"Kita sampai," kata Tira sambil membuka pintu rumahnya.
Gama yang tadi di gendong Tira pun langsung turun dan berlari masuk ke dalam rumah besar milik pamannya.
"Bos,"
Tira mengangkat alisnya lalu berbalik dan melihat ada salah satu anak buahnya yang paling dekat dengannya masih duduk di atas motor.
"O- yaa.. terimakasih. Maaf merepotkan mu. Padahal tadi kau pasti lelah sekali," kata Tira sambil menggaruk kepalanya.
Pria itu tersenyum lalu membungkuk sedikit padanya.
"Tidak masalah. Kalau begitu saya pamit dulu," katanya sambil menyalakan Motornya lalu pergi meninggalkan rumah itu.
Akhirnya dia bisa bernafas dengan lega setelah seharian bergerak tanpa henti.
Setelah menutup pintunya, Tira langsung membuka kaus singlet nya dan berjalan ke arah sofa lalu duduk bersandar sambil meluruskan kakinya di lantai.
"Paman.."
Gama yang tadi dari dapur tiba-tiba datang sambil memberikan botol air untuk pamannya.
Tira pun tersenyum lalu mengangkat dan meletakkan Gama di atas tubuhnya.
"Terimakasih," katanya sambil meminum air itu.
Gama menyeringai tertawa senang melihatnya.
Saat sedang minum, Tira tersentak merinding karna Gama memainkan jarinya di perutnya. Dia juga sesekali menusuk perutnya, dan itu membuatnya sedikit geli.
"Sudah jam 9 lewat, sebaiknya kita tidur," kata Tira menggendong Gama masuk ke dalam kamarnya.
Tira pun meletakkan Gama di tempat tidur lalu dia melepaskan celana pendeknya.
Gama yang duduk disana terus memperhatikan pamannya yang kini hanya memakai celana dalam.
Lengan besar, perut besar, Gama cenderung menyukai pamannya karna hal itu.
"Paman tidur tidak pakai baju sama celana?" Tanyanya heran.
Tira pun menoleh ke arah Gama lalu berfikir sejenak.
"Tidak sih. Paman kan punya baju tidur," katanya sedikit bingung.
"Hee.. curang.. dari dulu Gama tidak punya baju tidur," katanya sebal.
"Benarkah? Bagaimana kalau besok kita beli?" Tawar Tira menyeringai padanya sambil mengambil satu setel baju tidur miliknya.
Gama yang senang mendengar langsung bangkit berdiri di atas kasur.
"Yeaay.. terimakasih Paman," katanya sambil melompat ke arah Tira.
Tira yang melihat Gama secara reflek langsung membuat baju tidurnya dan menangkap anak itu.
"Hei.. hati-hati," omelnya.
Gama menyeringai lebar lalu menusuk-nusuk pentil hitam pamannya sampai Tira merintih kesakitan.
"Hei hei hentikan.." katanya sambil meletakkan Gama kembali ke kasur dan memungut baju tidurnya.
"Sekarang tidur. Paman mau mandi dulu. Kalau kau haus, kau tau kan dimana dapurnya," kata Tira berdiri di ambang pintu.
"Gama tau ko," katanya mengangguk pelan.
Tira membalas senyuman ponakannya lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah mendengar pintu kamar mandi terkunci, Gama pun bergegas turun dari tempat tidur dan pergi ke dapur.
"Bikin camilan aah.." gumamnya penuh semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kami (Part 4)
FanfictionPerhatian, cerita ini terdapat adegan dewasa termasuk sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di sarankan untuk tidak membacanya.