Karna pak Ujang sudah membuka wajahnya, mereka kembali duduk sambil memakan makanan yang ada.
Selain Wardi, keempat bapak-bapak itu terus saling melirik ke arah tubuh dan selangkangan mereka.
Terlebih dari tadi pak Juned dan pak Enju juga memperhatikan tubuh gempal pak Ujang.
"Eum.. jamurnya enak. Beli dimana pak?" Tanya Wardi ke pak Juned.
Tapi tidak ada tanggapan apapun darinya.
Pak Juned hanya menunduk sambil melirik ke arah pak Ujang.
Wardi baru sadar kalau pak Juned dan pak Enju terus memperhatikan pak Ujang yang sedang meminum kopinya.
"Owh!!?"
Wardi tertegun saat dia melihat kedua kontol bapak-bapak itu juga mengeras.
"Pak.."
Pak Ujang, pak Juned dan pak Enju pun menoleh ke arah pak Dakir yang duduk menghadap pak Ujang sambil membuka kedua kakinya.
Pak Juned dan pak Enju benar-benar kaget saat melihat kontol pak Dakir juga sudah berdiri tegak.
"Isap pak," katanya.
Lagi-lagi kedua bapak-bapak itu tersentak karna perintah pak Dakir pada pak Ujang.
Pak Ujang yang terlihat ragu pun merangkak mendekati pak Dakir lalu memasukkan kontolnya ke dalam mulutnya.
"Iyaaah.. enak sekali pak.."
Pak Juned dan pak Enju sampai menelan ludah melihat pak Dakir kenikmatan saat kontolnya di isap.
"E-emangnya enak pak?" Tanya pak Juned.
"Enak banget pak. Bapak mau coba mulut pak RT?" Kata pak Dakir menawarkan.
Pak Juned sempat terdiam. Tapi kemudian dia bergegas menggeser untuk menggantikan tempat duduk pak Dakir.
"ooh.. enak sekali.. istri saya aja ga pernah mau kalo saya suruh ngisep kontol saya," kata Juned kenikmatan.
Pak Enju yang sudah termakan nafsu pun langsung bergeser dan meminta pak Juned untuk bergantian.
Pak Ujang pun menggunakan kedua tangannya untuk menggenggam kedua kontol itu dan mengisapnya secara bergantian.
Pak Dakir yang berdiri di sebelah mereka terus tersenyum ke arah Wardi yang dari tadi terpaku melihat tiga orang di hadapannya.
"Gila, kontolnya Yang sudah berdiri terlihat lebih mengerikan dari sebelumnya," pikir pak Dakir.
"Aaaah!!! Pak!! Saya mau keluar!!"
"Saya juga pak!!"
Pak Ujang langsung menelan habis peju kedua bapak-bapak itu tanpa tersisa sedikit pun.
Pak Enju dan pak Juned tampak terengah-engah setelah semua Peju mereka di telan habis oleh pak Ujang.
Pak Dakir pun berlutut di belakang pak Ujang lalu mengarahkan kontolnya ke pantat pak Ujang.
"Aaaah.. enak.."
Tubuh pak Ujang langsung menegang sambil menahan nyeri ketika pak Dakir menusukkan kontolnya.
Desahan pak Ujang membuat kedua orang yang ada di hadapannya kembali bergairah.
Pak Enju yang wajahnya paling dekat dengan wajah pak Ujang tampak memerah.
"Enak pak?" Tanyanya.
"Uuuh.. *shhh.. enak sekali pak.." kata pak Ujang.
Pak Enju jadi merasa penasaran setelah melihat ekspresi pak Ujang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kami (Part 4)
FanfictionPerhatian, cerita ini terdapat adegan dewasa termasuk sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di sarankan untuk tidak membacanya.