[Sebelum baca wajib vote dulu, makasi kakak cantik/ganteng^^]
---
Pagi ini Anneth berjalan dengan tergesa sepanjang lorong, setelah mengantarkan Archer ke sekolah dia langsung bergegas menuju rumah sakit.
Dewi---ibunda Reza---menelponnya tadi dan mengatakan bahwa kondisi Reza pagi ini tiba-tiba melemah. Langkahnya memelan saat mendapati Dewi menangis dalam pelukan Caca.
Dia melirik ke arah kamar Reza melalui kaca di pintu dan mendapati dua sosok laki-laki yang dikenalnya juga beberapa perempuan sedang berada di dalam sana.
"Ibu?"
Dewi menoleh, dia langsung beralih memeluk Anneth dan kembali menangis.
"Netha, Ibu harus gimana lagi," ujar Dewi sedikit sesenggukan.
"Yang Reza butuhin sekarang cuma doa dari Ibu," ucap Anneth mengelus punggung Dewi memberi ketenangan.
Pintu terbuka dengan tiba-tiba, tiga orang suster mendorong hospital bed itu keluar dengan cepat.
"Harus dipindahkan ke ruang ICU," ucap Saga.
Kemudian menyusul para perawat tadi untuk kembali melakukan pemeriksaan lebih lanjut tentu bersama Archer yang menjadi partner-nya.
"Ibu makan dulu, ya?" tanya Caca.
Anneth menoleh ketika mendengar pertanyaan Caca itu, jarak usia antara Caca dan Anneth tidak begitu jauh, hanya terpaut 3 tahun.
"Ibu belum makan?" tanya Anneth.
Caca menggeleng. "Nggak mau, Dek, dari kemarin belum makan padahal."
"Bu, Anneth tau Ibu lagi sedih. Tapi kesehatan Ibu juga harus dijaga, nanti kalo Reza sembuh jangan sampai gantian ibu yang sakit," jelas Anneth.
Dewi hanya terdiam, jejak air mata terlihat jelas di kedua pipinya.
"Bapak pulang, Kak?" tanya Anneth menatap Caca.
"Lagi di perjalanan, mungkin besok sampai," jawab perempuan itu. Anneth mengangguk paham.
"Ibu, makan ya?" bujuk Caca masih berusaha.
"Reza?" tanya Dewi menatap nanar pintu ruangan Reza tadi.
"Ada Anneth yang jagain, Bu. Ibu makan dulu," ujar Anneth dengan cepat.
Dewi mengangguk, Caca izin kepada Anneth untuk menemani ibundanya makan di kantin rumah sakit.
Gadis itu pergi menuju ruang ICU untuk memantau Reza di sana, sebenarnya dia benci ruangan ini.
Ruangan dengan pencahayaan sedikit redup itu seolah menjadi simbol bahwa siapa pun yang memasukinya dengan keadaan tidak baik-baik saja pasti akan berakhir.
Umur dua orang yang disayangnya dulu berakhir di ruangan ini, kecil kemungkinan keluar dengan keadaan baik-baik saja.
Lantunan ayat suci Al-Quran pasti akan terdengar bila memasukinya, tabung oksigen di mana-mana, elektrokardiograf saling bersahutan dari pasien satu dengan pasien lain.
Cukup lama Archer dan Saga berada di dalam sana, Caca menelponnya tadi mengatakan bahwa dia membawa Dewi pulang sejenak untuk membersihkan diri.
"Halo?"
Suara Ajeng terdengar di seberang sana setelah beberapa kali dia mencoba menelponnya.
"Halo, Je. Gue minta tolong dong jemput Archer di sekolah," ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HI! EX [END]
General FictionMove on itu lama, yang sebentar cuma hubungan kita. Hi! Ex. Ketemu ex setelah sekian lama lostcontac, udah berhasil move on, udah berhenti peduli, udah nggak pernah kepikiran lagi. Kisah ini bukan sekedar menceritakan sepasang 'mantan' kekasih yang...