Pemandian Umum

1K 34 4
                                    

Benar-benar di luar dugaan. Wardi merasakan keanehan sejak dia masuk ke dalam mobil bus yang sudah di sediakan pak Slamet.

Meskipun dia kenal semua orang di kampung, tapi tetap saja rasanya canggung.

"Seharusnya tadi aku memilih untuk tidak ikut," pikirnya.

Tapi dia tidak bisa membatalkannya sekarang karna mereka sudah setengah jalan menuju tujuan.

"Anu.. pak Wardi,"

Wardi tersadar dari lamunannya dan menoleh ke arah pak Ujang yang duduk bersamanya.

"Iya pak RT, ada apa?" Tanya Wardi mencoba untuk bersikap ramah meskipun dia mengepal tangannya sampai gemetar. Dulu biasanya kalau dia seperti ini, pasti Wardi sudah membunuh banyak orang yang ada di melintas di depannya sampai dia kembali normal.

Bapak-bapak bertubuh gempal itu perlahan menyerahkan sesuatu yang dari tadi dia pegang pada Wardi. Wardi sedikit bingung kenapa orang ini menunjukkan sekantung penuh permen padanya.

"Ini.. permen mint, bapak terlihat lesu hari ini. Mungkin kalau makan permen ini, bapak jadi lebih releks,"

Wardi terdiam memperhatikan permen itu. Lalu dia mengambil satu dan memakannya.

"Makasih. Tapi saya rasa cara bapak menawarkan makanan seperti masih remaja saja. Tidak perlu kaku begitu," kata Wardi menyeringai sambil menepuk-nepuk pundaknya.

Tiap sentuhan yang di lakukan Wardi, wajah pak Ujang semakin menegang karna sebenarnya dia takut pada Wardi. Meskipun dari tadi dia diam, tapi hawa keberadaan nya sangat berat.

Setelah mereka sampai, Wardi sedikit berubah pikiran. Pemandian air panas yang mereka kunjungi ternyata cukup bagus.

Ada lebih dari empat kolam dengan alas dan sandaran yang terbuat dari batu.

Beberapa kolam terletak di tempat yang berbeda karna mereka sedang berada di puncak gunung.

Pemilihan hari pak Slamet memang hebat, tidak banyak pengunjung yang datang di hari itu. Sebagian besar berasal dari rombongan mereka.

Barang-barang semua orang sudah di bawakan oleh pelayanan penginapan, dan orang-orang langsung membawa baju ganti serta alat mandi ke kolam pemandian.

Grup yang terdiri dari pekerja yang ada di sawah semuanya sudah berendam.

Karna ini pemandian umum, jadi Wardi tetap memakai pakaian utuh sewaktu berendam.

"Santainya.." pikir Wardi senang sambil bersandar pada batu yang ada di belakangnya.

Teman-temannya yang bekerja di sawah yang sama dengannya tampak kecewa karna Wardi tetap memakai baju utuh meskipun dia berendam di kolam.

"Pak Wardi, bapak orangnya maluan yah?"

Wardi yang sedang releks kembali membuka matanya dan melirik ke arah pak Juned yang memanggilnya.

"Emm.. tidak juga. Kenapa tanya begitu?" Tanya Wardi balik.

"Yaa.. habisnya, bapak berendam memakai baju dan celana panjang," katanya sambil mengangkat bahunya.

Wardi terdiam sejenak lalu dia duduk tegak menghadap ke arah teman-temannya yang tampaknya juga menunggu jawaban darinya.

"Rasanya agak aneh kalau berendam di kolam campuran seperti ini," kata Wardi sambil menggaruk kepalanya.

"Kenapa memangnya?" Tanya Bu Ais.

Wardi melirik ke arah Bu Ais lalu dia melihat ke sekelilingnya.

"Waktu saya di Jepang terus masuk ke pemandian umum hanya dengan celana pendek. Entah kenapa pandangan semua orang tertuju pada saya hahaha. Rasanya jadi tidak nyaman," katanya sambil tertawa.

Mereka semua langsung mematung mendengarnya sekaligus membayangkan bagaimana bentuk tubuh orang yang terlihat konyol ini.

Setelah setengah jam, para bapak-bapak secara kompak keluar dari kolam.

Sebenarnya Wardi masih ingin lanjut, tapi selain teman-temannya yang dari sawah, tidak ada lagi orang yang paling dekat dengannya. Jadi dia merasa lebih baik dia mengikuti yang lain saja.

Di kamar bilas, semua orang disana terpaku dan terkesima sewaktu Wardi tiba hanya dengan sehelai handuk di pinggangnya.

Tidak sedikit orang yang terpaku memperhatikan Wardi yang berjalan menuju shower untuk membersihkan diri.

"Tubuh macam apa itu.." pikir pak Dakir.

Lengan berotot dan perut sixpack yang terbentuk jelas. Wardi benar-benar memiliki tubuh sempurna bagi seorang laki-laki.

Pak Wardi pun melirik ke arah pak Ujang yang masih terpaku memperhatikan Wardi. Dia pun tersenyum karna memikirkan sesuatu di dalam kepalanya.

_____________________

Yoo semua..

Saya mau kenal lebih lanjut dari kalian Donk hehehe, siapa tau aja kit bisa ketemu.

Saya dari Jakarta, kalian dari mana nih?

Kisah Kami (Part 4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang