[Sebelum baca wajib vote dulu, makasi kakak cantik/ganteng]
---
"Bye, Bunda ...."
Anneth tersenyum membalas lambaian tangan itu, dia terus memperhatikan Archer hingga pria kecil itu masuk ke dalam sekolah.
Sudah 2 minggu ini Archer tinggal bersama Anneth di Apartemen, dan beginilah aktivitas barunya setiap pagi, yaitu mengantar Archer ke sekolah dan menjemputnya siang nanti.
Archer masih belum setuju jika Jasson akan menikah lagi, sudah banyak cara duda satu anak itu membujuk Archer namun tetap belum bisa.
Anneth tersadar dari lamunannya begitu merasakan ponselnya bergetar, gadis itu langsung meraih tasnya kemudian mencari ponselnya. Yang dia temukan justru sebuah kartu nama yang terjatuh, dia memungut kartu nama itu.
Jl. Antariksa nomor 21
Ah, dia ingat sekarang. Ini adalah kartu nama seorang psikolog yang sempat dibicarakan oleh Dokter Archer kala itu.
"Sebenernya gue butuh psikolog nggak, sih?" monolognya.
Ponselnya kembali berdering, dia terus mencari di mana letak benda pipih itu. Dapat!
"Halo?"
"Bisa ke rumah sakit sekarang?"
"O--okey."
🍂
Suasana canggung begitu terasa di dalam ruangan bernuansa putih ini, apalagi ketika kedua pasang mata itu menatapnya dengan tatapan tajam.
"Kamu mau sampe kapan konsumsi obat anti depresi terus?"
Dirinya semakin menunduk mendengar pertanyaan itu, dia tau terlalu sering mengkonsumsi obat memang tidak baik, tapi dirinya bisa merasa tenang setelah meminumnya.
"Ikut saya ke ruangan."
Setelah dirasa orang di hadapannya itu keluar, dia baru berani mengangkat kepala. Menatap seorang wanita di seberang meja.
"Dia cari tahu sendiri, Mba Anneth," ucap wanita itu yang mengerti arti tatapannya.
Yang menelfon Anneth tadi adalah Dokter Archer, dia kira ada sesuatu yang terjadi pada Reza. Namun begitu sampai di rumah sakit, justru dirinya lah yang bermasalah.
Anneth bangkit dari duduknya, menyusul Dokter Archer di ruangan pria itu sendiri. Begitu masuk, dirinya dihadiahi tatapan menyalang.
"Duduk."
Gadis itu menurut, Anneth duduk pada kursi yang terletak di hadapan Archer, hanya ada meja yang menjadi sekat antara dirinya dan dokter itu.
"Bukannya saya sudah kasih alamat psikolog itu?" tanya Archer.
"I--iya, Dokter."
"Terus kenapa kamu belum ke sana? Beneran mau nunggu parah?"
Anneth diam, dia bingung harus menjawab apa. Sudah cukup lama Dokter Archer menyarankan dirinya untuk datang ke psikolog ini.
"Atau kamu mau konsultasinya sama saya? Saya bisa menangani pasien seperti kamu," tawar Archer.
Gadis itu mendongak dan langsung menggeleng dengan cepat, itu tidak mungkin. Dengan Ajeng yang notabene-nya adalah sahabatnya sendiri pun dia jarang bercerita, apalagi ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/253004759-288-k274195.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HI! EX [END]
Aktuelle LiteraturMove on itu lama, yang sebentar cuma hubungan kita. Hi! Ex. Ketemu ex setelah sekian lama lostcontac, udah berhasil move on, udah berhenti peduli, udah nggak pernah kepikiran lagi. Kisah ini bukan sekedar menceritakan sepasang 'mantan' kekasih yang...