kalo Zoe suka kartun,?. Lo nggak berfikiran Zoeya childish kan,?" Brisia berkata sengit. Gadis itu memang tak pandai beramah tamah.

MISDIRECTED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang