13. Problem

41 6 0
                                    

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Flasback.

"Mama kamu kemana kok selalu Papamu yang jemput?"

Soobin yang masih kecil menunduk karena  tidak bisa menatap wajah teman temannya, ia takut kepada teman temannya.

"Kalian nggak denger? Dia nggak punya ibu." sahut anak kecil yang lain.

"Katanya ibunya bunuh diri karena dia sama Ayahnya."

"Anak pembawa sial."

"Pantes aja nggak punya ibu."

"Hahahaha."

"Hahaha."

Soobin kecil meneteskan air matanya ke tanah, hatinya berdegup kencang mendengar perkataan teman temannya yang membuatnya sakit hati.

"Dasar nggak punya ibu!" anak kecil yang satunya mendorong tubuh Soobin hingga terjatuh.

"Pindah aja sana! disini cuma sekolah untuk anak yang punya ibu!" anak kecil lain ikutan membuly Soobin.

"CUKUP! Keluarga kalian aja nggam harmonis masih aja ngatain orang yang nggak punya ibu!"

Soobin yang menunduk kini mengangkat kepalanya setelah mendengar omelan dari anak kecil lain.

Sejin. Gadis kecil itu membela Soobin dengan menatap tajam para pembuli itu satu persatu.

"Kamu siapa! Cewek tuh mainnya masak masakan!" Kata anak kecil yang bertubuh besar tak terima.

"Jangan ngomong gitu! kamu nggak tahu siapa dia?" temannya membisik.

"Emang siapa cewek kecil itu?"

"Dia Sejin, Mamanya galak banget jangan berurusan sama dia, bahkan ibuku yang berkuasa aja takut sama Mamanya." balas yang lain.

"Ka-kali ini aku ampunin!" Anak kecil bertubuh besar itu lari pergi dengan diikuti teman temannya dibelakang.

"Hm! Dasar anak cemen!" Kata Sejin sambil melihat berlarian dari belakang.

"Kamu nggak apa apa?" tanya gadis itu, sembari mengulurkan tangannya kepada Soobin untuk membantunya berdiri.

Soobin membalas uluran tangannya lalu mengangguk.

"Jangan dipikirin ucapan mereka ya, kamu tahukan aku juga nggak punya Ayah."

Soobin mengangguk lagi, dia adalah anak dari calon istri ayahnya. Jadi Soobin sudah mengenalnya.

"Kamu kan mau dapet Mama baru! Jadi nggak bakal dibuly lagi sama mereka!" Kata Sejin yang berusaha menghibur.

Soobin hanya diam saja tanpa menoleh gadis itu.

"Mamamu yang dulu... sering mukulin kamu ya?" Sejin bertanya lagi, tapi kali ini Soobin menoleh kearahnya.

"Tau dari mana?"

Sejin nampak tersenyum singkat sambil memperhatikan luka luka yang ada ditubuh Soobin.

"Mamaku nggak kaya gitu kok, dia baik banget malah." Sejin berusaha untuk dekat dengan Soobin, karena dia juga ingin Soobin menjadi kakaknya.

"Terus Papa kamu kemana?"

"Cerai. Aku nggak tahu kapan, tapi mama yang bilang."

Wajah Sejin yang tadi tersenyum kini mendadak berubah, membuat Soobin tidak enak.

"M-makasih udah nolongin dari anak anak tadi."

"Iya sama sama... Jadi kamu bakal setuju kan kalau orang tau kita menikah?"

𝐒𝐮𝐝𝐝𝐞𝐧𝐥𝐲 | Choi Soobin ① ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang