*peringatan, terdapat adegan panas di dalamnya.
Sambil menunggu pak Ujang menulis selembaran kertas, pak Dakir terus melihat sekitar rumah yang sunyi ini.
"Istri pulang kapan pak?" Tanya pak Dakir.
"Katanya Minggu depan," katanya sambil fokus dengan kertas yang dia tulis.
Dadang yang duduk di sebelah bapaknya merasa sedikit bosan setelah melihat layar HP-nya. Dia juga jadi ikut fokus memperhatikan kertas yang kini sedang di tanda tangani pak Ujang.
"Nah sudah selesai," kata pak Ujang memberikan kertas itu ke Dadang.
"Makasih pak, maaf ngerepotin. Padahal kemarin bisa sekalian," kata Dadang malu.
"Gapapa, saya juga lagi senggang," sahut pak Ujang.
Pak Dakir yang dari tadi memperhatikan tubuh pak Ujang meminta Dadang untuk menunggu di ruang tamu karna dia ingin berbicara empat mata dengan pak Ujang di dapur.
Pak Ujang tersentak mendengarnya. Dia langsung menduga apa yang di inginkan pak Dakir darinya.
Setelah mereka sampai di dapur, pak Dakir langsung tersenyum lebar melihat pak Ujang yang mencoba melihat ke arah lain sambil menutupi wajahnya yang memerah.
"Mau isep lagi ga pak?" Tanya pak Dakir sambil berjalan mendekati pak Ujang.
Pak Ujang bergidik merinding sewaktu pak Dakir mendekat dan membelai selangkangannya.
Dia berjalan perlahan ke belakang pak Ujang lalu kedua tangannya meremas dada besar milik pak Ujang.
Rasa geli yang menjelar di sekujur tubuhnya benar-benar tak tertahankan sewaktu pak Dakir memainkan putingnya.
Dia terus menutup mulutnya agar tidak menimbulkan suara karna ada Dadang di ruang tamu.
Pak Dakir terus menciumi bagian belakang leher pak Ujang sampai tubuh bapak-bapak gempal itu gemetar.
"Nungging pak," bisik pak Dakir.
"Ma-mau ngapain emangnya," kata pak Ujang pelan sambil menahan desahannya.
"Saya mau coba masukin ke pantat bapak," bisik pak Dakir lagi.
"Tapi pak, pasti sakit kan? Lubang pantat kan kecil, mana muat," balas pak Ujang.
"Udah bapak nurut aja," kata pak Dakir membantu pak Ujang membungkukkan badannya lalu menyingkap sarung yang dia pakai dan mengeluarkan kontolnya dari celananya.
Pak Dakir benar-benar terkesima melihat lubang kemerahan yang berkedut di depannya.
Dia pun meludah ke lubang itu lalu menggesekkan kontolnya di lubang itu.
Nafas pak Ujang terdengar semakin tidak karuan karna rasa gatal sekaligus nikmat yang baru saja dia rasakan.
Tapi, matanya langsung terbuka lebar sewaktu dia merasa ada yang mencoba masuk dan merobek pantatnya.
"AW AW PAK SAKIT!!" Teriaknya.
Pak Ujang kembali menutup mulutnya dan wajahnya tampak pucat karena dia kelepasan berteriak.
"Pak, bapak gapap-"
Dadang terdiam sewaktu melihat pemandangan yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
"Nah pas banget. Buka celana kamu dang," kata pak Dakir.
Kini Dadang dan pak Ujang yang terkejut karna pak Dakir mengatakan itu.
Dadang yang masih kebingungan terus melihat ke arah bapaknya dan pak Ujang secara bergantian.
"Deh.. malah bengong. Kamu belum pernah ngewe kan? Ayo cepetan," Dadang tersentak mendengar bapaknya mengatakan itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/264351128-288-k271082.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kami (Part 4)
FanfictionPerhatian, cerita ini terdapat adegan dewasa termasuk sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di sarankan untuk tidak membacanya.