Bagian Tiga Puluh || Trauma masa lalu

4 0 0
                                    


'Dia pandai mengcover diri,sampai lupa menampilkan isi. Dia selalu berusaha menjadi apa yang dia harus bisa,tanpa perduli jika dia tak memiliki sisi nyaman dalam Zona hidupnya.'

-Sagara-

***

Sial. Begitulah definisi yang Zoeya rasakan saat ini. Sudah ban mobilnya tiba-tiba bocor,sekarang malah hp nya yang ikutan mati total. Padahal ia harus menghubungi orang bengkel dan meminta supir untuk bisa menjemputnya.

Ditambah lagi,jalanan yang ia lewati kini sudah semakin sepi dan langit yang semula cerah kini berubah menjadi gelap. Bisa di pastikan,sebentar lagi pasti rintik hujan akan turun_dan Zoeya benci suasana creepy seperti itu.

Sepertinya,rencana untuk kabur ke Bandung harus gagal karena kendala seperti ini. Padahal,ia sudah membuat list kegiatan untuknya nanti saat berada di sana.

"Duuuh gimana dong,minta bantuan siapa...mana sepi gini," keluhnya sambil melihat sekelilingnya mencari bantuan.

Zoeya kembali masuk kedalam mobilnya,mencari charger dan mencoba kembali mengaktifkan ponselnya. Dugaanya tentang cuaca kali ini tepat sasaran. Semenit setelah ia memasuki mobil,hujan tiba-tiba saja turun dengan derasnya membuat gadis itu semakin merasa tidak nyaman.

"Yes nyala..c'mon bertahan bentaaaar aja gue mau telvon orang rumah" mohonnya sambil mencari kontak sang mama di hp nya.

Tok tok tok...

Zoeya tersentak kaget. Di luar mobilnya,dua orang pria berbadan besar dengan jaket kulit hitam  tengah mengetuk-ngetuk kaca mobilnya.

"Woy buka!!"

Panik. Ia semakin panik saat dua orang itu semakin mengetuk kaca mobilnya dengan keras. Wajah dua orang itu tak terlihat karena mereka mengenakan helm fulface yang menutup seluruh wajahnya.

Tok tok tok.....

"Yah yah yaaahhh...kok mati lagi sih!!!" Zoeya kembali dibuat panik saat ponselnya tiba-tiba kembali mati.

"Wooy...buka!!!kalo lo nggak buka ni pintu,gue congkel!!" ancam mereka.

Zoeya tak berani membuka pintu. Ia hanya bisa meringkuk mundur di jok belakang. Mobil ia kunci sepenuhnya agar ia merasa sedikit aman.

Kejadian seperti ini,membuatnya takut setengah mati. Bahkan rasanya ia hampir di buat tak bisa bernafas. Ia seolah terlempar pada kejadian beberapa tahun silam,potongan-potongan kejadian itu seperti kaset rusak yang terputar di otaknya.

Ia takut. Sangat ketakutan. Dia sendirian.

"Jangan...please jangan jahatin aku,,Aku_aku.." racaunya sambil memegangi kepala.

Kejadian itu,kejadian kelam yang berhasil mengukir trauma hebat dalam hidupnya,sampai ia harus menjadi pasien di rumah rehabilitasi jiwa.

______________

20 November 2015.

Siang itu,gadis cantik dengan bandana pink di rambutnya tengah menampilkan senyum cerah sambil memasuki rumahnya yang begitu megah.

Melangkah lebih dalam,senyum di wajahnya semakin luntur saat menyadari suasana rumah yang nampak sepi.

Selalu seperti ini. Tak ada yang menyambutnya saat dia pulang ke rumah. Ia selalu merasa sendirian di rumah sebesar ini.

"Loh,non Allura udah pulang ternyata.. Capek banget ya??mau bibi bikinin jus nggak,biar capeknya ilang" seorang asisten rumah tangga datang menghampirinya.

MISDIRECTED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang