Bagian Dua puluh dua|| Titik berat

0 1 0
                                    

'Sometimes, I want to be the most selfish. But I also realized, because of my past selfishness, I lost everything. Right now, I just want to be someone who can always understand, without demanding to always ask to be understood.'

***


Ceremony Cafe siang ini ramai oleh beberapa mahasiswa yang kebanyakan tengah menghabiskan waktu makan siangnya. Selang beberapa menit,pintu cafe kembali terbuka menampilkan segerombol pemuda yang langsung mendapat sorotan di tempat tersebut.

"Udah bilang Desca belum,kita udah disini?" Revan bertanya pada Elang.

Seperti biasa,kursi ujung yang tempat duduknya menggunakan sofa menjadi tempat paten bagi mereka.

"Udah. Kelasnya bentar lagi selesai katanya,"

Revan mengangguk mengerti. Pemuda berjaket denim itu mengeluarkan laptop dari dalam tasnya. Mulai membuka benda kotak itu,sampai layarnya menampilkan Wallpaper band legendaris asal Inggris,THE BEATLES.

"Ga,mouse yang lo pinjem kemaren mana,?"

Sagara yang tengah fokus mabar dengan Gio hanya mengisyaratkannya lewat dagu.

"Kagak ada,Ga. Lo naro sebelah mana,?" Revan mulai mencari-cari mouse di dalam tas Saga.

"Cari aja,gue lupa. Intinya dalem tas" kata Saga tanpa mengalihkan perhatiannya dari game di ponselnya.

Revan semakin mengobrak-abrik tas ransel milik Sagara. Sudah di cek berkali-kali namun benda yang di carinya tak kunjung ditemukan.

"Ga!! Gak ada.." Revan mulai kesal.

Sagara berdecak. Pemuda itu meletakkan ponselnya di meja kemudian mengambil alih tas yang semula di pagang Revan. Saga mulai mencari mouse yang sempat dirinya pinjam pada Revan tiga hari yang lalu.

"Lah,?. Kok iya gak ada ya Van."

"Yeee si anying gak percayaan. Udah gue obrak-abrik juga nggak ada bambank!!"

"Lah terus kemana,?"

"Ya mana gue tau,kan lo yang naro Ga!"

"Gue nggak pernah ngeluarin mouse itu dari tas. Serius,"

Sagara mengingat-ingat kapan terakhir kali dirinya menggunakan mouse tersebut. Tapi seingatnya,ia hanya menggunakannya saat mengerjakan laporan,itupun di rumah Revan.

"Lang,minjem mouse punya lo," Revan beralih pada Elang.

"Ambil aja noh di tas depan," kata Elang yang sedang melakukan vidcall dengan entah siapa.

"Nanti cari lagi Ga,. Tuh mouse hoki buat gue. Udah nemenin dari jaman gue kelas tiga SD. Awas aja lo ilangin!!" Ucap Revan pada Saga.

"Iya iya...ntar gua cari lagi. Barangkali emang ketinggalan di kamar gua"

Revan berdecak saat melihat Saga sudah kembali asik dengan game nya. Memasang mouse di laptop,Revan mulai sibuk dengan Vidio yang sedang ia edit untuk dokumentasi MAPALA.

Sagara dan Gio mulai berisik di tempatnya yang langsung membuat Elang dan Revan menegur keduanya karena mengganggu. Namun bukannya mengecilkan suara,keduanya justru semakin gencar memaki.

MISDIRECTED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang