Bagian Tujuh||Prepare...

2 1 0
                                    


'Increasingly, I'm used to without you.'


***


Setelah kelas berakhir,Dirga dan Yogi segera beranjak menuju gedung Fakultas Bisnis lantai tiga.Apalagi kalau tidak untuk mewawancarai Narasumbernya kali ini.

Kedua pemuda itu berdiri di balkon tepat di depan kelas Nuca.Beberapa menit menunggu,kelas pun berakhir dan satu persatu mahasiswa berhamburan keluar dari kelas.

"Ngapain lo berdua disitu,,?" Sean terheran-heran dengan keberadaan dua adik tingkatnya yang tengah berdiri di depan kelas mereka.

"Nyari kating cewek,barangkali ada yang cocok" celetuk Dirga dengan tampang tengilnya.

"Ooh,,lo udah bosen pacaran ama Brisia?Cewek lo buat gue aja gimana,,?.Sebagai gantinya,lo gue cariin cewek cakep di sini" kata Desca yang langsung membuat Dirga menatapnya horor.

"Jangan dong bang,,gue bercanda yaelah...Brisi tetep satu-satunya honey gue kok"

Yogi menggeleng pelan. "Mental krupuk mau coba-coba jadi fuckboy.Ya nggak cocok!!"

"Gue tuh memang nggak punya tampang fuckboy macem lo!!.Gue tuh basicnya jadi goodboy yang selalu menjaga perasaan dan hati perempuan" Dirga membela diri.

Tak tahan dengan tangannya,Sean mengulurkannya untuk menabok bahu Dirga lumayan keras membuat pemuda itu meringis kesakitan.

"Punya dosa apa gue...Bahu kokoh gue perasaan kena tabokan terus dari pagi" keluh Dirga sambil mengusap bahu kanannya.

"Kalian ngapain disini,,,?" Nuca membuka suara.

Namun sebelum Yogi dan Dirga mengatakan maksud dan tujuan mereka,sebuah suara memanggil nama Nuca membuat atensi kelima pemuda itu teralihkan.

"Eh,,maaf yah jadi ganggu kalian ngobrol" kata perempuan yang tadi memanggil nama Nuca.

"Kenapa Li,,,?" tanya Nuca.

Dirga menatap intens pada perempuan yang berdiri tepat di samping Nuca. "Lo cewek yang semalem di bawa bang Nuca kan,,?"

Liona terperanjat kemudian mengangguk ragu. "Aku_Aku mau bilang maaf sekaligus makasih tentang kejadian semalem sama kamu" katanya pada Nuca.

"Semalem aku salah minum,makannya bisa sampai mabuk. Aku minta bartender nya buat telvon abang aku malah dia telvon ke nomor kamu.Maafin aku ya Nuca,semalem bikin kamu repot"

"Santai aja...untungnya aku cepet dateng,kalo engga kamu bisa bahaya disana dalam keadaan kaya gitu.Lain kali kalo ada masalah jangan lari ke bar,ntar justru nambah masalah"

Liona tersenyum kemudian mengangguk cepat."Aku janji hal itu nggak keulang lagi.Sekali lagi makasih ya Nuca"

"Sama-sama"

"Oh ya,,nanti siang kita jadi ngerjain tugas pak Hamdan kan?" Nuca mengangguk sebagai jawaban.

"Okeh nanti aku kabarin yang lainnya.Yaudah aku duluan yah,bye semua.."

Mereka balas melambaikan tangan.Hingga bayangan Liona menghilang dari sudut koridor,barulah ada yang membuka suara.

"Gue perhatiin,lo makin deket aja ama si Liona" kata Desca yang langsung membuat Nuca mengernyit.

"Deket gimana,,,?.Bukannya dari dulu gue juga deket ama dia yah,,?.Kan dia udah sekelas ama kita dari semester pertama.Gue juga satu Organisasi sama dia,wajar aja kan kalo deket"

MISDIRECTED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang