12. A Letter

46 7 0
                                    

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Soobin menghantamkan Sejin ditembok kamar Sejin sampai mengeluarkan suara yang cukup keras, tak hanya itu tangan Sejin juga merah karena cengkraman tangan Soobin yang tenaganya bukan main. "Awh!" Rintih gadis itu.

"Apa apaan kamu!" Seru Soobin, wajahnya merah karena marah sekarang.

"Kamu yang apa apaan! Nabrakin aku ke tembok!" Balas Sejin tak terima.

"Kenapa? nggak suka!?"

"Enggak lah! kamu kenapa sih!"

Soobin mengunci pergerakan Sejin dengan menaruh tangannya disamping Sejin hingga cewek itu sulit bergerak lalu menatapnya. "Cowok mana yang nggak marah kalo ceweknya ciuman sama cowok lain!?"

Kata kata itu membuat Sejin diam, tapi itu murni bukan salahnya. Salahkan saja Yeonjun yang tiba tiba menciumnya seperti itu.

"Tapi bukan aku yang mulai." Kini Sejin menunduk menahan air matanya agar tak keluar.

Soobin yang melihat mata adiknya berkaca kaca kemudian mengangkat dagu Sejin lalu mencium bibirnya secara bruntal.

Cowok itu bermaksud menghilangkan bekas ciuman Yeonjun dari bibir Sejin.

"Eungh!"

Tapi tetap saja Sejin menangis, tiba tiba dia tidak suka dicium, itu membuatnya terlihat seperti... bitch.

Soobin mendorong tubuh kecil Sejin keranjang kemudian mulai melepaskan kancing bajunya sehingga membuat Sejin melotot.

Sesegera mungkin Sejin mendorong tubuh kakaknya lalu gadis itu duduk sambil menempelkan punggung nya ke tembok.

"k-kamu mau ngapain!" Teriaknya.

"Kenapa?"

"Jangan kelewatan!"

Soobin mengangguk lalu memeluk adiknya. "Maaf, gua kelepasan, maaf juga karena udah ngehantam kamu ke tembok. Selanjutnya nggak lagi."

Mungkin.


⋆.ೃ࿔*:・

Keesokkan harinya Sejin sebenarnya ragu untuk pergi ke sekolah karena Yeonjun tadi malam.

Baru saja cewek itu melangkah kan kakinya masuk kedalam kelas sudah disambut oleh Ryujin.

"Jin minjem catetan Sejarah lo kemarin, nanti dikumpulin tapi gua belum nyatet." Ujar Ryujin.

Sejin bersyukur juga Ryujin dan Yeji tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya.

Ia mengangguk lalu membuka tasnya dan mengeluarkan catatan Sejarah. "Nih"

Ryujin tersenyum senang "makasih." ucapnya lalu mencatat dibangkunya.

Tak lama kemudian Yeonjun datang kekelas sambil meminum coca cola lalu duduk.

Wajahnya ada bekas tonjokan berwarna biru keunguan, pasti rasanya sakit. Tunggu, tidak hanya diwajah tapi ditangan juga ada bekas luka.

Rasanya kemarin Yeonjun tidak kenapa napa.

"Ras buangin nih."

Dan anehnya Yeonjun bertingkah seperti tidak ada yang terjadi, padahal Sejin berusaha untuk menjauhinya.

Seperti biasa Sejin menuruti perintah Yeonjun. Saat dia mengambil botol coca cola, Yeonjun mengatakan sesuatu yang membuatnya berhenti.

𝐒𝐮𝐝𝐝𝐞𝐧𝐥𝐲 | Choi Soobin ① ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang