Bagian Dua puluh tiga||Klausa Rasa

1 0 0
                                    


'Enjoy life, without having to be too demanding.'

***


Untuk di sukai oleh semua orang,kita tidak perlu mengupayakan apapun,termasuk harus merubah pribadi diri seperti apa yang mereka inginkan.

Begitupula dengan Zoeya. Sejak ia lebih sering di antar jemput oleh Nuca dan Sagara,belakangan ini gadis itu menjadi sorotan warga kampus baik dari fakultasnya maupun dari fakultas lainnya. Zoeya kerap kali di pandang sinis dan remeh terutama oleh kakak tingkat atau senior perempuan. Banyak rumor yang beredar mengenai dirinya seperti label 'Perusak hubungan orang' atau 'Cewek Ganjen' yang kerap kali Zoeya dengan tiap tak sengaja berjumpa dengan para senior.

Tentu saja bukan Zoeya namanya jika meladeni cibiran mereka. Gadis itu kelewat santai bahkan sesekali ikut nimbrung menjelek-jelekkan dirinya sendiri. Bahkan Zoeya tak segan untuk menyindir balik sampai membuat mereka terbungkam dengan perkataan pedas milik Zoeya. Sebenarnya Zoeya juga sangat malas meladeni hal yang akan membuang tenaganya,ia hanya merespon jika sedang bosan. Mencari permainan.

Lagipula,ia sadar. Dirinya tak bisa menuntut agar semua orang bisa menyukainya. Wajar mereka seperti itu karena yang lebih mereka percaya adalah rumor,bukan fakta. Mereka lebih suka menelan informasi mentah-mentah tanpa mau repot-repot menyaringnya terlebih dahulu.

"Zoeya"

Gadis cantik yang tengah menikmati coklat di kursi taman itu mengalihkan atensinya ketika namanya di panggil oleh seseorang. Zoeya menengok ke arah kiri,menemukan Liona yang sudah berdiri di sana.

"Bisa kita bicara?"

Liona berkata sambil menunduk,seolah takut menatap Zoeya. Perempuan berambut hitam sebahu dengan kaca mata berframe dusty itu mendekap erat buku yang di pegangnya.

"Soal apa,?" Zoeya bertanya santai sambil kembali menikmati coklatnya. Sangat enak,Saga memang luar biasa bisa menemukan coklat seenak itu.

"Soal Nuca,"

Zoeya bergumam,kemudian menggeleng. "Gue sama Nuca udah kelar. Ambil aja kalo lo masih mau,"

Liona mengerjap. Bukan itu yang akan dirinya bicarakan pada Zoeya. "Aku mau minta maaf soal Nuca,"

Liona mengehela nafas pelan kemudian ikut duduk di samping Zoeya membuat gadis itu seketika menjaga jarak. Liona tersenyum miris menatap Zoeya.

"Aku egois banget yah Zoe,?. Aku jahat banget mau pisahin kamu sama Nuca. Aku berlagak jadi orang yang selalu Nuca prioritaskan padahal aku sendiri tau kalau kamu prioritas Nuca yang sesungguhnya. Aku yang buat mereka anggap kamu sebagai orang ketiga antara aku dan Nuca,padahal kenyataannya akulah orang ketiganya,"

Zoeya mengerjap bingung. Entah serius atau tidak dengan perkataanya,tapi Zoeya melihat Liona berkata dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.

"Aku minta maaf Zoe..aku minta maaf udah buat bimbang perasaan Nuca terhadap kamu. Aku minta maaf karena jadi penyebab berakhirnya hubungan kalian. Aku minta maaf karena udah egois ingin memiliki Nuca. Aku bener-bener nyesel udah lakuin itu Zoe..."

Liona menjeda kalimatnya karena harus mengatur nafas akibat berbicara sambil menangis. "Aku malu...aku takut buat minta maaf ke kamu. Aku tahu kalau perbuatan aku nggak bisa kamu maafin,kamu berhak benci sama aku. Tapi aku mohon,maafin aku sekali ini aja Zoe..Aku menyesal. Aku nggak berfikir jernih saat itu,aku_aku_

"Gue udah maafin lo" Zoeya memotong perkataan Liona.

Yah,Liona memang salah. Tapi tidak ada alasan baginya untuk membenci gadis itu. Lagipula kalau Nuca tidak memberi celah,mungkin Liona tak akan bertindak sejauh itu. Dan lagi,alasan hubungannya dengan Nuca berakhir bukan salah Liona sepenuhnya. Ada alasan lain yang lebih kuat yang memang mengharuskan ia dan Nuca berpisah.

MISDIRECTED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang