'Terlepas dari semuanya,aku hanya terbiasa dengan keberadaannya. Kini aku melepasmu bukan lagi dengan air mata luka,namun dengan air mata bahagia.'
-Zoeya Allura-
***
Setelah menyelesaikan urusannya bertemu dengan rektor kampus,Zoeya berjalan menuju gedung barat untuk menemui Sagara.
Semakin hari,intensitas pertemuan keduanya semakin banyak. Entah itu saat berangkat ke kampus,jam makan siang,bahkan saat pulang pun,Sagara dengan setianya menunggu di kantin Fagiz demi bisa pulang bersama dengan Zoeya.
Meskipun terkadang sifat tengil dan jutek pemuda itu kerap kali membuat Zoe kesal,namun tak bisa di pungkiri kalau Zoeya selalu merasa aman dan nyaman jika bersama Sagara.
Bibir tipis Zoeya melengkung sempurna membentuk senyuman manis. Hal baru yang akhir-akhir ini di lakukan Saga saat pertama kali berjumpa dengannya adalah,pemuda itu akan mengacak surai coklatnya sekaligus merapikan poni. Hal kecil yang bahkan dulu tak ia sukai jika Nuca melakukan itu.Namun kini berbeda,seperti ada efeksi tersendiri saat Sagara yang melakukannya.
"Gimana tadi,?. Nggak ada masalah kan,?" tanya Saga.
Pemuda itu mengulurkan yoghurt siap minum yang langsung di nikmati seketika oleh Zoeya.
"Pak Tio kangen gue deh kayaknya Ga.Makannya tadi nyuruh gue buat dateng ke ruangannya" jawab Zoeya ngasal.
Sagara hanya mengangguk meng'iya'kan.Mungkin dosen itu memang tengah merindukan mahasiswinya.
"Ga,lo percaya.??" Zoeya bertanya heran.
"Soal apa?"
"Pak Tio kangen gue,"
Sagara mengangguk."Percaya.Lo kan emang selalu bikin orang kangen"
Zoeya berdecih.Tak menyangka respon Sagara akan se simpel itu. Terkadang,Zoeya sangat sulit memahami Sagara.Pemuda itu terkadang bersikap sangat manis,namun juga kerap kali bersikap sangat menyebalkan.
"SAGARA"
Baik Sagara maupun Zoeya sama-sama berbalik. Seorang perempuan cantik tengah berlari dari ujung koridor menuju arah keduanya berdiri--tidak,lebih tepatnya Sagara berdiri.
"Gara,gue cariin lo di SEKRE HIMA ternyata lo nya disini," kata gadis itu sambil menormalkan deru nafasnya.
"Ada perlu apa?"
Zoeya sedikit tersentak.Kali ini suara Sagara sangat berbeda.Terlalu cuek bahkan terkesan dingin.Berbeda ketika berbincang dengannya atau dengan teman-teman pemuda itu.
"Lo hari ini free kan?.Bantu gue kelarin proposal dong,Regan hari ini nggak berangkat.Lo kan wakilnya Regan,jadi lo bisa gantiin dia dong...Proposal ini penting banget buat event akhir semester,"
"Gue gak bisa"
Perempuan itu berdecak kesal. "Bentar doang,Garaaaa..tiga puluh menit juga kelar kok.Yah yah yah,,,please.??"
"Gue udah ada janji.Lo bisa minta tolong Alvi.Dia kan wakilnya lo,udah tugas dia,"
"Tapi Gar_
KAMU SEDANG MEMBACA
MISDIRECTED
DiversosBagaimana jadinya jika orang yang kamu percaya dan paling kamu anggap berharga justru jadi orang pertama yang menggores luka?. Menjalin hubungan hampir empat tahun lamanya tak menjamin kalau kisah percintaan Zoe dan Nuca endingnya akan membahagiakan...