-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
Flashback
“Mama kamu ke mana? Kok selalu Papa kamu yang jemput?”
Soobin kecil menunduk, tak berani menatap wajah teman-temannya. Ia takut.
“Kalian nggak dengar? Dia nggak punya ibu,” sahut seorang anak dengan nada mengejek.
“Katanya, ibunya bunuh diri gara-gara dia sama ayahnya.”
“Anak pembawa sial.”
“Pantes aja nggak punya ibu.”
“Hahaha.”
Soobin mengepalkan tangannya. Dadanya terasa sesak, dan matanya mulai panas. Ia tak bisa melawan, hanya bisa menunduk semakin dalam.
Tiba-tiba, dorongan keras mendorong tubuhnya hingga jatuh ke tanah.
“Pindah aja sana! Ini sekolah buat anak-anak yang punya ibu!”
Tawa mereka semakin kencang. Soobin merasakan lututnya yang sakit akibat jatuh, tapi yang lebih menyakitkan adalah kata-kata mereka.
“CUKUP!”
Suara tajam itu memecah tawa anak-anak yang sedang membully Soobin.
Soobin mendongak, melihat seorang gadis kecil berdiri di hadapannya dengan tangan terkepal.
Sejin.
“Dasar kalian! Keluarga sendiri aja nggak harmonis, masih berani ngatain orang lain!” Sejin menatap tajam satu per satu anak-anak itu.
“Kamu siapa sih? Cewek tuh mainnya masak-masakan, bukan belain anak cengeng!” ejek salah satu anak bertubuh besar.
“Jangan ngomong gitu! Kamu nggak tahu siapa dia?” bisik temannya di sampingnya.
“Emang siapa?”
“Itu Sejin. Mamanya galak banget, bahkan ibuku yang berkuasa aja takut sama dia.”
Mata anak yang mengejek tadi langsung membelalak. “K-kali ini aku ampunin!” Ia langsung berlari pergi, diikuti teman-temannya yang lain.
“Huh! Dasar anak cemen,” dengus Sejin sambil melipat tangan di dada.
Ia lalu berbalik ke arah Soobin yang masih duduk di tanah dan mengulurkan tangannya. “Kamu nggak apa-apa?”
Soobin menatap tangan kecil itu sebelum akhirnya menyambutnya dan berdiri.
“Jangan dengerin mereka, ya. Kamu tahu kan, aku juga nggak punya ayah,” ujar Sejin, tersenyum kecil.
Soobin hanya mengangguk.
“Kamu kan bakal dapet mama baru! Jadi, nggak bakal dibully lagi sama mereka!” katanya berusaha menghibur.
Soobin diam. Ia tidak menanggapi, hanya menatap tanah.
“Mamamu yang dulu… sering mukulin kamu, ya?” Sejin bertanya pelan.
Soobin menoleh cepat. “Tau dari mana?”
Sejin tersenyum singkat, matanya menatap luka-luka di tubuh Soobin. “Aku bisa lihat.”
Soobin terdiam. Ia tidak tahu harus berkata apa.
“Mamaku nggak kayak gitu kok, dia baik banget,” lanjut Sejin dengan nada riang.
“… Terus, papa kamu ke mana?”
“Cerai. Aku nggak tahu kapan, tapi Mama yang bilang,” ucapnya, kali ini dengan nada yang lebih pelan.
Soobin menatap gadis itu. Tadi ia tersenyum, sekarang wajahnya berubah muram.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐮𝐝𝐝𝐞𝐧𝐥𝐲 | Choi Soobin ① ✔️
RomansaSejin mengalami patah hati setelah kekasihnya, Felix, memutuskan hubungan mereka karena merasa tertekan oleh sikap protektif kakaknya, Soobin. Felix merasa bahwa hubungan mereka bukan hanya melibatkan dua orang, tetapi juga Soobin yang selalu ikut c...
