𝐇𝐈! 𝐄𝐗 || 𝐁𝐀𝐁 𝟏𝟕

3.4K 298 1
                                    

[Sebelum baca wajib vote dulu, makasi kakak cantik/ganteng^^]

---

Ajeng menatap bingung sahabatnya yang tengah terdiam, sudah 1 jam lebih dia melihat Anneth sama sekali tidak berpindah posisi.

Seperti biasa, TV nya menyala menayangkan sebuah siaran. Namun justru TV nya yang menonton Anneth.

Ajeng bergidik ngeri, bulu kuduknya terangkat. Dia menatap ke sekeliling apartemen ini, apa jangan-jangan di sini memang banyak penghuni tak kasat mata?

Atau mungkin Anneth begitu karena semalam dia pulang larut? Setan mana yang bisa menembus dinding ke-galakan Anneth?

Drtt ....

Anneth tersadar dari lamunannya, dia mengangkat ponselnya yang berdering menampilkan sebuah panggilan masuk. Alisnya mengerut bingung, namun dia tetap menerima panggilan itu.

"Halo?"

Gadis itu menoleh ke belakang, mendapati Ajeng yang tengah tercengir kaku di balik bar dekat pantri dengan ponsel yang menempel di telinga.

"Gabut banget sih, Je," sungutnya memutus panggilan itu.

"Ya abis lo serem udah satu jam bengong, gue kira lo sawan," jawab Ajeng.

Anneth hanya berdehem menanggapi ucapan sahabatnya itu, dia mengubah posisinya menjadi berbaring di sepanjang sofa.

"Lo kenapa?" tanya Ajeng berusaha mendekat meskipun sebenarnya dia takut.

"Gapapa, gue cuma lagi buang waktu sambil nunggu Archer pulang," jawab Anneth.

"Mending lo bantu skripsi gue," ujar Ajeng.

"Gak, biasain murni pengerjaan sendiri," ucap Anneth.

Ajeng meraih toples berisikan cookies coklat yang terletak di atas meja, membuka tutupnya kemudian mulai memakannya.

"Lo tau nggak sih, Dokter Archer yang keliatan se-manly itu pun masih butuh bodyguard," celetuk Ajeng. Anneth langsung menoleh.

"Tau darimana lo?" tanya Anneth.

"Kemarin gue liat dia ganti mobil itu depan loby, terus ada empat cowo lain. Yang dua keliatannya supir soalnya udah lumayan berumur, nah dua lagi tuh pake pakaian serba item, kacamata, topi, style-nya bodyguard banget lah pokoknya," jelas Ajeng panjang lebar.

Anneth langsung merubah posisinya menjadi duduk tegak, dia mulai tertarik dengan pembahasan Ajeng karena ini informasi yang bisa dia gali untuk mencari tahu sebenarnya Dokter Archer itu siapa.

Pantas saja mobil Dokter tampan itu berbeda dari mobil yang dia naiki saat akan mengantarnya ke psikolog.

"Masa iya sih? Salah liat kali lo," ujar Anneth.

"Gue cuma rabun, bukan buta. Bodyguard segede itu jelas gue masih liat, kecuali bodyguard-nya beda alam, itu mah liatnya  harus pake mata batin."

Gadis itu terdiam, ciri-cirinya sama persis dengan seseorang yang sering menemuinya di loby untuk menyerahkan kado.

Di kepalanya langsung muncul satu ide, dia melirik ke arah jam dinding. Sudah pukul setengah 11 siang.

"Gue jemput Archer dulu, ya," pamitnya sembari meraih tas.

Anneth memang sudah rapih sedari pagi, dia harus mengantarkan Archer ke sekolah tepat pukul 7 pagi. Anneth bukan tipe orang yang percaya diri keluar dengan keadaan belum mandi, meskipun dia tetap cantik dan rapih.

HI! EX [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang