[Sebelum baca wajib vote dulu, makasi kakak cantik/ganteng^^]
---
Anneth membaca ulang semua surat-surat yang dia dapatkan bersamaan dengan kado-kado yang dikirim oleh seseorang entah siapa itu. Setiap suratnya terdapat angka '9'.
Angka apa sebenarnya ini? Kado-kado itu tak pernah berhenti dia dapatkan setiap harinya, dia mulai merasa tidak nyaman.
"Neth–astaga,"
Anneth menoleh, mendapati Ajeng di daun pintu sana terkejut, gadis itu tercengir.
"Berantakan banget kamar lo," ucap Ajeng berkacak pinggang.
"Je, lo paham nggak sih angka sembilan ini apa?" tanya Anneth menunjukan salah satu surat itu pada Ajeng, gadis itu mendekat dan duduk di tepi ranjang Anneth.
Ajeng menggeleng. "Kenapa emangnya?"
"Gue penasaran siapa yang ngirim kado-kado ini setiap harinya, apa dia gabut banget sampe beliin gue banyak kado?"
"Setelah satu bulan lo baru penasaran?! Satu bulan, Neth?!" tanya Ajeng tak habis pikir.
Anneth berdehem, waktunya terlalu berharga untuk mencari tahu siapa sosok yang tidak berani menampakkan diri secara langsung ini.
Ajeng bangkit, dia merapikan sedikit bajunya. "Gue mau ke minimarket depan, mau nitip?"
"Ngapain?"
"Ya jajan lah, nanya lagi," sungut Ajeng.
"Noh banyak, ambil aja," ucap Anneth menunjuk tumpukan snack yang berada di atas meja. Mata Ajeng membelalak.
"Buset, banyak amat," kejutnya, dia berjalan menuju meja sana dan meraih beberapa snack.
"Lo beli sebanyak ini buat apaan, Netha?" tanya Ajeng.
Anneth menarik nafas berat menunjuk tumpukan surat di hadapannya. "Gue nggak beli, semuanya dikasih orang ini."
"Sebanyak ini?"
"Ya makanya gue mau cari tau siapa orangnya, udah cukup dia ngirimin gue kado. Ini berlebihan," jawabnya.
Ajeng sibuk memilih mana snack yang akan dia ambil dan makan, ini terlalu banyak dan semuanya favorit Ajeng. Tiba-tiba saja gerakannya terhenti, dia menoleh ke arah Anneth yang masih sibuk mencari petunjuk.
"Ini orang yang sama kayak yang ngirimin lo pesan WhatsApp itu?"
"Kayaknya," jawab Anneth.
"Kenapa nggak coba lo telfon aja?" tanya Ajeng memberi saran.
"Boro-boro bisa nelfon, pas gue bales chat-nya aja langsung mendadak ceklis."
"Lacak IP address-nya," usul Ajeng.
"Di sembunyiin sama dia," jawab Anneth.
"Gak tau deh gue. Btw, makasih ya jajannya. Gue mau drakor-an dulu," ucap Ajeng membawa segenap snack itu menuju kamarnya.
Anneth menghela nafas, dia berbaring menatap langit-langit kamarnya ini. Berusaha memecahkan semua teka-teki yang diberikan.
"Sembilan .... "
"Angka apaan? Gue nggak pernah berurusan sama angka sembilan deh perasaan," gumamnya.
Gadis itu kesal sendiri, kenapa dirinya mendadak tidak bisa berpikir? Biasanya segala teka-teki bisa dia selesaikan dengan cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
HI! EX [END]
General FictionMove on itu lama, yang sebentar cuma hubungan kita. Hi! Ex. Ketemu ex setelah sekian lama lostcontac, udah berhasil move on, udah berhenti peduli, udah nggak pernah kepikiran lagi. Kisah ini bukan sekedar menceritakan sepasang 'mantan' kekasih yang...