"MAAF!!!"
Perhatian semua orang yang ada di ruangan itu langsung tertuju pada pria berjanggut yang duduk berlutut di tengah-tengah mereka baru saja berteriak sambil membenturkan dahinya ke lantai.
"Ada apa?" Tanya Candra heran.
"Gama sakit karna ulah saya," katanya lagi dengan tegas.
Semuanya saling memandang heran lalu kembali menoleh ke arah Gooner yang masih belum mengangkat kepalanya.
Sejak kemarin, Gama yang baru bangun tidur tiba-tiba saja meringis kesakitan sambil menangis tanpa henti.
Alasan keluarga mereka bisa tiba disini karna Shiro, beruang berbulu coklat milik Gama keluar dari rumah dan mengaum dengan sangat keras untuk menarik perhatian tetangga. Para tetangga yang datang pun akhirnya menghubungi Candra, Tira, dan juga Wardi.
Tanpa berlama-lama mereka semua tiba di rumah itu dan membantu merawat Gama.
"Tidak perlu berkecil hati. Terkadang Gama juga sulit di atur," kata Candra tersenyum sambil mengangkat kepala pria itu.
Gama yang dari tadi merengek menangis baru saja berhenti setelah di gendong oleh Lia.
"Mungkin sebaiknya aku disini dulu saja sampai Gama sudah lebih baik," kata Candra berdiskusi dengan Tira dan Karin.
"Memang seharusnya begitu. Aku bisa ko mengurus kafe sendiri," sahut Karin.
"Kau yakin? Maaf yah kalau terlalu merepotkan jadinya," kata Candra merasa tidak enak.
"Tenang saja, aku juga akan membantu di kafe mu," kata Tira sambil menggaruk kepalanya.
Candra tampak senang karna ada teman-temannya yang bisa dia andalkan.
Wardi dan Lia juga terlihat sedang berdiskusi. Wardi tampaknya meminta Lia untuk menjaga Gama saja dan biar dia sendiri yang mengurus sawah.
Karna itu permintaan suaminya, Lia hanya bisa menurutinya saja.
Gooner yang berdiri tidak jauh di kerumunan itu terus memperhatikan Tira. Raut wajahnya seakan mengatakan kalau pria itu terlihat tidak asing baginya.
"Permisi, maaf mengganggu,"
Semua orang di rumah itu langsung menoleh ke arah pintu depan. Disana ada laki-laki berjas hitam yang biasa datang ke rumah Tira.
"Ada apa?" Tanya Tira heran.
Laki-laki itu terdiam memperhatikan semua orang yang ada disana. Tapi kebanyakan perhatiannya tertuju pada pria pendek yang berada di belakang Candra.
"Bisa kita bicara di luar?" Pintanya pada Tira.
"Aaa... Menyusahkan saja," gerutunya sambil mengikuti orang itu keluar.
Karna hari sudah semakin sore, Candra mengatakan pada semua yang tersisa untuk pulang.
"Anu.. Karin," panggil Candra sebelum dia melangkah keluar dari rumah ini.
Gadis yang bekerja sebagai pelayan di kafenya itu pun berbalik dan wajahnya tampak heran. Karna saat ini Candra terlihat malu-malu, padahal biasanya dia selalu bersikap tenang.
"Tidak perlu di pikirkan. Kabari aku perkembangan Gama kecil yah. Aku pulang dulu," kata Karin tersenyum.
Candra tersentak lalu terkekeh mendengarnya.
Setelah menggantikan baju Gama yang masih tertidur pulas, Candra pergi ke dapur membuat makan malam untuknya dan tamu anaknya.
Candra sadar kalau Gooner dari tadi memperhatikan nya dari balik dinding.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kami (Part 4)
FanfictionPerhatian, cerita ini terdapat adegan dewasa termasuk sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di sarankan untuk tidak membacanya.