[Sebelum baca wajib vote dulu, makasi kakak cantik/ganteng^^]
---
Sakit hati obat nya ada dua. Mengikhlaskan, membiasakan.
•••
Anneth hanya menghela nafas berat saat mendengar suara Ajeng yang sedari tadi mengisi penjuru mobil.
"Iya, Je. Lagian ada Archer di situ," ucap Anneth masih berusaha sabar.
Ajeng kesal dengan Anneth karena gadis itu baru pergi menuju rumah sakit saat jam sudah menunjukkan pukul 17.00, cuaca di luar tengah hujan deras sepeninggal Anneth.
"Archer denger bunda kan?" tanya Anneth memastikan, dia tahu bahwa Ajeng selalu menyalakan mode loud speaker nya.
"Iya bunda," sahut pria kecil itu.
"Lo apa sih, Je. Archer aja yang anak kecil nggak takut," ucap Anneth.
Ajeng memang penakut, dia tidak bisa sendirian dalam cuaca hujan deras disertai petir. Terlebih jika malam hari.
"Iya tapi sebelum jam delapan lo harus udah sampe di kos," peringat Ajeng.
"Iya astaga, udah matiin dulu gue udah sampe. Archer jagain tante dulu ya," ucap Anneth.
Archer menyahuti ucapan nya sebelum panggilan itu kemudian terputus.
Mereka sudah sampai di pelataran rumah sakit, selesai mencari tempat untuk parkir mereka turun dan langsung menuju lantai paling atas.
"Maaf lo jadi tengkar sama Ajeng."
Anneth menoleh ke samping kirinya dimana seorang pria tinggi berdiri.
"Santuy aja sih, lagian lo udah sering liat Ajeng begitu. Dia kan emang penakut orangnya," jelas Anneth.
Ini bukan kali pertamanya mengantarkan pria yang menjabat sebagai adik tingkat nya itu ke rumah sakit.
Pintu lift terbuka, seorang pria dengan jas putih yang membalut tubuh tingginya itu masuk sembari memberikan senyum hangat.
Anneth bergeser mendekat ke arah adik tingkatnya itu, memberi ruang untuk sang dokter muda. Mungkin dokter baru, dia sering ke rumah sakit namun baru kali pertama bertemu dokter di hadapannya ini.
"Padahal gue tinggal satu semester lagi, terus lulus nyusul lo. Tapi gue malah makin drop," ucapnya.
"Apa sih, mana Reza yang gua kenal, yang nggak gampang nyerah? Lo pasti bisa Za, gue yakin. Ayo dong, gue aja yakin masa lo nggak sih," ucap Anneth dengan aura positif nya.
Reza tersenyum, gadis di sampingnya ini memang sangat membantunya. Anneth tidak pernah meninggalkan nya meskipun gadis itu tau kondisi yang tengah dialami Reza sekarang.
Dengan refleks, Reza melayangkan satu kecupan pada puncak kepala Anneth. Tentu hal itu berhasil menghipnotis gadis yang kini berada di rangkulannya.
Dan dalam waktu bersamaan, sepasang mata itu langsung mengalihkan pandangannya.
---
"Tn. Syahreza Aditama, minggu lalu kondisinya sempat memburuk. Seharusnya setelah kemoterapi hari ini dia bisa membaik lagi, yang terpenting doa nya. Selalu berpikir positif ya Neth, dia pasti baik-baik aja."
Senyum Anneth perlahan memudar, menyisakan senyum tipis. Dia kehabisan kata-kata untuk merespon ucapan dokter yang kurang lebih sudah 2 tahun menangani Reza.
KAMU SEDANG MEMBACA
HI! EX [END]
Ficción GeneralMove on itu lama, yang sebentar cuma hubungan kita. Hi! Ex. Ketemu ex setelah sekian lama lostcontac, udah berhasil move on, udah berhenti peduli, udah nggak pernah kepikiran lagi. Kisah ini bukan sekedar menceritakan sepasang 'mantan' kekasih yang...