*peringatan, terdapat adegan panas di dalamnya.
Sepulang dari sawah, pak Dakir langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sambil berkeramas, tiba-tiba saja dia jadi membayangkan bagaimana kalau Wardi ngewe dengan istrinya.
Meskipun terlihat santai, Wardi tidak pernah sekalipun terlihat kelelahan.
"Eh Aa, kontol aa berdiri gitu?"
Pak Dakir terkejut karena tiba-tiba terdengar suara istrinya.
Ternyata Bu Ela yang datang berniat membawakan handuk sudah tiba di depan pintu kamar mandi.
Pak Dakir langsung menarik istrinya lalu menyingkap daster yang dia pakai dan melepaskan celana dalamnya.
Dia langsung melumat bibir istrinya sambil jarinya memainkan selangkangan istrinya.
Desahan mereka tersamarkan oleh suara keran air yang mengisi bak air.
Pak Dakir pun membalikkan tubuh istrinya dan membuatnya membungkuk lalu mengarahkan kontolnya ke selangkangannya.
"Ngh... Ahh.."
Kontol besarnya pun masuk dan membuka lubang memek yang sudah basah itu.
Perlahan dia menggerakkan pinggulnya dan mulai memainkan irama yang lembut.
"Mama.."
Pak Dakir dan istrinya terkejut karna mendengar suara anaknya yang baru pulang dari sekolah sudah tiba.
"A, *ssshh.. udah dulu. Ada Dadang," pinta Bu Ela sambil mendorong mundur suaminya.
"Aduh.. lagi tanggung nih," keluhnya.
"Ih apa sih. Nanti kalo dia denger gimana," protes Bu Ela sambil melepaskan diri lalu merapihkan baju nya dan keluar dari kamar mandi meninggalkan pak Dakir dengan kontol yang masih berdiri tegak.
Dengan perasaan kesal, pak Dakir keluar dari kamar mandi dengan wajah masam.
"Pak,"
Pak Dakir yang baru mau mengambil air minum di dapur pun menoleh ke arah anak satu-satunya yang berdiri di pintu.
"Oh, apa dang? Kamu baru pulang sekolah?" Tanya pak Dakir sambil meneguk segelas air.
"Yaa.. tadi ada kegiatan di sekolah. Pak, anter Dadang yuk ke pak RT," pinta anak remaja yang kini sudah menginjak kelas 2 SMA itu.
"Ooh.. mau ngapain?" Tanya pak Dakir datar karna sebenarnya dia masih sebal pada anaknya sendiri karna secara tidak langsung, dia yang membuat istrinya mengakhiri hubungan nya tadi.
"Di suruh dari sekolah minta keterangan domisili gitu. Maklum lah, kan aku sekolahnya di luar desa," kata anaknya lagi.
Mau tidak mau pak Dakir pun pergi bersama Dadang ke rumah pak Ujang yang bukan lain adalah ketua RT di rumahnya.
Di jalan, tanpa di duga-duga mereka berdua malah bertemu dengan orang yang baru saja di bayangkan oleh pak Dakir sewaktu dia mandi tadi.
Wardi yang baru saja dari warung membeli gula berpapasan dengan mereka.
Tapi, sesaat sebelum Wardi menyapa, matanya melirik ke arah selangkangan pak Dakir. Wajah pak Dakir langsung berubah merah karna dia tidak bisa menyembunyikan kalau rasa sangenya belum bisa hilang begitu saja.
"Mau kemana?" Tanya Wardi pada mereka.
"Ke rumah pak RT, mau urus surat-surat pak Wardi," jawab Dadang tersenyum padanya.
"Wah.. hahaha baik.. saya duluan yah," kata Wardi melanjutkan langkahnya.
Sesampainya di rumah pak Ujang, pak Dakir terus mengetuk pintu rumah itu, tapi tidak ada tanggapan sama sekali dari dalam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kami (Part 4)
FanfictionPerhatian, cerita ini terdapat adegan dewasa termasuk sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di sarankan untuk tidak membacanya.